TRA-03

32.9K 1.9K 221
                                    

The Red Affair
(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Firanda mengamati suaminya yang sejak tadi tersenyum sendiri. Damian yang memakai kaus putih polos dan celana pendek itu membaca koran ditemani kopi di atas meja kayu dekat kursinya. Wanita itu merasa ada yang beda dalam gerak-gerik suaminya. Biasanya Damian akan sangat serius jika membaca koran. Firanda menarik kesimpulan bahwa ada isi berita yang tampak lucu bagi suaminya.

Setelah dirasa cukup mengamati suaminya, Firanda beralih ke dapur. Ia akan membuatkan sarapan untuk suaminya sebelum Bobby terbangun. Karena pengasuh anaknya izin untuk cuti selama seminggu, Firanda harus mengurus Bobby sendiri. Pekerjaan sebagai istri sekaligus ibu memanglah impiannya dari dulu. Ia sangat menyanyangi anak dan suaminya. Kehidupannya sudah sangat sempurna.

Damian segera datang ke meja makan setelah panggilan manis isterinya menggema. Dilihatnya masakan ringan roti bakar isi telur dan susu putih di sampingnya. Firanda sebagai istri yang baik duduk di depan suaminya dengan pandangan tertuju pada wajah lapar itu.

"Bagaimana pesta semalam?" tanya Firanda.

"Sebelumnya aku minta maaf karena pulang terlalu malam, aku sampai tak mencium keningmu dan Bobby sebelum tidur," ucap Damian dengan pandangan lurus pada istrinya sementara tangannya sudah memegang roti bakarnya.

"Tak perlu minta maaf, kau pantas untuk bersenang-senang! Lagi pula tadi malam kau juga capai. Aku akan selalu senang jika suamiku senang," kata Firanda memangku dagunya dengan tangan kanannya.

"Pesta kemarin memang cukup menyenangkan," jawab Damian singkat segera menyantap sarapannya.

Firanda tak bertanya lagi. Ia langsung berdiri dan mengatakan pada suaminya bahwa ia akan menyiapkan pakaian untuk suaminya berangkat ke kantor. Damian hanya mengiyakan dan melanjutkan sarapannya. Ia sebenarnya gugup jikalau istrinya menanyakan banyak hal mengenai pesta tadi malam. Ia tahu Firanda adalah wanita yang cerdas, dia tak mudah dibohongi.

Si kecil Bobby sudah terbangun dari tempat tidurnya, ia merengek memanggil ibunya. Firanda tentu saja segera datang setelah semua pakaian suaminya tertata rapi di atas ranjang siap untuk digunakan. Firanda bergerak ke kamar sebelah, di mana bocah empat tahun itu sudah duduk di atas ranjang dengan sprai bergambar kumpulan robot kecil yang tersebar.

"Mama!" teriak bocah berwajah imut dengan pipi tembem itu melihat ibunya.

Firanda segera mengusap rambut anaknya berkali-kali. "Apa kau mimpi buruk, sayang?" tanya Firanda.

Bobby menggeleng dan baru kemudian ia menurunkan pandangannya ke bawah. Firanda segera tahu saat melihat selimut yang basah. Anak lelakinya ngompol. Wajah Firanda berubah dengan cepat, memerah.

"Mama sudah bilang berapa kali padamu? Jangan ngombol lagi!" ucap Firanda dengan pandangan mengancam.

Bobby menggeleng. "Ini bukan! Ini bukan!" ucapnya mengeras sembari tak henti-hentinya menggeleng.

Firanda dengan cepat mengangkat kedua tangannya dan mearuhnya ke samping kepala Bobby agar ia berhenti menggeleng. Dilihatnya wajah putranya sudah tampak pucat ketakutkan. Firanda memandang wajah putranya, menatapnya dengan tajam.

"Jangan berbohong, Mama benci kamu berbohong! Sekarang sikat gigi dan ganti pakaianmu!" ucap Firanda yang akhirnya mencium kening anaknya itu.

Bobby pun segera turun dari ranjang dan menuju kamar mandi. Anak itu cukup pintar untuk melepaskan pakaian sendiri dan menyikat giginya. Firanda memandang apa yang ada di depannya, kekotoran yang ditinggalkan anaknya. Sungguh tidak ada pengasuh di rumah ini membuatnya tidak bisa bersantai lagi.

The Red Affair 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang