Kita baikan

229 11 0
                                    

Ketika Clara sampai dikamar, buru-buru dia menghubungi Ryan.
"Halo Yan,gua boleh minta tolong gak?"

Minta tolong apa Ra?

"Em mungkin kita omongin besok aja disekolah. Sorry ya ganggu"

Apa ada hubungannya sama Fany?

"Iya ko-ko lu tau?"

Udah ketara lagi satu hari ini lu gak bareng sama Fany.

"Iya makanya gua harap lu bisa bantu gua. Besok gua jelasin semuanya"

Em, oke. Gausah dipikirin,pasti gua bantu ko. Daah

"Makasih ya, daah"
Ketika percakapan berakhir, Clara menaruh senyum diwajahnya.

Entah mengapa sekarang ini perasaan Clara lebih tenang, mungkin karena perkataan Ryan tadi ditelfon.

°°°°°°
Setelah mematikan telfon dari Clara, Ryan mulai berfikir tentang apa yang harus dilakukan agar Clara dan Fany kembali berteman. Meskipun dia sendiri belum tau masalahnya seperti apa.
"Ryan, Fany dimana?" tanya Tania yang baru saja pulang dari pasar swalayan.
"Fany didalem kamar tan, katanya mau tidur"
"Oh, tadi tante ditelfon sama mama mu. Katanya kamu disuruh pulang, ada yang ingin dibicarakan"
Ryan mengeryitkan dahinya.
"Ko mama malah telfon tante. Gak telfon Ryan langsung aja?"
"Tante gak tau"
"Yaudah, Ryan pulang ya tante."
"Iya, hati-hati dijalan ya"

Setelah Ryan pergi dan sampai didepan rumahnya, ia melihat karen sudah rapih dengan dandanan yang mencolok.
"Ada apa telfon tante Tania?"
"Mama tau kalo mama yang telfon,pasti gak kamu angkat"
"Oh" kata Ryan datar dan bergegas kekamarnya.
"Kamu harus ikut mama"
Mendengar perkataan Karen, Ryan menghentikan langkahnya.
"Kemana?"
"Acara makan malam bersama klien mama"
"Ryan capek mau tidur"
"Mama gak mau tau kamu harus ikut"
"Ryan capek ma!!"
"Jangan bentak mama! Kalo kamu gak ikut, motor kamu mama jual"
"Ah!"
Ryan selalu disudutkan oleh hal seperti ini. Jika keinginan Karen tidak dipenuhi, pasti dia mengancam akan menjual motor kesayangan Ryan.

Ryan turun dengan menggunakan kemeja hitam dan celan jeans.
"Kamu tampan sekali sayang" kata Karen mengusap rambut anaknya, namun tangan karen ditepis oleh Ryan.
"Jangan pasang wajah seperti itu, tersenyumlah"
Lagi-lagi ucapan Karen tidak membuahkan respon dari Ryan.

Hingga sampai disebuah restoran mewah berbalut suasana yang indah dan nyaman.
"Hai" sapa Karen pada temannya.
"Karen, aku menunggu lama"
"Maafkan aku"
"Ini anakmu? Tampan sekali"
"Oh iya, Ryan ayo duduk kenalkan ini Sarah teman mama"
Ryan duduk menunjukkan senyum terpaksa.
"Oh iya, ini anak tante namanya Angel"
Dengan senyum mengembang, Angel menyodorkan tangannya.
"Angel"
"Ryan" Ryan membalas dengan senyuman penuh pertanyaan.
"Aku sudah memesan makanan untuk kalian, tinggal tunggu saja" kata Sarah pada Ryan dan Karen.

Sarah terlalu banyak berbicara pada Karen, melupakan Angel yang sedari tadi senyum memandang kearah Ryan, dan Ryan hanya terfokus pada handphone ditangannya.
"Apa kau sudah berbicara pada anakmu tentang perjodohan ini?" kata Sarah pada Karen.
Mendengar pertanyaan Sarah, Ryan kaget dan menghentikan aktivitasnya.
"Maksudnya?" tanya Ryan kebingungan.
"Mama akan menjodohkan kamu dengan Angel"
"Apa si ma! Ryan masih SMA"
"Mama tau, kamu bisa tunangan dulu"
"Enggak!!" bentak Ryan dengan kasar dan meninggalkan restoran tersebut.

Setelah sampai rumah, buru-buru Ryan mengemas baju nya,buku sekolah, dan barang penting lainnya serta membawa motor kesayangannya menuju rumah Tania.
Gua benci banget!! Ngapain jodoh-jodohin emang gua anak kecil! Argh!!

Ryan melaju motornya dengan cepat, hinnga kurang dari 5 menit ia sudah sampai di depan rumah Tania.
"Tan, Ryan nginep disini ya"
Kata Ryan membuka pintu menuju ruang tamu.
"Ryan" kata Fany kaget menyadari Ryan berada diruang tamu.
"Eh, Fan tante mana?"
"Mama lagi sakit Yan"
"Hah? Udah berobat belom?"
"Mama gak mau berobat, katanya cuman butuh istirahat doang"
"Terus sekarang tante lagi apa?"
"Tidur"
"Oh, gua nginep disini ya Fan?" kata Ryan menuju kearah sofa dan diikuti oleh Fany.
"Kenapa emang sama tante Karen?"
"Masalah terus yang dibuat sama dia!"
"Kenapa? Lu mau cerita?"
"Besok gua akan ceritain sama lu. Sekarang mending lu tidur besok sekolah"
"Iya, lu juga tidur ya" kata Fany meninggalkan Ryan diruang tamu.
Tidak lama kemudian Fany datang membawa selimut dan bantal untuk Ryan yang sedang tertidur.

°°°°°°°
Keesokan harinya setelah sampai sekolah, Clara berjalan menuju kelas dan menemui Fany dan Ryan sedang berjalan di depannya.
Mata Ryan menoleh kebelakang dan melihat Clara sedang melihat kearahnya dan Fany.
"Hei Ra, dibelakang aja. Sini"
Menyadari Ryan menyapa, Clara seperti bingung harus menjawab apa.
"Eh-eh"
Dengan sigap Ryan menarik tangan Clara agar bejalan bersamanya dan Fany. Wajah Fany sangat datar dan susah ditebak.
"Ko kalian gak saling nyapa?" tanya Ryan ingin tahu sebenarnya.
"Gua kebelet mau ketoilet" kata Fany.
"Dasar beser"
Sekarang Ryan hanya berjalan berdua dengan Clara.
"Lu mau cerita tentang masalah ditelfon kemaren?" tanya Ryan memecah keheningan.
"Eh, em gua bakal cerita nanti jam istirahat. Gua tunggu dikantin ya. Dah" kata Clara setelah sampai didepan kelasnya.
"Oke" jawab Ryan.

Tidak ada yang berubah dari sikap Fany. Fany tetap enggan menyapa Clara dan tetap memilih duduk disamping Lia.
Kring .. Kringg..
Bunyi bel istirahat, segera Clara menuju kekantin.
Clara dengan cepat menemui Ryan yang sedang duduk dipojok kantin.
"Hei, udah lama?" sapa Clara dengan senyuman.
"Engga ko" jawab Ryan dengan senyum pula.
"Gua mau minta tolong biar Fany gak marah lagi"
"Kenapa kalian bisa berantem?"

Clara menceritakan masalah yang terjadi diantara Clara dan Fany.
"Oh gitu, dia salah paham."
"Iya, gua mau jelasin tapi dia gak mau denger. Gimana masalahnya mau lurus" kata Clara menaruh nada putus asa.
"Gua bantu biar lu bisa jelasin sama Fany. Tapi gua mau nanya, apa lu suka sama Aldi?"
Clara tertegun dengan pertanyaan Ryan.

Deg!

Gua harus jawab apa?? Masa gua bilang 'iya gua naksir sama Aldi' . apa gua bohong aja ya?
"Engga ko" kata Clara berbohong, entah mengapa Clara juga tidak mau jika Ryan akan menjauh darinya.
"Bener?"
"Ya"
Ada sebuah senyum yang sangat indah dari wajah Ryan, setelah mendengar jawaban Clara.
"Oke, pulang sekolah gua bakal bantu"

Kring.. Kring..
Bel istirahat selesai, dan dijam-jam berikutnya menunjukkan bel pulang.
Setelah kelas kosong, Clara mencoba lagi menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi.
"Fan gua mau ngomong?"
"Apa?"
Akhirnya dia mau dengerin.
"Gua bisa jelasin tentang Aldi"
"Kalo masalah itu, gak ada yang perlu dijelasin."
"Tapi lu harus dengerin"
"Gak, gua gak mau denger"
"Lu harus denger dulu penjelasan Clara, Fan" kata Ryan dari ambang pintu.
"Lu tau apa si Yan! Udah ayuk kita pulang"
"Gua tau semuanya karena gua dengerin penjelasan Clara"
"Jadi lu belain dia?" kata Fany marah pada Ryan.
"Gua gak belain dia! Emang lu salah paham"
"Fan dengerin gua, waktu itu gua bohong sama kalian kalo mama gua bakal jemput. Gua nunggu angkot sama taxi tapi gak ada yang dateng. Sampe Aldi dateng buat nawarin tumpangan, terus gua terima karena itu udah malem. Apa gua salah nerima ajakan dia?" kata Clara dengan mata berbinar.
"Salah lu itu, lu bohong sama kita. Terus lu tukeran kontak sama Aldi! Lu salah!!"
"Oke., gua minta maaf. Gua juga bakal jauhin Aldi. Please maafin gua. Kita bisa jadi temen kaya dulu lagi, emang lu gak kangen sama gua? Gak kangen ketawain Bu Itrad sama gua? Jangan diemin gua terus."

Sejenak ruangan menjadi hening. Fany mulai menelaah perkataan Clara dan bulir bening membasahi pipi Fany.
Lalu Fany berlari menghampiri Clara dan memeluknya erat.
"Gua egois ya Ra, padahal Aldi bukan siapasiapa gua. Lu bebas ko deket sama siapapun termasuk Aldi. Gua juga kangen sama lu Ra, kita temen dan gua minta maaf" kata Fany terus menangis dipelukan Clara.
"Gua yang minta maaf Fan. Kita baikan ya?" tanya Clara melepas pelukan dan menyodorkan jari kelingking pada Fany.
"Iya" jawab Fany melingkarkan jarinya pada jari Clara.
"Udah jangan pada nangis-nagisan kaya anak kecil" kata Ryan yang sedaritadi melihat kejadian diantara Fany dan Clara.
"Biarin" jawab Fany dan Clara bersamaan.

°°°°°°°°°
Aku dateng lagi. Aku harap kalian suka. Ayo vote and comment😘

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang