Sudah hari diawal minggu. Mila masih merasa jahitan dikepala nya belum kering.
"Ya tapi kamu belom sembuh betul," Dokter itu menolak Mila untuk pulang. Tetapi Mila bersikeras agar ia pulang.
"Dok saya harusnya hari ini ulangan MTK loh, Dok. Sulit," Mila mengeles agar ia boleh pulang.
"Kamu saya tulisin surat keterangan dari dokter deh. Kasian kamu itu kepalanya," Dokter itu mencari cara agar Mila tetap dirumah sakit.
"Om saya pengen pulang om. Telpon papa niiii," Mila akhirnya ngambek dan meronta ronta. Dokter itu adalah om nya Mila yang kebetulan salah satu dokter di RS itu.
Setelah beberapa menit berargumen Mila mengalah. Ia tetap tinggal dirumah sakit sampai jahitan di kepalanya benar benar kering.
"Ge, Julian kemana sih," Mila mendekapkan tangannya di depan dada dan mengerucutkan bibirnya. Geo masih asik bermain handphone nya. Ia senyum senyum sendiri.
"ALEXANDER GEOFANDI!" Yang di panggil akhirnya nengok juga.
"Ih gausah pake teriam juga kali Mil," Geo sedikit marah tapi tetap tersenyum senyum.
"Lo tuh budek, conge, atau belom bersiin kuping sih," Mila menoyor kepala Geo. "Mangkanya tuh kuping ciptaan Tuhan jangan di sumpel mulu. Mending kalo dengerin ayat ayat suci. Lah elu dengerin suara jav," Sedetik kemudian Mila tertawa terbahak bahak.
"Julian abis kecelakaan, Mil. Nih yang nabrak mau ketemuan sama gue. Sebenernya gue yang ngajak sih. Hehee," Geo terkekeh.
"YA AMPUN!!! LO BILANG SAMA GUE DONG!SEJAK KAPANNNN??? SIAPA YABG NABRAKKK?? JULIAAN GAPAPA KANNNN????" Mila berteriak hingga mungkin pasien di kamar sebelah sangat amat terganggu dengannya.
Geo menggelengkan kepala nya.
"Julian gapapa. Kamarnya gak jauh dari sini kok. Lo mau ketemu?" Geo berdiri dari kursi nya.
"MAU LAH BEGO DARI TADI DONG," Mila sangat bersemangat sampai ia lupa jahitan dikepalanya bisa saja terlepas karena Mila yang tidak bisa diam.
"Bentar gue ambil kursi roda dulu," Geo keluar dari kamar. Beberapa menit ia kembali ke kamar Mila dan membantu Mila naik.
Mereka mencari cari dimana kamar Julian. Sebelumnya, mereka membeli makanan dan minuman di lobby. Mereka membeli agak banyak untuk Julian.
"Ge!" Tiba tiba terdengar suara cewek dari ujung koridor.
Geo membalikkan badannya.
"Ge balikkin Mila juga dongg," Mila mengerucutkan bibirnya.
Geo terkekeh lalu memutar kursi roda yang Mila pakai.
Cewek itu menghampiri mereka berdua.
"Eh Tera," Geo tersenyum ramah. Tera membalas senyuman Geo.
"Siapa, Ge?" Mila terheran heran.
"Ahh iyaa. Mil kenalin ini Tera. Tera ini Mila," Geo mengenalkan mereka.
"Iihh tembem bangettt lucu dehhh. Adek lo, Ge?" Tera berjongkok agar posisinya sejajar dengan Mila yang sedang duduk di kursi roda.
"Ih apaansih, gue udah kelas 11 masa dibilang adek lo, Ge," Mila menyilangkan tangannya dan mengerucutkan bibirnya. Tera berdiri lagi.
"Ya abis lo lucu banget sihh iiii," Geo mencubit pipi Mila. "Mila jangan ngambek dongg. Nanti Geo beliin es krim okeh?" Geo memamerkan jari kelingking nya. Pinky promise?.
Mendengar kata Es Krim, Mila langsung tersenyum cerah.
"Okeeeeee," Mila mengaitkan jari kelingking nya di jari Geo.
Muka Tera terlihat seperti iri kepada mereka.
"Kalian mau ke kamar Julian? Kalo iya sekalian sama gue nganterin coklat panas ke Julian," Tera menyela mereka.
Geo dan Mila menatap Tera. Geo bangkit dari jongkoknya.
"Ahh iyaa lupaaa," Geo menepuk jidatnya.
"Makanannya nanti dinginn, Geee. Ayooo kita kekamar Juliann," Mila menarik lengan Geo. Geo tersenyum. Dan Tera hanya bisa tersenyum miring.
Setelah sampai di kamar Julian, ternyata dia sedang menonton TV.
"JULIANNNN," Suara Mila terdengar dari ketika Geo baru saja membuka pintu.
"Haii Milaaa," Julian membenarkan posisi nya. Yang tadinya tiduran terlentang menjadi duduk.
Mila menggerakkan kursi roda nya dengan susah payah. Lalu Mila memeluk Julian dari samping.
"Ga nyampe, Jul," Mila mencoba berdiri. "Sini Ge bantuin" Geo membantu Mila duduk di salah satu kursi yang ada di sebelah tempat tidur Julian.
Mila kembali memeluk Julian. Julian pun terlihat senang dan memeluk Mila.
"Mila kangen di jailin Julian," Mila memeluk Julian lebih erat.
Julian tertawa kecil.
"Julian gapapa?" Mila akhirnya melepaskan pelukannya. Julian menggeleng. Ia membuka selimut yang menutupi kaki nya.
"Julian udah gabisa nganterin Mila jalan jalan lagi," Julian tersenyum kecil. Matanya berkaca kaca.
"Maaf ya Mil. Julian udah gabisa jalan bener lagi. Kaki Julian diamputasi sebelah. Julian gabisa main sama Mila lagi. Julian bikin malu Mila nanti kalo Mila jalan sama Julian," Julian menyeka matanya.
Mila memeluk Julian lagi. Membiarkan laki laki itu menangis di pelukannya.
"Julian gak perlu minta maaf. Kita masih bisa bareng bareng kok," Mila memeluk Julian lebih erat.
"Mila mau nemenin Julian. Mila mau jadi pacar Julian," Mila melepas pelukannya dan mencium pipi Julian sebentar.
"Mila sayang Julian," Mila tersenyum tulus.
"Julian juga sayang Mila," Suara Julian masih parau. Ia menangis lagi di pelukan Mila.
Sementara itu, Geo dan Tera hanya bisa tersenyum pahit.
an.
Gue gak bakat bikin scene romantis sihhh maaf maaf aja deh yaa heheee. Jangan lupa voments ye ni gue udah cepet niii hahaha. Doain gue senen ucun nehhh helehhh 😢😢
KAMU SEDANG MEMBACA
26 Hari 12 Jam [COMPLETED]
Teen Fiction[Februari 2016] Ketika orang yang baru masuk dunia mu bisa membuat hari hari terakhir mu bahagia.