TRA-01

65.6K 3K 384
                                    

The Red Affair
(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Memangnya, ada alasan lain dari selingkuh kecuali nafsu?

***

Wajah Damian terlihat gagah dalam balutan jas hitam yang rapi terpakai di tubuhnya. Seorang wanita cantik merapikan dasinya dengan kedua tangan manisnya yang rupawan. Damian akan menghadiri sebuah pesta. Perusahaan tempat ia bekerja telah berhasil memenuhi target tahunan. Tuan Ross memutuskan untuk merayakannya bersama semua stafnya.

Damian sedikit menundukkan kepalanya agar mampu melihat istrinya yang tampak cantik walau hanya mengenakan piyama berwarna merah. Dielusnya dagu sang istri dan dipandanginya kedua mata beningnya. Terajut senyum dari bibir manis sang istri yang juga memandang mata suaminya.

"Kenapa kau sama sekali tidak berubah, Firanda?" kata Damian, "setiap titik di wajahmu, selalu sama sejak pertama kali bertemu."

Firanda melebarkan senyumnya. "Berhentilah merayu, cepatlah berangkat! Kau pasti sudah ditunggu oleh Tuan Ross." Firanda mundur dan berpaling dari suaminya.

"Apakah istri yang baik akan membiarkan suaminya pergi tanpa ciuman?" ucap Damian.

Firanda hampir tertawa mendengar suara suaminya yang terus saja merayu. Ia teringat awal mereka bertemu, Damian begitu pemalu dan gugup saat ingin berbicara dengannya. Mendengar suaminya yang kini sangat mudah melontarkan kata-kata manis, membuatnya benar-benar ingin tertawa.

Damian pergi setelah mendapatkan satu kecupan di bibir dari istrinya. Meninggalkan rumahnya yang cukup besar dengan sebuah mobil hitam yang mengkilap di bawah lampu-lampu jalanan. Damian begitu mantap berkendara dengan sesekali merapikan rambut pendek bergelombangnya dengan tangannya. Ia selalu menyukai rambutnya. Ia tahu Firanda juga menyukainya.

Damian datang dan menyaksikan sendiri betapa mewahnya pesta makan malam di kediaman Tuan Ross ini. Ada puluhan meja bundar di halaman luas dengan sebuah panggung kecil di mana penyanyi pria yang cukup tua menembangkan lagu jazz yang romantis. Damian seharusnya mengajak Firanda ke sini, tapi dia enggan. Wanita selalu menyukai pesta, kecuali Firanda.

"Dam! Duduklah di sini!" teriak seorang pria yang duduk bersama seorang wanita di dekatnya.

Tentu saja Damian tahu siapa yang memanggilnya. Dia Roby, rekan dekat di kantornya. Dia tak menolak ajakan Roby untuk duduk di meja yang sama. Roby dan wanita di sampingnya berdiri dan menjabat tangan Damian dengan saling melempar senyum.

"Ini pasti, pacarmu?" tanya Damian menunjuk ke arah wanita di samping Roby setelah mereka bertiga duduk kembali.

"Kami sudah bertunangan," sahut Roby menunjukkan cincin tunangannya yang terpasang indah di jari manisnya. Kemudian ia juga menunjukkan kepunyaan Alice, tunangannya itu.

"Wah, aku harap kalian tidak memutuskan menikah di hari Rabu!" Damian terkekeh pelan.

"Ada apa dengan hari rabu?" kata wanita dengan gaun putih menawan itu.

"Tuan Ross, tidak akan pernah keluar pada hari rabu, sayang!" jawab Roby memandang tunangannya itu.

Seorang pelayan datang menawarkan minuman yang tersaji di nampan yang ia bawa. Mereka bertiga segera mengambil satu persatu gelas sembari mengucap terima kasih pada sang pelayan.

The Red Affair 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang