4. I want you like the first..

873 90 1
                                    

"aku merindukan bibir mu." Ucap justin cepat dan membuat jantung caitlin berdebar. Caitlin menegang. Caitlin juga sangat merindukan bibir pink miliknya tetapi menurut caitlin ini adalah sesuatu yang tidak pernah di lakukan setelah rose menghilang. Caitlin merasa dirinya sangat gugup.

"Cait.." caitlin mendongak. Justin membalikan tubuh caitlin menjadi menghadap nya.

"Aku merindukan bibir mu." Ulang justin dengan mengusap bibir caitlin. Caitlin tersenyum gugup.

"Me too.." ucap caitlin pelan. Justin tersenyum. Justin memegang pipi kiri caitlin dan satu tangannya melingkar dipinggang caitlin, dia menarik wajah caitlin pelan dan menempelkan bibir mereka.

Justin melumat perlahan bibir bawah caitlin dan caitlin pun sama, dia melumat bibir atas justin. Justin merasakannya. Dia seperti dulu kembali, dia merasakan jantungnya berdetak cepat dan kupu kupu beterbangan di perutnya.

Caitlin melepas ciumannya, justin memandang caitlin dengan tatapan kecewa. Caitlin tertawa kecil lalu mengecup kening justin.

"Aku kehabisan nafas bodoh." Ucap caitlin. Justin mendengus lalu mengecup bibir caitlin singkat.

"Payah." Ledek justin. Caitlin mencubit hidung justin gemas.

"Kau seperti dulu. Aku merindukan kau yang seperti ini justin, aku mohon seperti ini terus." Lirih caitlin lalu memeluk justin. Justin mengecup telinga caitlin lalu menyembunyikan wajahnya di lekuk leher caitlin.

"Akan aku usaha kan." Bisik justin memeluk caitlin erat sangat erat. Justin mengernyit saat mendengar isak tangis caitlin. Justin melepas kasar pelukan caitlin.

"Hey, hey kenapa menangis? Aku menyakiti mu? Sstt jangan menangis caity.." lirih justin. Caitlin tersentak saat nama panggilan justin dulu di pakai lagi oleh justin dan air mata caitlin menambah.

"Maafkan aku cait... ak- jangan menangis cait, aku tidak suka." Ucap justin lalu menghapus kasar air mata caitlin. Caitlin tersenyum. Dia sangat sangat bahagia, justin akan seperti dulu lagi. Justin menggulingkan tubuhnya dan tubuh caitlin, sekarang justin yang di atas dan caitlin dibawah. Justin mengecup kening caitlin lembut.

"Kau tahu? Saat kau bersama pria sialan itu, aku marah padamu." Kesal justin. Caitlin mengernyit.

"Pria sialan? Siapa?" Ucap caitlin. Dia mengalungkan tangannya di leher justin.

"Bryan. Kau dulu tidak pernah mau berkenalan dengan pria pria mana pun! Tapi dengan pria sialan itu kenapa kau mau!?" Bentak justin. Bentakkan justin justru membuat caitlin tertawa.

"Tidak lucu." Ketus justin. Caitlin terkekeh kecil lalu mengusap kedua pipi justin.

"Aku tidak tahu. Aku juga tidak mengerti kenapa aku ingin menerima kenalan dari bryan, aku hanya merasa nyaman bersamanya dan mungkin aku menyukainya." Ucap caitlin memanas manasi justin.

"Apa!?" Bentak justin keras. Caitlin tersentak.

"Kau nyaman dengan pria sialan itu hah!?" Lanjut justin. Justin menatap caitlin tajam sangat tajam. Justin mencengkram kuat bahu caitlin. Membuat caitlin meringis.

"A-aww jus-justin sakit.." ringis caitlin pelan. Justin malah mencengkram bahu caitlin dengan sangat kuat.

"Kau! Kau berani menyukai pria lain dibelakangku hah!?" Teriak justin. Caitlin meringis lalu menggeleng.

"Aku hanya ber-sstt bercanda just.." ucap caitlin diringi ringisan. Justin melepas cengkramannya dengan kasar lalu beranjak dari kasur.

"Kau membuat mood ku tidak baik lagi!" Bentak justin lalu menutup pintu kamarnya dengan kasar. Caitlin tersentak dan seketika air matanya turun begitu saja.

"Justin kembali lagi." Lirih caitlin dengan suara bergetar lalu dia menekuk kakinya dan tangannya melingkar di kakinya. Dia merasa takut saat melihat mata tajam milik justin, dan caitlin baru melihat justin semarah ini. Caitlin menghapus air matanya kasar, dan merapihkan pakaiannya yang sedikit berantakan. Dia sedikit berkaca dan mengahapus sisa sisa air matanya. Lalu dia turun untuk mengambil tasnya.

