Aku terdiam sejenak dan memikirkan perkatannya tadi dengan baik baik didalam benakku. Seperti yang kubilang sebelumnya, ketika sahabat ingin berevolusi menjadi seorang kekasih. Kita justru harus menolaknya. Mengapa? Karena jika kita ingin bersamanya untuk sepanjang waktu, tolaklah. Tetapi, jika memang kamu ingin lebih sekedar dari sahabat , terimalah. Harus tahu resikonya. Kita akan kehilangan dirinya saat hadirnya orang ketiga dihubungan kita. Dan kita menjadi sama sama saling kehilangan.
Aku akan menolaknya. Karena satu-satunya alasanku yang kuat adalah TAKUT KEHILANGAN.
"Bee... Gimana?", ucapnya mengejutkanku yang terdiam diri tadi.
"Ehh.. Hmm..aku....", aku sengaja tak mau melanjutkannya
"Aku apa?",
"Aku ingin menjadi sahabatmu untuk waktu yang lama.", aku pun melanjutkan pembicaraanku dengan lancar.
Hugo terdiam ditempat dengan perasaan mungkin yang mengecewakan menurut pandanganku terhadapnya.
"Hug!", panggilku yang menyadarkannya.
"Eh. Iya. Mari aku antar pulang", jawabnya langsung menuju ke mobilnya.
***
Entah insiden kemarin itu apa yang membuatku merasa tak enak dengannya. Kalau berjumpa dengannya, seolah-olah aku berjumpa dengan orang asing. Entah ini deg-deg an atau apalah aku tak tahu.
Kali ini aku pergi sekolah menggunakan mobil honda jazz ku. Pikiran ku kosong saat mengendarainya.
Confuse...
Saat tiba disekolah, aku langsung menuju ke kelasku. Suasana kelas tak ada bedanya. Selalu seperti biasa.
Pelajaran pertama berlangsung. Kali ini aku ingin benar-benar menguasai pikiranku untuk tetap fokus ke materi yang disampaikan tanpa memikirkan seseorang didalam otakku.
"Bee..", panggil Derta dengan menyenggol sedikit sikut ku.
"Iya", aku hanya menjawab singkat tanpa menoleh kepadanya.
"Kau tak apa?", tanyanya. Posisi ku saat ini sedang diambang khayalan. Aku tidak merasakan bahwa ini benar tubuhku . dalam arti lain aku seperti dialam mimpi saja.
"Bee... Kau tak apa? Kau mendengarku kan? ", lanjut bicaranya lagi. Sedangkan aku hanya terbengong entah memikirkan apa.
"Bee... Belakangan ini kau selalu seperti ini. Mengapa? Cerita kepadaku bee. ", kali ini Derta menggoyah goyahkan tubuhku.
Alhasil akupun berhasil tersadarkan olehnya. Sumpah, aku tak tahu mengapa menjadi seperti ini .
"ehh.. Iya aku tak apa", jawabku mengelap dahiku yang tak kusadari sudah dibasahi oleh keringatku.
"Hmm okelah. Aku biarkan kau sendiri dulu. Tenangi dirimu sejenak bee.", jawabnya.
Oh tuhan, beruntung sekali aku punya teman sebangku yang pengertian. Yang selalu ada disampingku walaupun aku tau tidak untuk selamanya. Namun, setidaknya dia yang selalu menemaniku.
****
Tiba dirumah, aku langsung menghentakkan tubuhku diranjang. Huft.. Lega rasanya melepas semua penat yang ada.
Aku menatapi langit langit kamar ku yang dipenuhi Bintang-bintang art. Membayangkan hal yang tak akan mungkin terjadi dalam hidupku. Antara mungkin dan tidak mungkin.
Aku membayangkan aku bisa menjadi sahabat untuk mereka berdua. Siapalagi kalau bukan Hugo dan Devaro. Aku sangat mengharapkan mereka selalu menjadi sahabat dunia dan akhiratku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
RomanceBee akhirnya memutuskan untuk menangis karena air mata yang dibendungnya sudah tak kuasa ditahan olehnya. Sakit. Memang sakit rasanya ditinggal oleh orang yang pernah singgah di hati kita selama berbulan-bulan. Belum lagi, di hubungan itu terlalu ba...