cemburu

645 49 6
                                    

Jeonghan memperhatikan namja tinggi yang sedang berada diatas ranjangnya, dia dekati namja itu sambil menghela nafas, dia tarik selimut yang ditindih oleh mingyu dan menutupi badan panjang pemuda itu yang sedang memejamkan matanya, sebatas leher.
Jeonghanpun berbaring disamping kekasihnya, dia amati wajah rupawan yang nampak damai dan tenang, tangan lentiknya meraih pucuk rambut namja bersenyum menawan itu lalu dia sibakkan poni yang menutup keningnya dan jarinya mengurat pada setiap lekukan yang tercipta diwajah mingyu.
Jeonghan terhenti saat ujung telunjuknya akan menyentuh bibir merah itu, dengan cepat dia tarik tangannya dan menaruh didepan dadanya sendiri.
Jeonghan benar-benar terpesona pada keelokan paras kekasihnya, dia amati dia tanpa lupa berkedip.

"Sampai kapan kau akan menatapi aku"

Kesadaran jeonghan terhentak saat suara mingyu memergoki aksinya dan mingyu pun secara tiba-tiba membuka matanya.

"Apa yang kau liat..?, setampan itukah wajahku???"

Jeonghan tersipu malu, semburat merah mengkilas dipipinya, dan dia palingkan pandangannya pada dada mingyu yang menghadap kearahnya.

"Kemana saja kamu..., seharian ini aku tak henti-hentinya memikirkanmu, kenapa kau tak membalas pesanku, padahal ponselmu aktif tapi kamu juga tak mengangkat panggilanku, sesibuk apa sampai kau tak menghiraukanku"

".........."

"Dan taukah kamu, betapa paniknya aku saat penyakit ayahmu kambuh, aku mengutuk diriku sendiri kalau sampai aku terlambat membawakan obatnya, namun yang aku sesalkan kenapa disaat seperti itu kamu justru tak disisihnya"

"Terima kasih sudah hadir dihidupku"

Jeonghan merengkuh tubuh tinggi tegap mingyu dan mengarahkan wajah eloknya dipermukaan dadanya.
Mingyu menghirup wangi aroma kemeja jeonghan, diapun membalas pelukannya, rasa jengkel dan resahnya secara perlahan meluntur dalam dekapan namja cantik itu.

"Kau akan selalu meluluhkan emosiku, tabiatmu yang tenang senantiasa mendamaikan hatiku"

Kembali mingyu mengeratkan pelukannya, hingga wajah tampannya dia sejajarkaan dengan paras ayu jeonghan, manik mingyu menatap kearah bola mata hitam yang juga tengah memandangnya.

"Hannie..."

"e..."

"Ayo kita menikah"

"Em..."

"Aku akan menjaga ayah dan adikmu dan kita akan hidup bersama dalam keluarga ini"

"Bagaimana dengan orang tuamu, aku juga ingin tinggal bersama mereka, merawat mereka seperti orangku sendiri"

"Ayo kita wujudkan impian kita"

"Em.."

Mingyu meraup bibir tipis jeonghan dan menciumnya, dia mengusap permukaan bibir itu dengan lidahnya yang basah. Lidah nakalnya menerobos memasuki rongga mulut jeonghan yang sedikit membuka, tanpa lelah dia lontarkan kekanan dan kekiri lidahnya untuk mengeja barisan gigi jeonghan yang berderet, sesekali dia gelitiki langit rongga mulut itu dan dia mengambil kendali lidah jeonghan didalam mulutnya, hingga tercipta kecipak suara percikan air ludah memenuhi kamar itu.
Libio hasrat mingyu naik dan memanas serta gairah sexnya menuntut dirinya untuk melakukan aktivitas yang lebih dari sekedar menikmati bibir itu.
Mingyu menyusupkan tangannya kedalam kemeja putih yang dipakai jeonghan, dia meraih nipel(puting) kecil berwarna coklat cenderung pink milik jeonghan yang sudah mencuat karena rangsangan dari dirinya.
Mingyu memilin nipel itu penuh dengan kelembutan dan nafsu, hingga tak terasa kacing kemeja yang dikenakan jeonghanpun ditanggalkan dan kini terekposelah dada putih dan mulus yang merangsang penglihatan mingyu, jeonghan menggeliat saat tangan kekar mingyu membelai pinggangnya yang telanjang, mingyupun mendekati leher jeonghan, dia sedikit mengecap dan menghisap kulit leher itu hingga membekas bercak merah, mingyu turun kedada rata jeonghan, dia pun memberi kissmark dan sedikit menggigit lembut pada kulit yang sudah dipenuhi tanda-tanda pemilikannya.
Nafas mingyu memburu, matanya sayu diliputi nafsu untuk segera menjama kejantanan kekasihnya.
Jemarinya memegang kancing dan leseting celana panjang namja dibawahnya, ketika dia hendak menurunkan celana itu, tiba-tiba tangan jeonghan menghentikan pergelangan tangan mingyu untuk mentelanjanginya, mingyu menatap bingung kearah jeonghan, kemudian jeonghan menarik mingyu untuk menciumnya, sekedar mengecup berkali-kali bibir mingyu.

TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang