TRA-32

12.4K 993 435
                                    

The Red Affair

(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Damian keluar kamar saat telepon rumahnya berbunyi. Ia heran karena tagihan teleponnya belum dibayar, namun kenapa bisa telepon itu berbunyi? Ia mendekat ke meja ruang tengah di mana telepon itu berada. Tangan kanannya mengangkat gagang telepon dan mendekatkan ke kupingnya.

"Papa, kenapa Tante Lena memotong tangan Mama?" suara Bobby terdengar membuat Damian terhenyak. "Kenapa Tante Lena menggantung Mama?" tanya Bobby lagi.

"Di ma-" suara Damian terpotong saat suara gedoran pintu terdengar.

Ia melangkah ke arah pintu depan. Suara gedoran terdengar semakin keras membuat nyali Damian seperti ditantang. Saat suaranya berhenti, Damian melangkah mendekati pintu. Ia menempelkan telinganya ke pintu. Tidak ada suara selama beberapa detik, namun tiba-tiba ia dikagetkan dengan kapak yang muncul di depannya.

Damian mundur, seseorang di balik pintu tengah mencoba membuat lubang dengan kapaknya. Pria itu tahu ini pastilah mimpi, ia menggeleng dan bergerak mundur. Pintu hancur dan seseorang muncul dari baliknya. Wajah cantik bak porselen yang menyeringai.

Tatapan Alena membuat Damian ingin terbangun, namun ia tak tahu caranya. Ia memilih mundur perlahan walau ia tahu gadis berlumuran darah itu tengah mendekat ke arahnya.

"Kalau aku tak bisa memilikimu saat engkau masih hidup, aku bisa memilikimu saat kaumati, " ucap Alena.

Damian segera membalik dan berlari menjauhi Alena. Namun lorong menyempit, membuatnya terdesak. Suara Alena tertawa di belakang menakutinya. Ia tak akan bisa lolos walau dengan keras ia berusaha keluar dari lorong yang menyempit serta mencoba terbangun dari mimpinya.

"Di mana janjimu? Kita akan mencari jalan keluar bersama bukan? Kau tidak akan meninggalkanku bukan? Mana bualan manismu itu? Mana buktinya?" tanya Alena yang membuatnya semakin mencoba keras untuk bisa kabur.

Keringat dingin turun dari pelipisnya. Damian terbangun dengan napas terengah-engah. Ia membelalakkan matanya, mulutnya sedikit terbuka. Dengan cepat ia menyingkap selimutnya dan turun dari ranjangnya. Dengan segera ia memakai celana panjang dan jaket hitam yang ia gantungkan di dinding.

***

Jalanan sangat sepi, hanya beberapa kendaraan yang lalu lalang. Saat tiba di apartemen itu, Damian segera berlari menaiki tangga. Ia sempat berpapasan dengan seorang wanita dengan rambut bergelombang di tangga. Hampir saja ia mengira wanita itu adalah Alena, saat tahu bahwa wanita itu bukan Alena ia tampak lega.

Cahaya yang menuntunnya sangat remang, namun kakinya yang kuat terus mencoba menaiki satu-persatu anak tangga. Wajahnya begitu khawatir, namun pandangan matanya sangat mantap. Ia terhenti saat melihat seorang pria tengah menyandar ke tembok dengan botol minuman di tangannya.

"Wanita pembohong, bagaimana dia bisa melakukan ini padaku," ucap pria itu dengan suara kurang jelas.

Damian mencoba melewati pria itu. Dengan perlahan ia melangkah menaiki tangga di depan pria itu. Ia berhasil melewatinya, namun ia dikagetkan karena pria itu membanting botol minumannya. Damian menoleh dengan panik, namun sang pria hanya berteriak-teriak tidak jelas tanpa memandangnya. Damian menggeleng dan kemudian kembali menaiki tangga.

The Red Affair 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang