Chapter 11

17 2 0
                                    

Diperjalanan, aku dan Devaro hanya menikmati musik yang bersumber dari siaran Radio malam.

Keadaan lalu lintas sedang kosong. Sehingga mobil Devaro bisa melaju dengan kecepatan tetap tanpa harus mengantri ber macet macetan.

"Bee... Kau dan Hugo sudah berapa lama?", tanya Devaro menoleh kearahku.

"Umm? Maksudmu?", jawabku tak mengerti.

"Iya. Kau dan Hugo berpacaran kan? Sudah berapa lama?", tanyanya lagi.

"Aku ga pacaran sama dia. Sungguh. Dia hanya sahabatku yang selalu menemaniku saat aku berusaha move on dengan mantanku.",

Devaro hanya ber-oh dengan panjangnya sehingga mulutnya berbentuk bulat.

"Bee...", panggilnya lagi.

Dan aku pun menoleh.

"Hmm?",

"Kau mau tidak berpacaran dengan ku?", ucapnya berhasil mengejutkan ku.

"Apa? Kita kan belum saling mengenal. Terlebih, aku hanya bertemu denganmu 2 kali saja. ", jawabku memalingkan muka kearah kaca.

"Kalau kita bisa lebih kenal jauh? Kau mau kan?",

"Entah. Akan kupikirkan dahulu", jawabku.

"Memikirkan perasaan Hugo?",

"Apa?tidak ko. Ehh.. Emangnya Hugo punya perasaan apa denganku?",

"Kau tak tahu? Dia menyukaimu Bee. Saat ini dia berusaha untuk mendapatkanmu",

"Loh? Aku tak merasakannya.",

"Kalau dia bukan abangku, aku akan mendapatkanmu terlebih dahulu tanpa ada basa basi", ucapnya.

"Kau? Hugo? Ade kakak?", tanyaku tak percaya.

"Ya.", jawabnya singkat.

15 menit kemudian aku tiba didepan rumahku.

"Bye honey", ucap Devaro lirih saat aku keluar dari mobilnya. Tetapi, aku masih bisa mendengarnya.

Aku hanya melempar senyum kepadanya seraya melambaikan tangan.

***

Aku masih memikirkan ucapan Devaro dimobilnya tadi dikamarku. Dengan posisi aku memegang boneka lotso elmo kesayanganku aku masih bingung mau menjawab apa. Kalau aku menerima Devaro. Aku yakin akan terjadi pertengkaran hebat antara abang adik berdua itu, hanya memperebutkan cewe yang tak seberapa yaitu aku.

Aku baru tahu kalau Hugo menyukaiku sepanjang waktu ini. Sungguh, aku tak merasakan apapun darinya. Perhatian dia? Aku anggap hanya sebagai perhatian dia karena aku sedang berada diujung tanduk. Semuanya yang kurasakan darinya hanyalah ungkapan sebagai sahabat tak lebih dari itu.

Lagipula, kalau misalkan Hugo menyatakan cinta kepadaku dan meminta aku untuk menjadi kekasihnya aku tak akan mau karena satu hal. Yaitu, aku tak ingin kehilangan dirinya dihidupku. Oh no! Aku sungguh besar rasa. Mana mungkin Hugo menyatakan cinta kepadaku.

Sungguh aku benar benar bingung kali ini.

Drrtt...drrtt... Hp ku bergetar. Ternyata ada panggilan masuk dari... Hmmm.. Devaro. Oh my nooo!!! Devaro!.

'Iya halo?'

'Bee.. Esok jam 9 pagi aku tunggu ditempat pertama kali kita bertemu. Tak ada alesan untuk tak datang.' ucapnya dari sebrang sana.

'Tap--'

Tuuutt...

Ah shit. Ditutup panggilan lagi.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang