Soojung
Hari itu adalah hari pertamaku sebagai seorang mahasiswi di Seoul National University jurusan Bisnis. Suara hentakan sneakers ku yang beradu dengan lantai marble menyambut pagiku, semoga pagi ini menyenangkan, batinku.
Mataku melihat sekeliling dan mendapati seorang gadis berambut hitam panjang sedang duduk sendirian, tanpa pikir panjang aku langsung berjalan ke arahnya. Aku terkesiap sejenak saat Ia mendongak dan tesenyum kepadaku.
"Hai aku Jung Soojung, Bisnis A-2, dan kau?"
"Aku Kang Seulgi. Kita satu kelas." Dan sejak saat itulah coretan-coretan tinta persahabatan ku dengan Seulgi dimulai.
Sekarang aku sudah memasuki semester dua and as expected second semester is really like a hell. Aku merindukan masa-masa dimana aku menjadi junior, kami berdua—aku dan seulgi—masih sempattravelling bersama atau sekedar hangout di Starbucks dekat kampus. Namun sekarang bahkan hanya untuk duduk sebentar di cafetaria kampus-pun tak sempat.
"Soojung, kau kenal Kim Jongin?"
Aku menautkan alisku dan melihat ke arah Seulgi yang sedang mengunyah rotinya didepanku. Aku menggeleng dan kembali berkutat dengan pacar sementaraku—tugas.
"Ya! Masa kau tidak mengenalnya? Ia salah satu anggota EXO"
Tidak hanya ada dalam drama atau pun novel, kampusku juga memiliki sekumpulan kingka—sebut saja EXO—dan banyak mahasiswi-mahasiswi kampus yang sering membicarakannya. Aku hanya tau beberapa nama seperti Sehun—karena Ia juga salah satu teman dekatku—dan Luhan yang accidentally satu kelas denganku dan Seulgi.
"Lalu?" kataku acuh tak acuh.
"Kau ini kenapa sih? Sepertinya sangat membenci mereka"
Aku hanya mengendikan bahuku. Bukan, aku bukannya membenci mereka, aku hanya tak suka dengan tingkah laku mereka yang manja dan seenaknya memainkan perasaan gadis-gadis yang mengejar mereka. Sebenarnya tidak semua anggota EXO sejahat itu, buktinya aku juga bisa bersahabat dengan Sehun, namun kata-kata "playboy" sudah terpatri dalam otakku saat melihat EXO.
"Baiklah aku akan tetap cerita meskipun kau tidak mendengarnya. Jongin baru saja putus dari Suzy dan yeah ini kesempatanku"
Hening panjang saat mendengar perkataan itu mulus meluncur darinya. Aku tidak tahu frasa apa yang pantas kukatakan pada gadis itu. Kalimat seperti semangat Seulgi kau pasti bisa mendapatkannya, namun pada kenyataannya itu semua berbanding terbalik. Aku tidak mau Seulgi menjadi korban permainan Jongin. Tapi disisi lain aku juga tak mau mematahkan semangat sahabatku itu. Ia terlalu cinta mati pada pemuda berkulit tan itu.
"Kau harus membantuku Jung. That what's bestfriends are for!"
Aku terkekeh pelan seraya mengangguk, padahal aku tak paham apa yang harus aku lakukan.
"Hai Jung" Aku mendongak dan mataku beradu pandang dengan seorang pemuda berambut hitam kecokelatan. Ia menarik kursi di depanku dan mendudukinya, aku hanya tersenyum dan kembali berkutat dengan tugas kalkulus ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Insecurity
ChickLit"Ia sempurna dan kesempurnaannya itulah yang membuatku takut" - Jung Soojung "Jika Ia tak percaya kepadaku, buat apa aku harus bertahan" - Kim Jongin