The Red Affair
(The Kingston City Series #1)
a novel by Andhyrama
www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama
***
Sesampainya di kantor Damian dengan langkah cepat menuju ruangannya. Di lorong ia bertemu dengan Jimmy Ross, adik dari Tuan Ross. Damian dan sebagian besar orang di kantor itu tidak menyukai Jimmy. Wajahnya yang tampak seperti berandalan dengan tubuh besar dan kekar membuatnya tampak menyeramkan, hanya saja banyak perempuan menggilai pria ini mengingat banyak sekali gossip tentang siapa pasangan pria 29 tahun itu. Damian membencinya karena sikapnya yang sombong dan kasar, baginya Jimmy sama sekali tidak menyenangkan.
"Hai Jim!" sapa Damian segera berlalu melewati Jimmy.
"Mau ke mana kau? Kita ngopi saja di belakang," sahut Jimmy.
"Aku harus mulai bekerja." Damian berhenti dan menoleh ke arah Jimmy. "Ini sudah jam delapan," terang Damian.
"Jam delapan kurang seperempat." Jimmy memerhatikan arlojinya. "Aku ingin mengobrol denganmu!" jelas Jimmy segera melangkah menuju ke ruang sepen.
Damian yang sebenarnya enggan sekali berbicara dengan Jimmy akhirnya menyusul setelah menaruh jas dan tasnya ke ruangannya. Entah apa yang akan dibicarakan Jimmy padanya, sejauh ini Jimmy hanya membicarakan masalah pekerjaan, dan betapa mukanya Damian jika mengingat Jimmy membual panjang lebar tentang ide-idenya di ruang rapat. Ia berharap tidak akan mendengar pidato dengan bahasa setinggi langit ala Jimmy kali ini.
"Duduklah," ajak Jimmy sembari membuka bungkus rokoknya.
"Sangat tidak biasa seorang Jimmy mengajak pegawai rendahan mengobrol empat mata," ujar Damian segera duduk sesuai apa yang dikatakan Jimmy.
"Memang kau hanya supervisor rendahan yang tidak akan mempengaruhi posisiku sebagai penerus perusahan ini, hanya saja aku ingin bicara hal lain di mana posisimu cukup berpengaruh," kata Jimmy mengembuskan asap rokoknya tepat di depan Damian.
Sampai di sini Damian sudah sangat kesal, Jimmy memang tidak bisa bersikap menyenangkan. Hanya saja ia tidak akan bunuh diri dengan melawan Jimmy. Ia bisa saja ditendang dari kantor secepatnya jika membuat sang adik pemilik perusahaan marah. Sekuat apa pun dukungan Tuan Ross terhadapnya tetap saja Jimmy punya begitu banyak cara untuk melemparnya.
"Wah, masalah apa itu?" tanya Damian pura-pura antusias.
"Aku melihatmu di pesta itu," mulai Jimmy, "kau sepertinya mengobrol dengan Alena, apakah kau mengenal dia dengan baik?" tanya Jimmy.
Wajah Damian berubah, ada sesuatu yang aneh yang ia rasakan karena ucapan perokok di depannya itu. "Kami saling mengenal, dia teman lamaku. Bukannya kau sendiri adalah pamannya?" tanya Damian.
"Bukan, hanya kakakku Jhonny yang merupakan pamannya. Aku bukan pamannya," terang Jimmy," ibunya, Natalie adalah adik angkat kakakku. Ini bermula karena ayahku yang merasa kasian dengan temannya yang kesusahan, ia mengangkat anak dari temannya itu menjadi anaknya untuk mengurangi masalah temannya itu. Jhonny menyambut baik Natalie ke rumah kami, mereka berdua sangat akrab benar-benar seperti kakak beradik. Saat usia Natalie enam belas, dia menikah dengan seorang anak nelayan. Aku masih lima tahun saat itu dan tidak pernah menganggap dia adalah kakak perempuanku, sehingga aku bukanlah paman dari anak Natalie, yaitu Alena. Kami tidak ada hubungan darah."
Damian mengangguk. "Lantas?"
"Aku ingin tahu pribadi Alena, dia masih begitu tertutup terhadapku. Kau teman lamanya, bukan? Kau pasti tahu apa yang dia sukai, atau apa hobinya," ujar Jimmy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Affair 「END」
Mystery / Thriller[15+] Jatuh ke cinta yang lain ketika sudah ada cincin yang melingkar di jari manis, Damian dihadapkan pada pilihan sulit. Alena, wanita muda yang sangat cantik itu kembali mencuri perhatian Damian dari istrinya, Damian terdorong kembali ke pelukan...