AKU YANG PERNAH TERSAKITI

9.8K 404 19
                                    

Entah kenapa kayaknya cerita ini kurang dapet feelnya.. Entahlah

Semoga kalian tetap suka

Happy reading guys

>>>>

Cinta harus di dasari dengan kepercayaan
Cinta harus saling terbuka
Cinta harus memberikan kenyamanan
Cinta harus saling jujur
Tak ada kebohongan yang menghiasi cinta.
Tak ada penghianatan yang merusak indahnya cinta

***
Dering ponsel membangunkan seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya yang nyenyak. Ia mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja samping tempat tidurnya. Tanpa melihat siapa penelepon ia langsung menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel itu di telinganya.

"Halo," katanya dengan suara serak khas baru bangun tidur. Ia masih mengantuk gara-gara kemarin malam ia harus begadang untuk belajar mempersiapkan ulangan biologi.

"Halo sayangnya Dio," kata seorang laki-laki dari seberang telepon.

"Eh.. halo sayangnya Trisna," balas gadis itu sedikit kaget.

"Pasti kamu baru bangun ya sayang?, kemarin malam begadang lagi?" tanya laki-laki itu, Dio.

"Hehe, iya sayang. Aku nanti ada ulangan biologi."

"Oh. Yaudah jangan lupa mandi ya, aku juga mau siap-siap," kata Dio

"Iya, sayang. Bye."

"Bye."

Trisna pun langsung bangun dan menuju kamar mandi. Perasaannya pagi ini sangat bahagia.

***
Begitu pula dengan Dio. Hari ini ia sangat bersemangat pergi ke sekolah, setelah satu hari libur karena hari minggu dan ia tak bisa bertemu dengan kekasihnya.
Saat ia sedang bersiap-siap, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan adanya pesan yang masuk. Ia tampak kaget saat melihat siapa yang mengirimnya pesan. Triska, itulah nama yang tertera disana. Triska adalah adik kelasnya di sekolah. Dengan segera ia membuka pesan itu.

Selamat pagi Kak Dio

Selamat pagi juga Triska

Balas Dio. Jujur, akhir-akhir ini ia memang sering melakukan komunikasi dengan adik kelasnya ini. Ia kenal dengan Triska semenjak acara ulang tahun sekolah yang diadakan beberapa minggu yang lalu dan semenjak itu ia mulai dekat dengan Triska. Ia tak tau perasaan apa yang ia miliki terhadap Triska, yang jelas ia merasa nyaman saat dekat dengannya. Walaupun begitu ia tetap mencintai kekasihnya Trisna. Kalau diingat-ingat nama mereka hampir sama, walaupun sifat mereka berdua sangat berbeda. Trisna yang lebih pemalu sedangkan Triska yang lebih agresif.
Setelah selesai membalas pesan Triska, Dio langsung berangkat sekolah.

***

Sesampainya Trisna di sekolah ia langsung menuju kelas dan meletakkan tasnya. Tak berapa lama Dio menghampirinya. Dio dan Trisna beda kelas.

"Pagi Trisna," sapa Dio dan langsung duduk di samping Trisna.

"Pagi," balas Trisna sambil tersenyum.

Mereka pun mengobrol sebentar sebelum bel tanda masuk berbunyi. Seperti ini lah kegiatan mereka hampir setiap hari. Dio yang selalu menghampiri Trisna, entah saat baru sampai di sekolah atau saat jam istirahat. Tak ada pertengkaran yang membuat hubungan mereka merenggang. Hanya pertengkaran kecil yang kadang-kadang membuat mereka marahan tapi terlihat lucu karena Dio adalah orang yang humoris.

"Aku ke kelas dulu ya, bel udah bunyi," kata Dio

Trisna menganggungkkan kepalanya. Sebelum pergi Dio sempat mencium sekilas kepala Trisna yang membuat gadis itu tersipu malu.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang