8.Only she! Not me.

867 94 16
                                    

Rasa yang sekarang lagi dirasain oleh caitlin adalah rasa sakit. Caitlin bertahan untuk tersenyum didepan semuanya seperti dirinya tidak apa apa yang sebrnarnya dirinya sakit. Hatinya terluka selama 7 hari berturut. Dia tidak lagi merasa hampa, merada sepi karna justin, kekasihnya sudah mulai melihatkan giginya. walaupun bahagianya bukan karena caitlin tetapi karena rose. Dia cukup senang karna itu. Dan dia juga cukup sakit. Rose dan justin selalu berpegangan didepan caitlin. Siapa yang sebenarnya kekasihnya?

"Justin." Panggil caitlin saat melihat rose beranjak dan mengilang. Justin menatap caitlin sekilas dan berdehem lalu mengambil minuman miliknya.

Caitlin menghela nafas lalu tersenyum dan menggeleng. "Tidak jadi." Caitlin menatap ke samping lalu menyender.

Justin terdiam lalu melirik caitlin. Melihat caitlin yang dari tadi menghembuskan nafasnya berkali kali. Menurut justin, caitlin menjadi pendiam. Jarang sekali dia berbicara panjang kepadannya. Sekarang giliran justin yang menghembuskan nafasnya.

"Ada apa, cait?" Caitlin menengok cepat kearah justin. Untuk beberapa saat caitlin dan justin terdiam, saling menatap satu sama lain.

"Aku merindukan mu." Batin caitlin.

Caitlin menggeleng. "Tidak. Aku hanya ingin memanggil mu saja." Ucap caitlin lalu terkekeh kecil.

"Kau mau apa? Bicara dengan jujur cait." Ucap justin. Caitlin menatap justin lalu mendesah.

"Aku me-" belum menyelesaikan kata kata yang mau dikeluarkan oleh caitlin, rose datang dengan wajah pucat.

"Justin, cait, aku pusing. Aku ingin pulang." Ucap rose serak. Justin menatap rose dengan cepat lalu beranjak.

"Kau tidak apa apa rose?" Ucap justin panik lalu menyentuh kedua pipi rose. Rose menggeleng.

"Tidak, aku hanya pusing." Ucap rose. Justin mengecup singkat kening rose singkat. Dia mengambil tasnya dan juga rose dengan buru buru. Justin merangkul rose dan berjalan tanpa mengajak caitlin yang sadari tadi menatapnya.

Caitlin tertawa sendiri. Dan tanpa sadar air matanya sudah turun membasahi pipinya.

"Dia begitu panik." Bisik caitlin.

***

Jack berlari dengan tawa yang keluar dari mulutnya. Caitlin mengejar jack. Caitlin tertawa lepas dan dia berusaha memeluk adiknya dari belakang.

"Oke oke, cait. Stop! Aku lelah." Ucap jack mengangkat kedua tangannya. Caitlin terkekeh lalu menghambur ke Pelukan jack. Jack tertawa lalu mengangkat tubuh caitlin ke atas dan memutar mutar di udara. Mereka seperti sepasang kekasih.
"JACK!!" pekik caitlin. Jack tertawa lalu menjatuh kan tubuhnya ke rumput. Disusul oleh caitlin yang sekarang sudah berada di atas tubuh jack.

"Kau tahu? Aku ingin berpacaran dengan mu. Tapi kau milik pria brengsek itu." Ucap jack. Caitlin terkekeh.

"Kita adik kakak, ingat! Dia tidak brengsek!" Ucap caitlin. Jack memutar kedua matanya jengah.
"Terserah kau." Caitlin tersenyum lalu mengecup hidung mancung milik adiknya sekilas dan beranjak dari tubuh jack.

"Aku ingin kekamar justin, kau mau ikut?" Ucap caitlin. Jack menggeleng.

"Tidak. Kau saja." Jack beranjak lalu masuk kedalam kamar caitlin.

Caitlin berjalan kearah pintu kamar justin. Sesampai didepan pintu caitlin mengetuk nya dengan perlahan.

"Justin?" Ucap caitlin sedikit berteriak.

"Bentar." Caitlin tersenyum saat mendengar suara kekasihnya.

Justin membuka pintunya dan memasang muka tidur nya. Caitlin tertawa lalu mencubit sebelah pipi justin. Justin mendengus dan dia menarik caitlin kedalam.

"Tukang tidur." Ledek caitlin. Justin memutar bola matanya dan dia meloncak ke kasur.

"Aku lelah, aku baru saja pulang dari rumah rose." Ucap justin. Caitlin terdiam. Senyuman yang ada dibibirnya luntur, kaki yang dia goyangkan berenti.

"Rose, rose, rose. Selalu gadis itu? Kapan aku disebut?" Batin caitlin.
"Dia mendingan?" Ucap caitlin. Justin berdehem.

"Dia tidak boleh kelelahan. Katanya dia lupa meminum vitiminnya." Ucap justin. Caitlin membuang nafas lelah dan ikut berbaring di sebelah justin.

"Aku merindukanmu justin." Bisik caitlin hampir tidak terdengar tetapi justin mendengarnya. Justin membuka matanya menatap caitlin. Justin terdiam.

"Kau dan aku sering bertemu, kau merindukan ku? Kau aneh." Ucap justin. Caitlin menengok kearah justin dan mengubah posisi berbaringnya menjadi menghadap justin. Tangannya terselip di antara pipinya dan kasur.

"Aku dan kau sering bertemu? Iya itu benar. Tapi coba kau fikir, kau seharian bersama siapa? Ngombrol dengan siapa? Di antara aktivitas itu ada aku tidak?" Ucap caitlin tersenyum. Caitlin menahan air matanya yang akan jatuh.

Justin terdiam. Dia menatap caitlin tanpa berkedip.

"Tidak ada yang kau lakukan bersama ku. Hanya rose, rose, rose yang bersama mu terus." Caitlin memegang sebelah pipi justin, lalu tersenyum.

"Bolehkah aku membuka semua perasaan ku disini? Didepan mu?" Bisik caitlin. Justin tidak menjawab sama sekali.

"Kau diam, dan menurutku iya. Karna aku mengeluarkan perasaan ku dan kau hanya biasa saja." Ucap caitlin.

"Kau mengecup semua lekuk lekuk wajah rose didepan ku." Ait mata caitlin turun satu tetes membasahi tangan yang menyelip di pipinya.

"Kau bergandeng tangan rose didepan ku. Bercanda didepan ku." Ucap caitlin.

"Kau tidak menganggap ku kekasih mu didepan rose."

"Kau berubah menjadi seperti dulu karna rose."

"Kau tertawa karna rose."

"Kau berbicara banyak karna rose."

"Kau tidak sedingin dulu karna rose."

"Hanya rose! Rose yang merubah dirimu! Hanya rose! Bukan diriku sendiri!" Ucap caitlin. Dia memukul dada bidang justin. Dia terisak. Justin menatap caitlin datar. Tapi sebenarnya di dalam hatinya dia merasa di tusuk oleh ribuan jarum. Sakit.

"Aku? Hal apa yang pernah aku buat untuk mu? Aku pernah bikin kau tertawa sepanjang hari? Tersenyum sepanjang hari?"

"Jawabannya apa?" Caitlin menghapus air matanya.

"Tidak kan? Itu tidak ada!"

"Cait." Bisik justin serak.

"Apa? Hmm? Kau menyukai rose? Kau mencintai rose?" Ucap caitlin bergetar. Justin terpaku. Saat justin ingin menarik caitlin kedalam dekapannya, caitlin menepis tangan justin dan langsung beranjak. Menghapus ait matanya dengan kasar. Justin ikut terbangun.

"Sebenarnya siapa yang jadi kekasihmu justin?"

Caitlin beranjak dan berlari keluar.

Justin terpaku.

***

Comment cobaa, ceritanya bagus atau enggak?

Vote jangan lupa.

Love,
Nazwa.

My life // j.bTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang