TRA-04

29.4K 1.8K 191
                                    

The Red Affair
(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Damian terdiam, ia merenungkan sesuatu. Roby memesan dua gelas champagne pada bartender yang tengah menyajikan minuman kepada pengunjung lain. Roby memandang wajah sahabatnya yang tampak muram itu. Ia merasa Damian tengah mendapat masalah sehingga menyuruhnya untuk minum bersama.

"Kaubilang kau tak akan minum lagi, Damian? Ada apa denganmu, tiba-tiba menyuruhku ke sini?" tanya Roby.

"Champagne!" ucap Damian pada bartender dengan menunjukkan dua jarinya.

Roby segera menepuk punggung Damian. "Aku sudah memesan tadi!" bisiknya.

"Oh, ya?" tanya Damian di saat Roby mengkonfirmasi pesanannya pada bartender.

"Kau ini kenapa?" tanya Roby lagi.

"Aku bingung, aku benar-benar bingung!" ucap Damian menjadikan telapak tangannya tumpuan bagi dahinya yang mengkerut.

"Gara-gara Jimmy Ross? Dia memang menyebalkan, kalau saja dia bukan adik Tuan Ross aku sudah menghajarnya keras-keras," ucap Roby dengan marah.

"Tak ada hubungannya dengan dia, ini mengenai wanita. Aku menaruh hati kepada wanita lain," ucap Damian memandang sobatnya itu.

"Jangan bilang kau ingin berselingkuh? Firanda itu wanita yang sangat baik, seharusnya kau tidak punya rasa pada wanita lain," kata Roby yang menyaksikan dua gelas champagne datang padanya.

Damian belum menanggapi perkataan Roby. Ia merasa bahwa Roby tidak perlu tahu siapa yang sekarang selalu ada di pikirkannya. Dengan cepat Damian menghabiskan segelas champagne di depannya. Ia menghembuskan napas setelah menelan minuman beralkohol pertamanya selama bertahun-tahun tidak ia rasakan. Pikiran tentang dosa telah melanggar janjinya pada Firanda ia segera kesampingkan.

"Aku bicara sebagai sobatmu, Dam! Kalau aku sendiri juga suka melirik ke wanita yang lebih menggoda. Ya, tetap saja aku tidak akan berpaling dari Alice," ucap Roby seusai meneguk segelas penuh isi anggur bersoda itu.

"Ini sungguh berbeda Rob! Ini bukan wanita baru, tapi dia dari masa laluku. Rasaku padanya memang tak pernah hilang dan sekarang aku berperang dengan egoku. Aku memang sudah punya segalanya, tapi perasaan ini benar-benar tidak bisa kuubah!" ungkap Damian dengan emosi meluap-luap.

Roby cukup memahami apa yang dikatakan Damian. Ini sesuatu yang rumit, ia sadar bahwa ia tidak bisa berlagak menasehati teman karibnya itu. Tak ada hal lain selain mengatakan bahwa dia akan selalu mau mendengarkan apa yang Damian ingin curahkan. Roby mulai merasa bahwa mereka berdua terlihat sangat sentimen. Memang tak ada salahnya, hanya saja mereka butuh tambahan champagne untuk menemani malam.

Damian dalam keadaan setengah mabuk memasuki rumahnya. Ia begitu haus dan segera menuju dapur, meminum beberapa gelas air putih dan melangkah menuju kamarnya. Damian menyaksikan Firanda tengah duduk dengan mata tertutup di sofa dengan buku terjatuh ke lantai.

Terpikir dalam otak Damian bahwa istrinya menunggunya sampai tertidur. Ia segera mendekati istinya dan menata rambut Firanda yang agak berantakan. Setelah itu, Damian mengangkat tubuh istrinya menuju ke kamar, membaringkannya dan menyelimutinya. Sejenak muncul dalam benaknya bahwa suatu kejahatan jika Damian tetap ingin bersama Alena.

Damian merogoh sakunya mengambil ponselnya. Ada beberapa pesan masuk dari Alena, ia baru menyadari ada pesan yang masuk sejam yang lalu itu. Damian membukanya, dan isinya membuat Damian semakin bingung tak karuan. Dalam pesan itu, Alena mengutarakan kebahagiannya karena sebentar lagi ia bisa kembali ke Morning Abby bersama Damian. Gadis itu benar-benar tak sabar.

The Red Affair 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang