Namun belum juga sempat prilly berdiri kepalany sudah terasa seperti tertimpa beban berat hingga membuat kepalany terasa nyeri.
"Aawww"pekikny saat dirasa kepalany benar2 terasa nyeri
"Eehh mbaakkk,ya allah mbak berdiri aja belum bisa gimana mau lanjutin jalan,ibu anter ke rumah sakit aja y"ucap si ibu dengan khawatir.
Akhirny prilly mengangguk lemah. Mungkin ada benarny jika mengikuti saran dari ibu ini pikirny.
"Baiklah bu"jawab prilly lemah.
Dengan memapah tubuh yg terlihat ringkih itu bu Ina membawa prilly kearah mobilny yg tak terlalu jauh terparkir.
Selama perjalanan pun tak ada yg mereka bicarakan karna bu ina yg fokusny ke jalan didepanny sedangkan prilly hanya memejamkan matany entah kenapa kepqlany dari menit ke menit makin menjadi rasa sakitny. Namun prilly hanya berfikiran jika itu sakit kepala biasa karana semalam dia tidur dengan cuaca buruk. Tak terasa mobil yg dikendarai bu ina telah sampai dirumah sakit terdekat lalu bu jna turun terlebih dahulu baru membantu prilly keluar dari mobil karna tubuh prilly yg terlihat sangat lemah bu ina berinisiatif meminta tolong pada suster yg kebetulan sedang melintas. Suster itu kembali menghampiri bu ina dan prilly setelah tadi pergi untuk mengambil kursi roda lalu di dudukanny prilly ke kursi roda itu lalu dibawa keruang periksa.Cukup lama prilly diperiksa mungkin kisaran 30 menit yg lalu namun belum juga ada tanda2 jika akan selesai. Hal itu membuat bu ina makin risau dan khawatir.Entah kenapa dia merasa sangat peduli pada prilly mungkin karna dia teringat pada anak gadisny yg telah meninggal 5 bulan lalu karna penyakit yg dideritany. Dan mungkin krna fisik dan paras prilly nyaris mirip dengan putriny membuat bu ina merasa jika putriny tlah kembali.
Dan tak lama suara pintu dibuka terdengar tak lqma muncullah sosok wanita berseragam putih dia keluar sambil melepaskan masker yg dia pakai.bu jna yg melihat dokter yg memeriksa prilly sudah keluar akhirny menghampiri dokter itu.
"Bagaimana keadaan dia dok. Dia baik2 saja kan"tanya bu ina dengan was was
"Bisa kita bicara diruangan saya"ucap dokter cantik itu tanpaenjawab pertanyaan dari bu ina.
"Baik lah dok"
Mereka pun melangkah menuju ruangan sang dokter dengan bu ina yg mengikutiny dibelakang.
"Silahkan duduk"ucap sang dokter
"Terima kasih"balas bu ina.
"Lalu putri saya sakit apa dok"lanjutny dengan sedikit berbohong dengan mengaku sebagai ibu dari prilly.
"Hhmm,apa pasien pernah mengeluh sakit kepala dalam beberapa hari ini bu"ucap dokter itu setelah mengembuskan nafas secara kasar.
"Eh,itu..itu tidak pernah dok,dia tak pernah mengeluh apa2 hanya saja tadi saat baru bangun tidur dia merasa pusing katany"balas bu ina. Sebenarny dia bingung juga mau bilang apa tapi y sudahlah.
"Begini bu,terkait penyakit putri ibu ini baru pemikiran saya untuk lebih meyakinkan ada baikny untuk pasien melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan semoga saja hasilny negativ"terangny.
"Apakah sudah parah dok,memangny putri saya sakit apa"ucap bu ina sebenarny dia merasa sedikit dongkol karna sedari tadi dia bertany prilly kenapa tapi tak jua dijawab.
"Semoga ibu bisa berlapang dada dan ihklas y bu jika sekalipun kondisi pasien dalam kondisi terburuk sekalipun"ucapny
"Sebenarnya pasien mengidap kanker stadium lanjut tapi ini baru pemikiran saya saja"lanjutny
Dan perkataan dokter selanjutny tak dapat didengar oleh kuping bu ina karna sumua terasa hening dan gelap. Tak terasa satu tetes air mata merembes ke pipi putihny. Satu tetes,dua tetes,tiga tetes diikuti tetes demi tetes air mata hingga menjadi isak tangis. Bu ina merasa terjatuh tuk kedua kaliny yg pertama disaat mendengar sang anak jg mengidap pengakit yg sama diderita oleh prilly sekarang.
Oh tuhan tak bolehkah aku menghabiskan masa tuaku bersama seorang anak???
Apakah dulu aku pernah berbuat dosa yg teramat besar hingga kau hukum aku dengan aku yg menghabiskan masa tuaku sebatang kara??
Ku mohon tuhan izinkan aku merawatny lebih lama..aku mohoonn..
Aku berjanji akan menyayangi ny seperti anakku sendiri.Ya,bu ina sudah sangat menyayangi prilly dan ada perasaan sakit saat melihat prilly menggigil dan kesakitan seperti tadi pagi..entahlah mungkin karna prilly benar2 seperti anakny.
"Bu,tenanglah sekarang kita hanya bisa berdoa semoga anak ibu baik2 saja seperti sedia kala"hibur sang dokter."Iya dok,tolong lakukan yg terbaik untuk anak saya dok"balas bu ina dengan suara serakny sehabis menangus itu.
"Iya bu,itu sudah pasti"
"Kalau begitu saya pamit duluan bu dokter"pamit bu ina
"Iya bu silahkan"balasny.
Bu ina pun melangkah keluar dari ruangan bercat diding warna hijau itu lalu baru menuju ruangan dimana prilly dirawat. Tadi sebelum keluar dokter riska -dokter yg menangani prilly- mengatakan jika prilly bisa di jenguk dan jika kondisi tubuhny sudah lebih segar prilly boleh dibawa pulang namun lusa harus kembali kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Disana diranjang rumah sakit dia tengah tertidur dengan selang infus yg menempel ditangan kananny. Wajahny masih terlihat pucat namun tak sepucat tadi saat baru sampai disini. Digenggamny tangan yg tak tertempel apapun lalu dielusny punggung tanganny.
Lama bu ina memandang wajah damai milik prilly sampai sang pemilik wajah itu mengerjap2 untuk menyesuaikan cahaya matahari yg masuk melalui jendela kamar itu sehingga membuat mata prilly terasa perih.
"Iisshhh"
"Kamu sudah sadar nak"
"Iya bu"balasny dengan suara serakny
"Mau.minum??" yg dibalas anggukan kepala dari prilly
Bu ina beranjak mengitari ranjang dan mengambil gelas berisi air putih dinakas samping kanan ranjang yg dipakai prilly. Bu ina membantu prilly untuk duduk agar lebih mudah untuk minum.Prilly meneguk air itu hingga sisa setengahny. Setelah minum prilly memilih untuk berbaeing lagi karna kepalany masih terasa nyeri.
"Masih pusing nak??"
"Sedikit bu""Ya sudah tidurlah lagi agar cepat pulih"..
Hanya anggukan kepqla dari prilly sebagai jawabanny.
Selesai jugaaa..
Tau kok klo pendek tapi yasudahlah hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR MATA TERAKHIR PRILLY
Fanfictionketika sebuah kesalah pahaman terjadi membuat semua yg awalany indah menjadi sebuah kehancuran dan disaat semua sudah terbongkar namun sayang semuany hanya menyisakan sebuah....PENYESALAN