6.Rose is back

798 74 8
                                    

    Matahari sedikit lagi akan tenggelam dan akan berubah menjadi gelap. Tetapi caitlin tetap duduk di balkonnya entah sampai kapan. Dia meresa bosan di kamar nya terus, caitlin butuh hiburan.

Caitlin mendengus pelan lalu melirik pintu kamar kekasihnya yang sudah di tutupi hordeng coklat. Dia ingin bersama justin, etahlah dia hanya ingin bersamanya. Karna firasat di lubuk hati caitlin terus menganggunya. Dia takut. Sangat. Caitlin takut justin meninggalkannya. Hanya itu.
Caitlin beranjak dan membersihkan rok pendeknya. Dia melirik sekali lagi kearah pintu kamar justin, dia ingin kesana tetapi dia takut menganggu kekasihnya. Caitlin berjalan perlahan ke arah pintu kamar justin. Dia memohon supaya justin tidak marah kepadanya karna mengetuk pintunya di hari menjelang malam ini.

Caitlin mengetuk perlahan pintu itu. Tidak ada sahutan.

"Justin.." panggilnya lalu mengetuk 2 kali.

"Hmmmm.." caitlin tersenyum saat mendengar suara kekasihnya yang terdengar malas. Justin membukannya dan menatap datar kekasihnya itu, terbaliknya caitlin tersenyum kepada kekasihnya.

"Ada apa?" Tanya justin datar tanpa senyuman. Caitlin mendesah pelan.

"Aku hanya ingin main di kamar mu.. bolehkah?" Ucap caitlin.

"Ini mau malam cait.." ucap justin. Caitlin megangguk.

"Aku tahu. Tetapi dulu bukannya aku sering main pada malam hari di rumahmu hmm? Aku hanya merasa bosan sekarang." Ucap caitlin. Justin memutar kedua bola matanya.

"Masuk." Caitlin berseru pelan lalu masuk . Caitlin meloncat ke arah kasur besar milik justin. Justin ikut melompat dan tengkurep di kasur. Kepala justin menghadap ke arah caitlin. Caitlin terkekeh saat melihat justin mengerjap matanya berulang kali.

"Kau mengantuk?" Ucap caitlin. Justin berdehem.

"Sini." Ucap caitlin lalu mengangkat justin. Justin dengan malas bangun. Justin menatap caitlin datar.

"Kemana ?" Tanya justin.

"Seperti dulu." Ucap caitlin lalu menarik kepala justin ke pahanya. Justin membalikkan tubuhnya ke arah perut caitlin dan memeluk pinggang caitlin.

"Aku merindukan ini." Gumam caitlin. Lalu mengecup pelipis justin.

Caitlin mengelus rambut justin lembut. Justin membalikan badannya menjadi menghadap ke langit langit dan begitupun wajah caitlin. Caitlin tersenyum, mengelus setiap lekuk lekuk wajah justin dengan lembut. Caitlin mencubit hidung justin dengan pelan membuat justin mendengus lalu membuka matanya. Caitlin terkekeh kecil dan mengecup kening justin, kedua matanya, hidung mancungnya, kedua pipinya, dan mengecup bibir pink milik justin. Justin membalasnya dengan cepat sebelum caitlin melepasnya. Caitlin tersenyum.

"Aku." Ucap caitlin mengusap pipi justin.

"Sangat mencintaimu justin." Ucap caitlin. Justin menatap caitlin dalam. Dia berusaha tersenyum, walaupun hatinya biasa saja saat mendengar kata yang keluar dari mulut mungil caitlin.

"Aku benar benar tidak mencintai caitlin." Batin justin dalam hati.

***

Caitlin's pov

Aku berjalan kearah ruang keluarga. Ini rumah justin, aku ketiduran di kamar waktu malam. Aku menyalakan tv dan memindah mindahkan chanel.

"Hai, cait." Aku berbalik. Justin berjalan kearahku dengan membawa satu ciki besar. Dia mengecup puncuk kepalaku lalu duduk di sebalahku. Aku tersenyum lebar karna perilakunya tadi terhadapku.

Aku menyender di bahu justin. Aku berkali kali mengambil isi dalam ciki begitupun justin.

"Justin.." panggil ku. Justin berdehem.

"Kau ingat, saat aku terjatuh dari tangga membuat aku pingsan." Ucapku mengulang memory bersamanya.

"Saat aku bangun, aku melihat kau menangis. Kau memanggilku dan berkata kau tidak apa apa? Yang mana yang sakit? Katakan padaku. Kau sangat berpikiran kalau kecelakaanku itu parah." Ucapku terkekeh pelan. Aku mendengar justin mendengus.

"Kau ingat, saat aku hampir tertabrak mobil, dan kau menolongku. Aku sangat sangat berterima kasih padamu. Kau penyelamatku justin." Ucapku mengecup sebelah pipinya.

"Aku ingat saat kau mendiamkan ku selama 1 hari, membuatku menangis atas tindakan mu. Dan nyatanya kau mendiamkan ku karena hal itu. Kau mengerjaikukan! Kau menyebalkan! Kau mengerjaiku saat aku akan berulang tahun. Menyebalkan." Ucap ku memajukan bibirku. Justin terkekeh.

"Kau juga menyebalkan! Kau mendorongku ke salju yang sangat dingin saat hari ulang tahun mu." Ucap justin. Aku tertawa.

"Impas!" Ucapku. Justin hanya mendengus.

"Oh! Ada lagi! Saat aku ingin digendong oleh dadmu, kau menangis dan menarikku lalu merentakkan tangannya seperti ingin digendong. Manja!" Ucap ku. Justin mencubit paha ku.

"Kau juga manja!" Ketus justin. Aku tertawa keras.

"Kau pernah terpeleset saat bermain basket dan kakimu menjadi terkilir dan sedikit membengkak. Kau marah marah padaku saat aku tidak bisa merawatmu. Kau jahat! Aku sakit, kau malah mementingkan hal lain! Aku marah padamu cait!. Kau mendiamkanku saat kau sudah sembuh. Aku tidak bisa merawatmu karna aku juga sakit. Kau tidak lihat lenganku di perban. Aku tau, aku memakai lengan panjang." Ucapku.

"Maafkan aku." Ucap justin lalu mengecup keningku. Aku mengangguk dan tersenyum.

"Kau jahat! Saat aku berusaha membangunkanmu dan kau malah mendorongku alhasil aku terjatuh kelantai. Kau tersantak saat mendengar tangisanku dan berulang ulang mengucapkan kata maaf padaku. Itu sakit, kau tahu." Ucap ku kesal. Justin tertawa.

"Suruh siapa membangun kan ku." Ucap justin. Aku berdecak.

"Tentu mommu bodoh." Kesalku. Justin terkekeh.

"Aku minta maaf cait, berenti menangis nanti kalau mom ku tau, aku akan dimarahi. Cait ayolah, berenti menangis." Ucap justin dengan suara yang dibuat lucu lalu memelukku. Aku terkekeh.

"Sakit! Kau mendorongku keras. Hiks.. kau menyebalkan.." gumam ku menuruti sewaktu itu. Justin terkekeh.

Astaga.. aku ingin seperti ini selamanya.

Kami tertawa dalam pelukan. Yatuhan aku ingin seperti ini tiap hari dan selamanya.

Aku memejamkan mataku lalu memeluk justin seerat erat mungkin. Justin juga membalasnya dia terkadang mengecup pucuk kepalaku.

"Aku ingin seperti ini justin.. aku merindukan ini semua bersama mu. Dan kau baru saja seperti dulu kembali. Kau itu berubah ubah sifat, kadang ketus, dingin dan kadang juga seperti dulu." Gumamku.

"Aku minta maaf." Ucap justin. Aku tersenyum miris. Hanya kata kata itu yag keluar dari mulut justin, hanya itu dan itu sangat menyakitkan bagiku.

"Kau tidak punya salah." Ucap ku. Justin menarik rambutku pelan lalu memelukku erat.

"Bodoh! Tentu saja aku punya salah. Manusia itu pasti punya salah." Ucap justin. Aku terkekeh.
"Terserah." Ucap ku.

"JUSTIN! CAITLIN!" aku dan justin menegang mendengar panggilan ini. Suaranya.

"Cait.. itu.." bisik justin.

"Suara rose?" Suara justin melemah.

Kita pun melepas pelukan dengan perlahan dan membalik melihat siapa yang memanggilnya.

Rose..

Dia..

"Rose.." ucap ku bersama justin. Rose tersenyum dan berlari kearah kami lalu memeluk kami.

"I miss you.."

***

Vote!
Comment!

Gimana sama ceritanya?

My life // j.bTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang