Dan akhirnya mereka sampai di mall itu. Mereka mencari toko buku tujuan Mila.
"Tuhhh disitu Jul! Ayo!" Mila refleks menggandeng tangan Julian lagi. "Eh maaf gak sengaja hehe" Mila tertawa canggung.
"Enggak kok gapapa. Gue seneng malah kalo emang sengaja." Julian malah menggandenga tangan Mila.
Mereka memasukki toko buku itu. Mila berjalan mendahului Julian. "Eh tungguin! Mil! Milaaaaa" Julian berlari mencari Mila yang ternyata sedang duduk di lantai. "Milaaaa ayo berdiri" Julian mengulurkan tangannya. "Sini gue bantuin."
"Gak. Gamau" Mila asik membaca bukunya. "Berdiri sekarang atau gue gendong?" Julian berkacak pinggang.
"Satu" Mila masih asik membaca bukunya.
"Dua" Julian bersiap siap menggendong Mila.
"Tiga!" Julian menggendong Mila layaknya karung beras.
"Julian turunin gakkkk!! Juliann!!!" Mila memukul mukul punggung Julian. "Mangkanya jangan duduk dilantai" Julian menurunkan Mila perlahan. "Sekarang lo pilih buku yang mau lo beli" Julian mengambil tas khusus untuk membeli buku yang banyak.
"Gue tau lo mau banyak beli buku. Sini mana buku lo. Muka lo tenggelem ketutupan buku gitu." Julian mengambil buku yang ada di tangan Mila dan memasukkannya ke tas. "Nah kan keliatan cantiknya".
Blush
"Gak usah merah gitu muka nya. Santai aja sama gue" Julian mencubit pipi Mila. "Apaan sih Jul. Gaje deh," Mila memukul lengan Julian pelan.
"Udah belom nih? Udah berat banget," Muka Julian memelas. "Iya iya udah kok. Ini juga udah banyak hehe" Mila cengengesan.
Setelah sampai dikasir ternyata antriannya lumayan panjang.
"Mila duduk situ aja tuh oke," Julian menyuruh Mila duduk karena muka Mila sudah pucat. "Ini biar Julian yang bayar".
"Lahhh kok lo yang bayar. Udah ni gue ada uangnya kok" Mila mengeluarkan dompetnya.
Cup
Julian mencium puncak kepala Mila.
"Udah diem. Muka lo udah pucet banget, Mil. Abis ini kita makan dulu ya?" Julian tersenyum. "Okay" Mila ikut tersenyum.
Mila berjinjit agar tingginya sama dengan Julian.
Cup
"Makasih, Jul!!" Kemudian Mila berlari kecil ke tempat duduk meninggalkan Julian yang masih termangau.
Gue harap gue bisa dapetin itu tiap hari, Mil.
"Mas?" Panggil kasir itu. Ternyata mbak kasirnya sudah selesai menghitung. "Oh iya mbak. Nih" Julian memberi beberapa lembar uang nya. "Nih ya mas kembalinya. Dan ini buku nya," Mbak mbak nya tersenyum. "Makasih mbak," Julian segera mengambil kantong plastik berisi buku buku itu.
"Milaaa ayoo makannn" Julian disambut dengan senyuman dari Mila. "Ayooo Julian mau makan apaaa?" Mila berdiri dari kursi tempatnya duduk.
"Yoshinoya?" Kata Julian dengan nada bertanya. "Sippp lahh lo sehati banget sama gue. Kebetulan gue juga lagi mau beef yakiniku" Mila tersenyum lebar. "Apa jangan jangan.... kita..." Mila menopang dagu nya dengan tangan mungilnya.
"Jodoh?" Mila kaget karena Julian mengatakan hal yang sama.
"Ihh apaan sih Jul ikut ikut ajaa" Mila mengerucutkan bibir nya. "Udah jangan manyun ntar beneran gue cium nihh" Kata Julian sambil mengaitkan tangan Mila ke tangannya. "Ayo cepetan. Perut gue udah demo nih,"
Setelah mereka makan, bermain di fun world, dan menonton film, Mila akhirnya lelah dan mengajak Julian pulang.
Di mobil mereka membicarakan film yang tadi mereka tonton.
"Eh gue masih bingung deh itu kenapa mereka keluar dari maze. Kan udah dilarang yakan," Mila masih mengoceh tentang film yang tadi.
"Gue juga bingung kenapa si Theressa lebih mihak ke Ava." Julian juga tidak mau kalah.
"Ih itu yang pas mereka kabur darj kejarannya Ava tuhh. Yang mereka ke gedung tua, yang ada zombie nya, itu gue ngedon anjir." Mila mengingat kejadian tadi. Saat Mila tidak sengaja bersembunyi di balik lengan Julian karena sangat kaget.
"Hahaha untung ada gue ya gak" Julian tersenyum jahil. "Dih najong," Mila memukul lengan Julian.
"Eh nih belok kanan lagi gak?" Julian melihat jalanan yang sudah gelap.
"Stop stop" Mila mengangetkan Julian yang langsung menginjak rem. "Nihh udah sampee yeay" Mila membereskan barang bawaanya. "Thanks ya Jul. Mau masuk dulu gak?" Mila merapihkan bungkus ciki yang tadi ia makan. Mila memang membungkus beberapa makanan. Karena Mila laper, dan kebetulan Julian menawarkan.
"Haha iya sama sama. Nggak, gak usah. Kasian pembantu gue udah nyiapin air panas buat gue yang harusnya pulang dari tadi. Papah juga udah nelfon tadi." Julian tersenyum.
Seandainya papah juga gitu.
"Oohh haha. Papah gue lagi ke luar negeri" Mila tersenyum getir. "Udah ya gue masuk dulu. Makasih banyak Jul" Mila membuka pintu mobil Julian.
"Sipp. Ntar jangan lupa makanannya dimakan. Mandi air anget." Julian membuka jendela pintu penumpang. Mila menutup pintu mobil Julian perlahan. "Siap mas bro," Mila hormat kecil ke Julian.
"Bye, Jul!" Mila berjalan menjauh. Yang dilihat Julian sekarang hanya punggung Mila yang mulai hilang memasukki rumanya. "But i dont wanna say goodbye, Mil." Julian tersenyum getir. Ia menancapkan gas dan bergegas pulang.
An.
Haii gong xi fa cai hahahaha gue ada turunan cina nya juga. Biasanya nih ntar gue balim kerumah ada kue keranjang, apel sama jeruk nih wakawwakawaka *curhat*. Nih sebenernya lanjut ke chapt sebelumnya. Gue pisah karna aku sayang pacar ku *plak* .Hahaha gatau kenapa y w pisah . Udah 800 word nih. Panjang kann??. Udah lah bhay. Jan lupa vote sm komen ok.
KAMU SEDANG MEMBACA
26 Hari 12 Jam [COMPLETED]
Teen Fiction[Februari 2016] Ketika orang yang baru masuk dunia mu bisa membuat hari hari terakhir mu bahagia.