Caitlin melihat justin sedang bersender di kursi sofa. Sebelah justin ada tas caitlin.

"Caitlin.." caitlin menengok lalu tersenyum. Mom pattie ikut tersenyum.

"Aku pulang dulu ya mom." Ucap caitlin. Mom pettie terlihat kecewa.

"Kau disini sangat sebentar, lagian rumah kau dan rumahku bersebelahan." Ucap mom pattie. Caitlin tersenyum.

"Aku akan mengerjakan pekerjaan rumah mom pattie, dan itu sangat banyak." Bohong caitlin. Mom pattie pun dengan pasrah mengangguk. Caitlin mengecup pipi mom pattie lalu berjalan kesofa untuk mengambil tasnya.

"Aku pulang dulu." Ucap caitlin dan mengecup kedua pipi justin. Justin hanya berdehem.

Caitlin menutup pintu utama rumah justin. Lalu dia menunduk. Justin tidak akan melakukan apa yang justin bicarakan tadi di kamar justin. Caitlin tersenyum getir lalu masuk kedalam rumahnya.

***

Justin beranjak dari kasurnya lalu membuka pintu menuju balkon miliknya. Dia sekilas menatap kamar caitlin yang tertutup lalu duduk di rumput hijau yang sangat bersih. Justin merasa bersalah terhadap caitlin, dia merada pembicaraan dia tadi waktu di kamarnya bersama caitlin adalah omong kosong. Justin tau caitlin sangat kecewa. Justin hanya tidak bisa diajak bercanda oleh caitlin. Tidak seperti dulu yang tidak akan cepat marah seperti tadi.

Justin tersentak saat mendengar suara kaca yang terjatuh dan bersuara yang sangat nyaring. Justin menengok dengan cepat kearah pintu kamar caitlin arah dari suara itu. Dengan segera justin bangkit dan meloncat kearah balkon caitlin lalu mengitip pintu kaca bening itu. Dia menarik gagang pintu. Tidak terkunci.

"Caitlin!" Panggil justin. Dari nada justin tersirat kekhawatiran. Justin membulat mata saat melihat beling kaca berserakan di lantai dan ada sedikit darah disitu.

"Caitlin!!!" Teriak justin. Justin menatap kearah pintu kamar mandi. Dia mendengar air shower yang menyala. Justin berjalan kearah kamar mandi itu lalu menarik gagang pintu itu, tetapi tidak bisa. Dia menarik lebih kecang tetapi tetap tidak bisa. Dia mundur beberapa langkah lalu berlari dan mendobrak pintu kamar mandi itu. Justin mematung. Dia melihat caitlin terduduk, menekuk lututnya diatas shower dan masih memakai pakaian sekolah. Mata nya terpejam dan ada goresan di tangannya yang membuat darah mengalir. Justin menggeleng seketika lalu berlari kearah caitlin dan mengangkat tubuhnya ke pangkuannya.

"Cait!! Kau bercanda! Bangun!!" Teriak justin, dia menepuk pipi caitlin pelan lalu memeluknya.

"Aunty!!!!! Uncle!!!!" Pekik justin. Justin mengangkat tubuh caitlin lalu berjalan keluar kamar mandi.

"Caitlin! Kau bodoh! Kenapa melakukan itu! Hah!? Kau ingin meninggalkan ku hah!?" Bentak justin. Dia mengusap pipi caitlin. Lalu tiba tiba mom, dad caitlin datang dan terkejut.

"Astaga! Justin, caitlin kenapa!?" Teriak mom caitlin. Justin menggeleng, dia memeluk caitlin erat di tempat tidur.

"Panggil kan dokter aku mohon!!" Teriak justin. Justin mengecup rambut basah milik caitlin.

"Justin.." justin tersentak lalu menunduk melihat caitlin membuka mata. Justin mengusap pipi kanan caitlin lembut.

"Kau bodoh! Kenapa kau melakukannya!?" Bentak justin. Caitlin tersenyum.

"Aku ingin kau seperti dulu.. Aku mencintai mu.." bisik caitlin lalu dia menutup matanya kembali. Justin terdiam lalu mengangguk tanpa sepengetahuan caitlin.

"Aku akan melakukannya kalau kau bertahan demiku cait... ak- aku mencintaimu caity.." bisik justin tepat di telinga caitlin. Lalu memeluknya erat. Dokter masuk bersama 1 orang suster. Justin dan kedua orang tua caitlin disuruh menunggu diluar kamarnya.

***
Vote.

Thx.

My life // j.bTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang