14.i'm believe in you

985 81 7
                                    

"Cait." Caitlin berbalik dan tersenyum.

"Apa?" Ucap caitlin. Caitlin baru saja ingin keluar sebentar, untuk mencari cemilan untuknya dan justin memanggilnya seperti caitlin akan meninggalkannya.

"Jangan lama." Bisik justin. Caitlin terkekeh, lalu mengangguk. Dia berjalan kepintu dan menutupnya.

Justin menatap dinding putih dengan otak yang sedang berfikir. Dia bersyukur masih ada di dunia ini, masih bersama wanita yang dicintainya mom dan caitlin. Tetapi siapa yang mendonorkan jantung ini untuknya. caitlin bilang seseorang yang terkena musibah dan daya tubuh nya lemah meski jantungnya masih berfungsi.

Justin memegang dadanya dengan hati hati. "Kenapa perasaanku tidak enak?" Gumam justin.

"HELLO!" Justin meringis karna tersentak. Ryan dan chaz.

"Sorry." Ucap ryan dengan cengengesan. Justin memutar kedua bola matanya.

"Caitlin dimana just?," chaz menatap keseluruh lekuk lekuk kamar inap ini. "Dia tidak ada disini." Sambungnya lagi.

"Tadi caitlin keluar," justin berdecak. "Sebenarnya kalian mau menjengukku atau menanyakan caitlin?" Ucap justin.

"Kau cemburu pada kita, atau kau cemburu pada chaz karna menanyakan caitlin?" Ucap ryan. Justin mengangkat bahunya acuh. Di balas dengusan chaz dan ryan.

"Justin kembali lagi." Ketus chaz. Justin mendelik lalu dia merubah posisinya menjadi duduk bersender.

"Jus- hei ada kalian disini." Ucap caitlin. Dia berjalan kearah justin dan menempatkan plastik yang berisi cemilan di meja, lalu dia mengecup kening justin. Justin tersenyum. Bibirnya masih pucat.

Caitlin menatap chaz dan ryan yang sudah sadari tadi melihat kearah nya. Ralat, karna perilaku caitlin tadi. Caitlin menengok kebelakang lalu kedepan, menatap bingung chaz dan ryan.

"Ada yang salah? Kalian kenapa? Kalian menatapku? Atau yang berada di belakang ku?" Caitlin menengok kebelakangnya kembali. "Tapi disini tidak ada apa apa."

Justin hanya mendengus. Memainkan jari jari caitlin dengan kesal. Dia tau apa maksud chaz dan ryan. dan itu membuat hatinya terasa di bakar.

"Dia milikku. Tidak usah menatapnya seperti itu." Ketus justin. Ryan beralih menatap justin.
"Justin. CAITLIN BUAT KU YA?" Pekik ryan. Justin menahan nafas. Dadanya terasa sakit.

"C-cait." Bisik justin.

"Justin ada apa?" Caitlin memegang kedua pipi justin. Justin menutup matanya.

"Ti-tidak." Caitlin memeluk justin. Dia khawatir.

Caitlin memeluk justin. Mengecup rambut justin beberapa kali. Justin berusaha mengatur nafasnya. Dan melenyapkan rasa sakit itu.

Caitlin memegang kedua pipi justin untuk menatap nya. Alis justin melengkung. Justin membuka matanya, dia menatap caitlin lalu berusaha tersenyum. Hidung mereka bersentuhan, caitlin menatap justin dengan rasa takut.

"Aku tidak apa apa." Bisik justin dengan suara lemah. Nafas justin menerpa wajah caitlin.

"Tapi kau terlihat kesakitan." Ucap caitlin.

"Aku hanya kaget." Bisik justin. Nafasnya kembali seperti semula. Sakitnya sedikit menghilang.

"Maafkan aku," Ucap ryan. "Aku lupa soal itu." Ucapnya lagi.

Caitlin menghela nafas. "Tidak apa apa." Ucap caitlin.

Caitlin menunduk menatap wajah justin yang pucat. Mengelus pipi justin dengan lembut.

My life // j.bTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang