Butuh waktu

410 20 2
                                    

Hari ini Clara malas masuk sekolah, karena alasan pelajaran Bahasa Indonesia. Clara paling tidak suka melihat guru itu, tapi mau bagaimana lagi mama nya selalu menasehatinya hingga ia mengurunggkan niatnya untuk tidak sekolah.

"Ah mama, aku males liat guru itu!"
"Gak boleh gitu dong sayang,ayo cepat sisir rambutnya. Mama tunggu di bawah"
"Iyaiya" jawab Clara malas.

°°°°°°°°°°

"Ma Fany berangkat dulu ya" menyalam tangan Tania.
"Iya, hati-hati ya Ryan bawa motornya"
"Iya tante" senyum mengembang dari wajah Ryan terlihat sangat senang.
Ryan menaiki motornya lalu berjalan begitu cepat.
Sudah kebiasaan Ryan menjemput Fany dan berangkat bersama, tapi tidak saat pulang sekolah. Terkadang mereka sibuk dengan pelajaran masing-masing sehingga Fany pulang bersama Clara.

°°°°°°°°°
"Muka lesu gitu Ra. Kenapa sih?"
"Males gua pelajaran Bu Itrad"
"Udah bawa santai aja sihh, senyum dong" jawab Fany memyemangati teman di sampingnya itu.

Bel tanda masuk sudah berbunyi. Hingga bel bunyi yang keempat kali terdengar. Bel istirahat.
"Akhirnya..." kata Clara senang.
"Seneng banget pelajaran Bu Itrad udah selesai" ledek Fany, yang sedang menaruh handphone nya ke tas.
"Siapa yang gak seneng coba pelajaran yang gak jelas itu akhirnya selesai juga"
"Kamis juga ketemu lagi" jawab Fany enteng.
"Ah bodolah, yang penting sekarang bebas" menarik tangan Fany untuk keluar kelas.
"Mau kemana?" tanya Fany.
"Kantinlah, lu gak laper?"
"Oh iya,yuk!" jawab Fany sambil merangkul temannya itu.

Ketika sampai di kantin, mata Clara melihat Ryan yang sedang berkumpul bersama teman-temannya. Angkatan kelas 11. Ryan memang berbeda satu tahun dari Fany dan Clara.

Mata Clara sempat beradu tatap dengan Ryan untuk beberapa detik, namun buru-buru Clara mengalihkan wajahnya kearah lain.
"Ryan?!" teriak Fany.
"Hah?iya Fan tunggu" segera Ryan meninggalkan teman-temannya dan menghampiri Fany dan Clara.
"Ngapain manggil dia,Fan?" tanya Clara.
"Ada yang mau gua omongin" Fany menjawab.

Tidak ada satu menit, Ryan sudah sampai di meja Fany dan memilih untuk duduk di samping Clara.
Melihat Ryan duduk disampingnya, Clara kaget dan langsung naik darah.
"Lo ngapain duduk disini?!" tanyanya sinis.
"Kenapa emangnya? Lo kata ini tempat duduk nenek moyang lo!" jawab Ryan tidak kalah sinis dengan Clara.
"Eh gua cu-"
"Eh Fan tadi ada apa panggil gua?" tanya Ryan yang memotong omongan Clara malas meladeninya.
Melihat perlakuan Ryan, Clara hanya berdengus kesal.
"Em,itu mama nyuruh lu nanti main kerumah. Nyobain kue buatannya" jawab Fany ketika Ryan bertanya.
"Oh oke,lu pulang bareng gua aja ya nanti?" tanya Ryan lagi.
"Engga, gua balik ama Clara soalnya ada kerja kelompok sejarah"
"Biarin aja dia balik sendiri" kata Ryan dengan sinis.
"Dia kan gatau rumah gua, lagian juga dia gak bawa motor hari ini"
"Ya urusan dia"

Mendengar perkataan Ryan, Clara sebal dan bangkit berdiri.
"Yaudah gua naik angkot aja! Susah amat!"
Clara langsung pergi meninggalkan Fany dan Ryan.
"Yaudah sono!" jawab Ryan terdengar lebih keras.

"Lu si Yan. Marah dah tuh"
Ryan hanya tertawa geli melihat amarah dari wajah Clara tadi.
"Lah? Ko lu malah ketawa sih?"
"Temen lu itu makin ngegemesin kalo lagi marah" mendengar jawaban Ryan, Fany melongo bingung.
"Hah? Ngegemesin?" tanya Fany masih terlihat bingung.
"Segitu shock nya denger kata gua tadi"
"Iyalah, maksud perkataan lu itu apa coba?"
"Katanya gua disuruh nyoba jalanin aja dulu. Ini gua lagi nyoba walopun masih butuh waktu" jawab Ryan enteng, sambil mengluarkan handphone nya, entah apa yang ingin dilakukan.
"Bener lu mau nyoba?" kata Fany senang.
"Iya" jawab Ryan lebih singkat.
"Oke gua duluan ya kekelas. Oh ya gua gak pulang bareng lu. Tapi lu bakal pulang bareng Clara."
"Oke" jawab Ryan sambil tetap memandang pada ponselnya itu. Setelah sadar kalimat terakhir Fany. lu bakal pulang bareng Clara .

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang