Konflik keluarga

255 10 0
                                    

Ryan merasa senang karena akhirnya Fany dan Clara kembali berteman.
Sesampainya dirumah, Ryan memainkan gitar dengan lagu yang sedang ia buat.
Drrt .. Drtt ....

Ryan, lu dicariin mama. Nanti sore kerumah ya?

Melihat pesan dari Fany, Ryan terlihat khawatir.
Iya, kenapa sama tante?
Terkirim.

Mama gpp ko, orang gua yang nyariin lu :D

Ish dasar, kangen lu ya sama gua :p

Pede amat. Nanti ada Clara tau. Dia mau ngerjain tugas bareng gua, makanya dateng. Ok

Oke

Ryan kembali menyibukkan dirinya dengan gitar ditangannya.
Tiba-tiba Karen berteriak dari bawah.
"Ryan ada Angel dibawah"

Angel? Lah, ngapain itu anak?!
"Ma, Ryan lagi gak enak badan gak bisa diganggu" sahut Ryan sedikit berteriak.
Tidak ada jawaban dari Karen.
Lalu Karen dan Angel masuk kekamar Ryan tanpa permisi.
"Mama?? Ko gak ketok pintu dulu atau permisi gitu?" kata Ryan sedikit marah.
"Angel minta anterin kesalon, kamu anterin ya?"
"Ryan gak enak badan ma!"

Karen berjalan mendekati Ryan dan memegang keningnya.
"Gak panas, anterin Angel atau-"
"Ryan paham!"
Ryan mengambil konci motor lalu pergi dari kamar.
"Jangan ngebut ya sayang, jagain Angel" kata Karen pada Ryan.
Ryan hanya mendengus kesal.

Kalo bukan karena tante Tania! Gak bakal gua balik kerumah ini!!

// flashback //
Ketika sampai dirumah Fany, Ryan duduk disofa lalu diikuti oleh Fany.
"Cerita dong tentang kenapa lu pergi dari rumah?" tanya Fany.
"Karena tante lu itu, mau jodohin gua ama anak temennya."
"Lah, ko bisa? Bilanglah kalo lu itu masih SMA. Lagian lu juga bisa cari cewe sendiri."
"Gua udah bilang gitu, tapi dia malah bilang 'kalian tunangan aja dulu' bikin gua tambah panas. Gua cabut aja dari rumah"
"Terus om Hendrik tau gak tentang perjodohan ini?"
"Dia juga udah seminggu gak balik kerumah, mati kali!"
"Hush, ngomongnya. Mungkin ada kerjaan kali"
"Kali"
"Gua bikinin makanan dulu ya, buat lu sama mama."
"Mau gua bantu gak?"
"Gak usah, lu disini aja"

Fany pergi meninggalkan Ryan dan pergi memasak.
Selang beberapa menit kemudian, Fany kembali.
"Yan itu makanannya udah selesai, gua mau nganter makanan ke mama"
"Iya gua makannya nunggu lu aja, nanti gua juga mau jenguk tante ya?"
"Iya"

Ryan masih menonton tv sambil menunggu Fany.
"Yan, ayuk makan."
"Ayuk."
Mereka makan dengan lahap.
"Masakan gua gimana?" tanya Fany.
"Asin"
"Engga ko" kata Fany sambil mengecap makanannya.
"Gua becanda kali, enak ko"
"Ohiya, nanti abis makan mama mau ngomong"
"Oke udah selesai, gua keatas ya"
"Iya"

Ryan menuju kekamar Tania. Ia membuka pintu dan melihat Tania tersenyum kepadanya.
"Tan, udah baikan belom?"
"Udah sayang"
"Tante mau minum gak? Ryan ambilin ya"
"Gak usah, tante gak haus ko. Tante cuman mau tanya, kamu ada masalah apa sama mama-mu?"
"Ko tante tau? Fany kasih tau ya?"
"Mama-mu yang telfon tante tadi pagi, nanya kabarmu"
"Oh"
Ryan tersenyum hambar.
"Bagaimanapun, dia adalah mama-mu. Jadi apapun keputusannya kamu harus hargai"
"Dia mau jodohin Ryan tan. Ryan kan masih mau sekolah" kata Ryan dengan nada penekanan.
"Tante tau, mama-mu mau yang terbaik untuk kamu
Ryan. Kalian bisa bicarain masalah ini."
"Mama gak bisa ngertiin Ryan tante. Mama selalu ngancem bakalan jual motor, kalo Ryan gak dengerin omongan dia!" kata Ryan terlihat sangat sedih.
"Tante paham, Ryan. Kamu harus tunjukin sama mama-mu kalau kamu itu anak yang baik."
"Ryan mau jagain tante sama Fany aja disini sambil nunggu om Riko selesai berlayar"
"Tante senang sekali kamu mau jagain tante sama Fany, tapi mama-mu juga membutuhkan kamu. Pulang yah sayang" kata Tania mengelus puncak kepala Ryan.
"Iya ryan pulang"
Kata ryan dengan nada berat.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang