Eight

296 45 5
                                    

"Sebentar!" Teriakku saat mendengar seseorang menekan bel. Aku mengikat rambutku ala messy bun dan berlari ke arah pintu, kemudian membukanya. Senyumanku langsung pudar ketika melihat siapa yang menekan bel tadi.

"Kenapa kau disini?" Tanyaku ketus. Aku melihatnya memutar matanya. "Aku ingin berbicara dengan mu tentu saja" ucapnya acuh tak acuh.

"Bagaimana kau tau alamat rumahku?" Tanyaku sambil menyipitkan mataku. "Aku bisa mendapatkan informasi mu dengan mudah."

God, aku benar-benar sedang tidak mood untuk bertengkar.

"Briana! Sebaiknya ajak temanmu untuk masuk ke dalam! Tidak baik membiarkan tamu berdiri di luar!" Seru ibu dari dalam rumah. Aku menghela nafas mendengar perintah ibu.

"Ia bukan temanku" ucapku pelan di hadapannya. Namun aku tetap mempersilahkannya untuk masuk dan mengajaknya kedalam kamarku, karena aku tidak mau keluargaku mendengar percakapan kami. Oh bahkan aku tidak mau keluarga ku mengenalnya.

"Jadi ini kamarmu?" Ucapnya dengan nada sombong. Ia berjalan menelusuri kamarku melihat setiap foto palaroid yang tertempel di dinding kamarku.

"Ya, ini kamarku, aku yakin kamarmu jauh lebih indah daripada kamarku." Ucapku dengan nada menyindir. Berani sekali ia meremehkan ku.

"Oh tentu saja," jawabnya dengan sombong, "karena aku bisa mencari uang sendiri."

Aku tersenyum miring mendengar ucapannya, "Dengan menyewakan dirimu sendiri, untuk sebuah manajemen, dan dibayar $90.00 ? Wow, tentu, kau sangat kaya." Balas ku dengan sarkas.

Ia langsung berpaling menghadap ku, ia melotot kearahku, pipinya pun memerah. Aku hanya tersenyum miring, dan ia kembali melihat-lihat foto di kamarku.

Aku melihatnya terdiam di hadapan salah satu foto yang berada di dalam figura, foto yang berukuran cukup besar.

"Aku yakin kalian tidak pernah berfoto dengan pose se-romantis ini." Ucapku dengan nada sombong.

"Ya, tapi sayangnya ini cuman kenangan. Kalian kan sudah bersama lagi." Ucapannya membuat perasaanku sangat sakit.

"Aku tau, mungkin sebentar lagi aku akan mengganti foto ini dengan foto yang lain." Ucapku berusaha membela diri. Aku bisa melihat ia tersenyum miring.

"Oh aku tidak yakin apakah kau benar-benar akan melakukan itu."

"Cukup Arzaylea, katakan saja apa maksud kedatanganmu kesini." Ucapku dengan nada kesal kepadanya. Dan sekali lagi, aku melihat Arzaylea tersenyum penuh kemenangan.

"Entahlah, aku hanya ingin melihat-lihat isi kamarmu saja." Otakku serasa ingin meledak mendengar ucapannya.

"Baiklah aku beri kau waktu lima menit untuk melihat-lihat isi kamarku, dan kau bisa meniru isi kamarku jika kau mau." Aku tersenyum penuh kemenangan saat Arzaylea terlihat kesal dengan ucapanku. Dan tanpa penghormatan, ia langsung berjalan pergi keluar dari kamarku. Aku mengikutinya di belakangnya, dan ia langsung berjalan keluar rumahku dan memasuki mobilnya.

"Have a bad day!" Teriak ku saat ia melajukan mobilnya, aku tersenyum puas dan berlari ke kamarku. Senyum ku mengembang saat aku menyadari bahwa Arzaylea meninggalkan tas nya di dalam kamarku.

Menyadari bahwa cepat atau lambat Arzaylea pasti akan kembali ke rumah ku, aku pun langsung mengganti bajuku dan pergi dari rumahku ke tempat yang sepi sambil membawa tas Arzaylea. Sebelum nya aku berpamitan dengan ibuku.

Aku langsung mengendarai mobilku menuju sebuah rumah yang aku datangi ketika aku ingin mencari ketenangan. Ini adalah rumah temanku, Andien, ia menitipkan rumahnya padaku, karena ia bertukar pelajar ke Amerika. Tak ada yang tau soal ini, termasuk keluargaku, atau bahkan Luke.

Aku memasukkan mobilku kedalam garasi rumah minimalis ini, dan segera masuk kedalam rumah ini. Aku berlari menuju kamarku yang terletak di lantai atas, dan mengunci pintu kamar tersebut. Walaupun aku tau tak ada yang mengetahui keberadaanku disini, tapi tetap saja untuk berjaga-jaga.

Aku segera membongkar tas Arzaylea diatas kasurku, aku tau ini tidak benar karena membuka privasi orang lain, tapi tetap saja, oh god! I'm just so f.cking curious!

Aku memegang sebuah benda persegi dengan tangan yang bergetar. Aku tak percaya! Arzaylea meninggalkan telepon genggamnya tanpa menggunakan password!

Aku segera mematikan find iPhone, agar ia tidak bisa melacakku.

Aku membuka library iPhone nya dan mendapat banyak sekali foto Luke! Astaga aku tidak mengetahui bahwa ia sangat memuja-muja Luke! What a crazy woman.

Aku membuka instagramnya, dan mendapati ia memposting sebuah foto, dimana ia dan Luke sedang bermesraan.

Aku yang tidak tahan langsung keluar dari aplikasi tersebut, membuka kontak, dan mendapati kontak yang bertuliskan babe, feelingku mengatakan bahwa ini adalah Luke. Aku yang penasaran dengan respon Luke langsung menelpon nomor tersebut.

Beberapa saat kemudian, sambungan telepon tersambung.

"Fuck Arzaylea! I fucking told you not to call me again! Kau hanya penghancur hubungan orang lain. Apakah sebegitu sulitnya untuk mencari pria lain? Aku sudah muak dengan kau yang selalu mengatakan banyak wanita yang lebih sempurna daripada Briana! Jika kau menghubungi ku hanya untuk mengatakan itu lagi, aku tak segan untuk memblokir nomormu. Jika kau bisa mengatakan bahwa banyak wanita yang lebih sempurna dari Briana, maka aku juga bisa mengatakan bahwa banyak pria yang lebih sempurna daripada aku! Fuck aku sudah muak menjelaskan ini berulang kali kepadamu." Ia terengah-engah setelah menyelesaikan paragraf nya tanpa jeda, namun aku tersenyum mendengarnya. Wow, se-begitu seringnya kah Arzaylea menghubungi Luke?

"Oh Okay" ucapku sambil tersenyum, aku dapat merasakan hawa tegang yang berada disekitar Luke.

"Wait what? Briana?" Ucapnya, aku terkekeh dan mengangguk (walaupun aku yakin ia tidak dapat melihatnya).

"Bagaimana kabarmu?" Tanyaku kepadanya.

"Astaga?! Bagaimana? Terakhir kali aku cek ini adalah nomornya Arzaylea! Astaga apakah selama ini salah? Astaga" aku bisa merasakan bahwa ia sedang panik.

"Ya, ini memang nomor Arzaylea" Ucapku berusaha menahan tawa ku.

"Bagaimana iPhone Arzaylea bisa sampai di tanganmu? Apakah saat ini kau sedang bersamanya? Oh atau aku sedang menghayal? Apakah ini Arzaylea?" Tawaku lepas mendengar kepanikannya.

"Pertama, ceritanya panjang. Kedua, tidak, aku sedang sendirian. Ketiga, tidak, kau tidak sedang menghayal. Keempat, oh god! Tentu saja aku bukan Arzaylea." Seruku.

"Ah shit. I miss you, B. Apakah kau keberatan untuk menceritakan semuanya kepadaku?" Aku tersenyum dan menggeleng.

"Uhm sure" Aku menarik nafas dan mulai menceritakan kejadian yang baru saja terjadi, dari Arzaylea datang kerumah ku sampai kejadian yang sekarang. Bahkan aku memberitahunya tentang rumah yang Andien titipkan padaku.

Wherever You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang