The Red Affair
(The Kingston City Series #1)a novel by Andhyrama
www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama
***
Mereka akhirnya sampai di Morning Abby, tempat itu tidak banyak berubah ada sebuah tebing tinggi yang terlihat dari jalan masuk ke kota kecil itu. Walaupun cuaca panas, angin berempus cukup kencang. Mereka bertiga turun dari mobil yang di parkir di depan sebuah rumah makan kecil yang menawarkan aneka makanan dari hasil laut.
Bobby masih mengucek-ucek matanya dan memandang Alena yang menuntunnya. Mata Alena terlihat merah, namun senyumnya tetap cerah. Damian terlihat canggung mempersilakan Alena untuk masuk ke dalam rumah makan dengan cat warna biru itu.
Tidak ada kata-kata antara Damian dan Alena, hanya Bobby yang mengambil alih kertas menu dari ayahnya dan berlagak memilih meniru orang dewasa. Mata Alena tertuju pada wajah Damian, yang kemudian disadari lelaki itu dengan sedikit terkejut. Gadis itu memasang wajah yang tidak bisa terlukiskan di benak Damian. Alena terlihat marah atau sedih, benar-benar khas wanita membingungkan pria.
"Alena di sini menjual masakan ikan tuna, bukankah kau suka itu?" tanya Damian yang secara canggung memulai bicara dengan memerhatikan buku menu yang dipegang anaknya.
"Dam," panggil Alena pelan.
"Ya?" jawab Damian kembali memfokuskan pandangan matanya pada Alena.
"Aku takut," jawabnya dengan bibir bergetar.
Damian diam sesaat karena bingung. "Maksudmu?" tanyanya.
"Entahlah, aku hanya takut." Alena menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Aku pesan tuna bakar, dengan saus kecap yang pedas!" ucapnya dengan raut wajah berubah drastis.
Sungguh Damian tidak mengerti apa yang terjadi dengan Alena. Gadis itu bukan sedih bukan marah, tapi dia takut. Jadi, matanya yang tidak peka atau memang misteri perasaan seorang wanita tidak semudah permainan ular tangga? Damian memesan mengikuti apa yang dipesan Alena dan memesankan Bobby sop telur ikan.
Rumah makan ini punya jendela yang besar dan langsung menghadap ke arah laut. Dari tempat mereka makan, kumpulan rumah yang terletak di permukaan yang lebih rendah tertata acak dan bergelombol. Pantai yang banyak terdapat bebatuan karang juga samar-samar terlihat. Makan siang yang cukup damai dengan pemandangan yang indah membuat rasa rindu akan Morning Abby mulai terbayarkan sepersekian bagian.
Saat Alena pelan-pelan menyantap makanan penutupnya, Damian diam-diam mengirim pesan pada istrinya bahwa dia telah sampai di rumah Derek. Tidak ada balasan setelah itu, Damian tahu Firanda masih belum memaafkannya untuk kemarin atau justru dia yang belum minta maaf. Ada tekad kuat di mana ia akan meminta maaf pada istrinya, namun melihat bibir Alena membuka dan menyantap sesendok puding membuat Damian berpikir bahwa satu kali maaf saja tidak cukup.
"Ada penginapan di dekat pantai, bukan?" ucap Alena menoleh pada Damian.
"Ya, ada. Queen Ocean kalau tak salah," jawab Damian.
"Papa! Di mana rumah Paman Delek?" tanya Bobby yang tidak bisa mengucapkan huruf r itu.
Damian terhenyak mendengar pertanyaan Bobby. Ia segera teringat bahwa Firanda memang mengucapkan rumah Derek saat ada Bobby. Anaknya tentu adalah anak cerdas yang tidak mudah lupa. Damian begitu khawatir jikalau Alena tahu kalau dia berbohong pada Firanda tentang kunjungannya ke Morning Abby.
"Kamu harus habiskan makananmu, Bobby!" ucap Damian mengalihkan pembicaraan.
"Tidak! Aku tidak suka! Itu tidak enak!" teriak Bobby cemberut pada ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Affair 「END」
Mystery / Thriller[15+] Jatuh ke cinta yang lain ketika sudah ada cincin yang melingkar di jari manis, Damian dihadapkan pada pilihan sulit. Alena, wanita muda yang sangat cantik itu kembali mencuri perhatian Damian dari istrinya, Damian terdorong kembali ke pelukan...