Rindu yang Mendalam

37.8K 712 13
                                    

Dina menatap keluar jendela. Keadaan yang hujan membuat ia enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya.

Pikirannya melayang saat ia masih bersama dengan Rangga, mantan kekasihnya yang baru putus 1 minggu yang lalu.

Mereka pacaran hampir 2 tahun.

Dina mengingat saat-saat ia dan Rangga selalu bersama menghabiskan waktu berdua.

Saat dimana Dina sakit, selalu ada Rangga yang merawatnya.

Kenangan-kenangan yang sulit untuk ia lupakan.

Dina mengingat kejadian dimana ia bertengkar hebat dengan Rangga karena mantan Dina yang tiba-tiba datang dan mengatakan bahwa Dina hanya menjadikan Rangga sebagai pelarian.

Dari sanalah mereka akhirnya putus.

Sebenarnya dari lubuk hati yang paling dalam, Dina masih sangat menyayangi Rangga.

Tapi apa boleh buat, ia hanya bisa menahan rasa ini dan memendam rindu yang semakin dalam.

***

Rangga juga merasakan hal yang sama.

Ia sangat merindukan saat-saat ia dan Dina jalan bareng, kelucuan Dina, dan kemanjaan Dina.

Saat Dina merengek ingin membeli es krim. Padahal waktu itu Dina lagi pilek.

Dan masih banyak kenangan yang tak pernah akan bisa dilupakan oleh Rangga.

***

"selamat pagi anak-anak" bu Ayu memasuki kelas 11 biologi 1

"pagi bu" jawab semua murid serempak

"ibu mau mengumumkan bahwa kelas kita terpilih untuk menampilkan drama saat perpisahan. Drama yang akan kita bawakan adalah Romeo dan Juliet" bu Ayu memberikan pengumuman

Semua murid-murid sibuk berbisik siapa yang bakalan terpilih menjadi Romeo dan Julietnya.

Lain halnya dengan sepasang murid yang duduk di pojok depan. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing tanpa memperhatikan guru di depan.

"jadi ibu memilih Rangga menjadi Romeonya dan Dina menjadi Julietnya" lanjut Bu Ayu

Semua murid-murid bertepuk tangan.

"apa,,,? saya gak mau bu" jawab Rangga dan Dina barengan

Mereka saling tatap sejenak, lalu terfokus lagi dengan Bu Ayu.

"kalian tidak bisa menolak ini sudah menjadi keputusan ibu" tegas Bu Ayu

"tapi Bu.." protes Dina

"gak ada tapi-tapian. Entar pulang sekolah kita latihan sebentar". kata Bu Ayu tegas.

Dina hanya bisa menghela nafasnya.

***

Seperti yang dikatakan Bu Ayu, murid-murid 11 biologi 1 pulang sekolah latihan drama di ruangan teater.

Saat melakukan adegan dansa. Kecanggungan terjadi antara Rangga dan Dina.

"Rangga, kamu yang bener dansanya, peluk Dinanya. Kamu Dina kalungkan tanganmu di leher Rangga" arahan Bu Ayu membuat Rangga dan Dina mengikuti suruhan Bu Ayu.

Tak terasa sudah hampir satu jam mereka latihan drama. Semua murid-murid sudah diperbolehkan pulang.

Dina tidak langsung pulang, ia harus mengambil tasnya yang ketinggalan di kelas.

Saat Dina mengambil tas, tiba-tiba terdengar suara petir.

Dari jam istirahat memang sudah mendung dan baru sekarang hujan turun dengan deras.

Dina yang memang takut dengan suara petir langsung berteriak.

"A..argh.." Dina menutup telinganya dan menangis.

Dari kecil Dina memang sangat takut dengan suara petir. Biasanya Rangga yang menenangkannya dan memeluknya.

Duar...
Suara petir terdengar lagi

"argh..Rangga" Dina berteriak dan menyebut nama Rangga. Ia terduduk di bawah meja sambil memeluk tubuhnya.

Badannya sudah bergetar hebat dan tak henti-hentinya ia menangis.

***
Rangga yang hand phonenya ketinggalan di ruang teater harus kembali ke sekolah, padahal ia sudah mengambil sepeda motornya di parkiran.

Saat sudah mengambil hand phone, ia melewati kelasnya. Saat ia berjalan tiba-tiba terdengar suara petir dan teriakan seseorang.

Tiba-tiba perasaannya menjadi tak enak. Seingatnya tadi Dina belum pulang.

Suara petir kembali terdengar dan suara teriakan seseorang yang memanggil namanya.

Rangga yang mendengar teriakan itu berasal dari kelasnya, langsung memasuki kelas.

"Dina,, itu kamu? Kamu dimana,,?" teriak Rangga.

Rangga mengedarkan pandangannya di dalam kelas. Matanya tertuju dengan sosok Dina yang menangis sambil memeluk badannya.

"Dina" kata Rangga lalu menghampiri Dina.

"Rangga," gumam Dina lemah

Rangga langsung memeluk tubuh Dina.

"stt.. udah, kamu tenang. Udah ada aku disini" Rangga mengelus rambut Dina

"hiks..aku takut" kata Dina sambil terus memeluk tubuh Rangga.

" udah jangan takut"

Beberapa saat mereka berpelukan.

Rangga pun melepaskan pelukannya, lalu menghapus sisa air mata Dina.

"stt..jangan nangis lagi. Udah gak ada petir lagi" Rangga mengelus pipi Dina

"makasi ya"

"buat?" tanya Rangga

"kamu udah mau nemenin aku"

"udah jadi kewajiban aku. Dulu kan aku pernah berjanji akan selalu jagain kamu, walaupun kita berpisah." ucap Rangga tulus.

"apa kamu masih sayang sama aku,,?" tanya Dina

Rangga kaget dengan pertanyaan yang diberikan Dina, ia bingung harus menjawab apa. Sebenarnya ia masih sangat mencintai Dina.

"udah gak usah dijawab. Ayo kita pulang" Dina memecahkan kesunyian yang tercipta diantara mereka. Dina pun bangun dari posisi duduknya.

"aku masih sayang sama kamu" kata Rangga tiba-tiba. Dina yang ingin menuju pintu pun tak jadi, ia lalu menatap Rangga tepat di matanya.

"aku bahkan masih sangat mencintaimu" lanjut Rangga.

Dina pun tersenyum dan mendekati Rangga yang berdiri di sebelah meja tempat ia menangis.

"aku juga" kata Dina

"aku sangat merindukan pacal unyu ku" lanjut Dina dengan suara anak kecil sambil memencet pipi Rangga.

Mereka pun berpelukan, menyalurkan kerinduan yang sangat dalam.

Akhirnya mereka balikan dan menjalin hubungan dengan kepercayaan.

END

Jangan lupa vote & comment ya.
Maaf ceritanya membosankan dan jelek

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang