9.Diary

1K 89 6
                                    

   Malam yang menurut pria ini tidak seperti malam malam sebelumnya. Pria itu berfikir keras tentang apa yang tadi dikatakan oleh kekasihnya. Apa sebegitunyakah dia menyakiti kekasihnya?

"Argghh." Erang justin menyelipkan jari jarinya di rambutnya.

"Ya tuhan.. maafkan aku." Bisik justin. Dia beranjak lalu membuka pintu menuju balkonnya. Justin berencana untuk kekamar caitlin.

Justin menutup pintunya dan berjalan ke arah pintu caitlin. Dia meloncat pagar kecil dan berlari kecil kearah kamar caitlin. Sesampai didepan pintu, justin menarik nafas dengan perlahan lalu membuangnya. Dia memegang gagang pintu dan mendorongnya. Dia tau kalau pintu ini tidak pernah dikunci.

Justin menutu pintu itu dengan perlahan lalu berbalik. Dia menelusuri lekuk lekuk kamar caitlin yang gelap. Caitlin tertidur dengan badan menekuk kesamping dan caitlin berada ditengah tengah tanpa bantal maupun selimut. Justin berjalan mendekat kearah caitlin dan secara perlahan justin merangkak ke atas kasur. Dengan perlahan justin memeluk caitlin dari belakang dan menyamai bentuk tubuh caitlin yang sedang meringkuk.

Justin mengangkat caitlin untuk saling menempel. Caitlin tersentak tetapi justin buru buru menenanginnya.

"Ssstt.." desis justin. Dia mengecup pipi caitlin dengan lembut.

"Justin.." bisik caitlin. Justin mengeratkan pelukannya.

"Iyaa, ini aku cait." Caitlin memegang tangan justin yang sedang memeluk perutnya.

"Maafkan aku." Bisik justin. Caitlin terdiam, mendengar kelanjutan justin.

"Maafkan aku cait, aku memang salah. Aku pria brengsek yang hanya bisa menyakiti kekasihnya terus menerus dan bahkan sudah lebih dalam." Sesal justin.

"Kau boleh balas perbuatan aku dengan apapun itu. Asalkan kau memaafkan ku cait. Kau boleh pukul aku sepuasmu, bahkan kau boleh bercumbu dengan lelaki lain didepanku. Supaya aku tau bagaimana menjadi kau. Lakukan yang kau mau cait! Lakukan!" Bisik justin. Caitlin menggeliat dan membalikkan tubuhnya kehadapan justin.

"Aku mau bercumbu bersama pria didepan mu." Bisik caitlin. Justin terdiam.

"O-oke. Kau boleh melakukannya. Kau boleh cait! Kau boleh!" Bentak justin pelan. Caitlin memasang muka datar.

"Aku ingin sekarang." Ucap caitlin. Justin mengernyit.

"Kau ingin bercumbu dengan adik mu? Jack? Oke sil-"

"Bukan!" Gertak caitlin. Justin menatap caitlin dengan alis yang melengkung.

"Aku ingin bercumbu dengan mu." Bisik caitlin lalu menarik tengkuk justin dengan kasar. Caitlin menyatukan bibirnya dengan bibir justin.

Justin terkekeh lalu membalasnya dan memeluk pinggang caitlin. Justin mengisap bibir bawah caitlin dengan lembut. Lalu justin melepaskannya dan menatap caitlin lembut. Justin mengecup bibir caitlin singkat lalu memeluknya dengan erat.

"Aku mencintaimu justin.." bisik caitlin. Justin memejamkan matanya tanpa membalas perkataan caitlin. Dia belum bisa membalasnya.

"Just." Bisik caitlin. Justin berdehem.

"Do you love me?" Tanya caitlin. Justin menengang dan terdiam tanpa menjawab itu.

"Justin? Do you love me?" Ulangnya.

"Ee.."

"Justin?" Ucap caitlin. Caitlin mendongak dan menepuk kedua pipi justin. Justin tersentak lalu menunduk melihat caitlin.

"Do you love me justin?"

"A.. ye-yeah. Tentu cait." Ucap justin. Caitlin tersenyum lalu memeluk justin erat.

My life // j.bTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang