Mila perlahan mulai pulih. Ia memegang kepalanya yang terasa sangat pusing. Cahaya matahari memasuki celah matanya. Ia menyadari ia telah pulang sejak beberapa hari lalu. Tetapi ia masih belum sekolah. Papah nya takut ia kembali jatuh sakit. Jadi papah nya memutuskan untuk menyewa guru private agar Mila bisa belajar di rumah.
Ia perlahan duduk di samping kasurnya. Ia berjalan gontai ke kamar mandi. Ia membasuh muka nya dengan air dingin. Lalu ia berjalan perlahan ke dapur.
"Pagi, Non," Sapa tukang kebun Mila saat ia melewati pintu geser yang mengarah ke kebun. Mila hanya tersenyum kecil. Ia mengambil gelas di rak atas. Lalu ia mengisinya dengan air putih hangat dan mengambil tiga potong roti coklat. Ia duduk di sofa panjang di depan televisi. Ia menonton saluran film film.
Tok tok tok
"Biar aku aja, Bi," Mila berdiri dari zona nyaman nya dan berjalan ke arah pintu.
"Hai Milaaaaaaa" Sapa Geo saat Mila membukakan pintu untuknya. "LOOK WHAT I'VE BOUGHT!!!" Geo mengangkat beberapa kantong plastik yang ia bawa. "Udah udah masuk dulu ih," Mila berjalan kembali ke zona nyamannya. Geo mengikuti Mila dari belakang.
"Gue taro di meja makan ya, Mil," Geo menaruh kantong plastik itu. Perut Mila tiba tiba berbunyi. "GEO LO BAWA APAAN SIH?" Teriak Mila dari arah ruang tamu.
Geo menghampiri Mila. Menatapnya sebentar. Lalu menggendongnya layaknya ia sekarung beras.
"IH GEO APAAN SIH WOI TURUNIN GUE!!" Teriak Mila di telinga Geo. "Aduh berisik lo kutu," Geo menaruh Mila di kursi meja makan. Mila mengerucutkan bibirnya dan menyilangkan tangannya di depan dada nya.
"Diem disini. Gue pengen masak sesuatu," Geo memakai celemek yang biasa di pakai Mila.
"Pftt," Mila menahan tawanya. Geo menengok kearah Mila sambil menaikkan satu alisnya. "Enggak. Lo kocak pake celemek. Udah tau celemeknya gambar bunga bunga gitu," Mila mengambil handphone Geo yang terletak di meja makan.
Ia membuka aplikasi Snapchat. Ia memfoto Geo dari samping. Ia menulis caption sebelum di post.
Geo jadi pembokat nya Mila sehari
Tulis nya. Mila sangat bosan menunggu Geo memasak. "ADUHHHH BISA CEPETAN GAK SIH HELOOOOO," Mila berteriak mengganggu konsentrasi Geo yang sedang meracik bumbu. "GUE UDAH LAPER NIHHHH," Mila berteriak lagi sambil memegang perutnya. "CEPETAN ATAU GUE DELIVERY MAKA-" Geo memasukan satu apel yang ia ambil dari dalam kulkas Mila. "Lo. Sangat. Menganggu." Geo melanjutkan masaknya.
Setelah beberapa menit kemudian, Geo selesai memasak. Ia menaruh masakannya di piring, mengambil sendok dan garpu, lalu menaruhnya di depan Mila. "Sudah jadiiii," Geo melepas celemeknya lalu duduk di depan Mila.
Mila masih melihat masakan yang di buat Geo. "Kenapa diliatin terus?" Geo bertanya. Mila menggeleng. "Beracun gak nih?" Tanya Mila curiga. Geo menghimpit kepala Mila di ketiaknya. Lalu ia mengacak acak rambut Mila. "IH APAAN SIH GEO LEPASIN GAKKKKKK WOIIIIIIIIII"Mila memberontak. "Lagi elu! Yakali gue kasih racun odong," Geo mengacak acak rambut Mila lagi.
Akhirnya Geo melepas Mila. Mila dengan muka bete nya mengambil sendok yang terletak di samping piring yang disediakan Geo.
Mila menyuap satu sendok makanannya. Ia kunyah perlahan. Tiba tiba ia menangis perlahan. Geo berpindah tempat ke kursi disamping Mila. "Kenapa Mil? Asin ya? Atau gaenak?" Geo bertanya. Mila menggeleng. Malah, ia menangis lebih keras.
"Sini sini," Geo memeluk Mila. "You can cry on my shoulders. If you want," Geo mengelus kepala Mila. Mila masih terisak di pelukan Geo. Ia menangis untuk beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
26 Hari 12 Jam [COMPLETED]
Teen Fiction[Februari 2016] Ketika orang yang baru masuk dunia mu bisa membuat hari hari terakhir mu bahagia.