5.Bingung

54 7 0
                                    

" Oke, pelajaran hari ini selesai. Semangat untuk UTS minggu depan " ucap bu Dona, guru matematika sekaligus wali kelasku.

" Iyaa buuu! " sahut semua orang dikelas.

Buset udah mau UTS aja!, batinku.

Beliau menatapku dengan tatapan datarnya. " Jasmine Vera, sebelum eskur kamu ke kantor guru ya, ada yang mau ibu omongin " kata bu Dona.

Aku menggigit bibirku, " I..iya bu " .
Duh kenapa nih.., batinku bertanya- tanya.

Bel pulang pun berbunyi.
Alva, selaku ketua kelas, memimpin doa dan memberi salam pada bu Dona yang berlalu dari kelas.

Begitu bu Dona pergi, setiap mata di kelas tertuju padaku.

" Wah.. lo punya masalah apa Jas? " ucap Haris.
" Bu Dona agak galak loh " tambah Rian.
" Gara-gara seragam lo kali Jas! " tambah Tania.
" Bisa dapet poin tuh ! "

Semua orang saling menyahut. Maklum, belum ada yang pernah dipanggil bu Dona secara pribadi begini. Biasanya kalau udah dipanggil secara pribadi, pikirannya selalu negatif dengan nilai sikap.

Keringat dinginku rasanya bercucuran.
Takut sekali rasanya... .
Masalahnya aku tidak tahu penyebab yang membuat bu Dona memanggilku secara pribadi.

Jangan-jangan gara-gara seragam gue ... yah siap aja nih dapet poin plus ceramah panjang kali lebar... Duh jadi inget nenek kemaren, kualat kali gue ya?, batinku.

" Wah Jas, hati-hati "
" Hahaha panik banget mukalu Ver "

Ugh.. mereka semua berisik!, batinku.

" Ah lo semua berisik, pulang sana! gue panik parah nih! " ketusku.

" Mulai panik. Mulai panik, Javer lucu deh kalo panik mukanya, tambah cakep aja! ye gaaa? " goda Bian.
Dia termasuk anak ternakal di kelasku tapi dia tidak pernah buat masalah yang sampai terdengar oleh guru.

" Suit.. suit " siulan pun bertebaran.

Aku berdesis. " Bi, lo sialan! gue benci lo " kataku sambil memajukan kursiku ke dalam kolong meja.

" Benci? bener bener cinta? aduhh.., jadi bingung nih mau milih Javer apa Patricia, sama-sama di hati sih " Bian mengelus elus dadanya sembari memejamkan matanya.

Tingkahnya membuat sekelas tertawa terbahak-bahak.
Patricia, anak kelas 10-1, dia cukup populer di kalangan kelas sepuluh sampai dua belas karena wajah cantiknya yang sedikir mirip Jennifer Lawrence, kecuali rambut ikal hitam legam dan matanya yang sedikit besar.

" Udah ah Bi! lo mah bikin orang kesel aja! haha... " celetuk Selina yang masih tertawa terpingkal-pingkal.

" Yah Sel, gue kan lagi modus sama Javer, ganggu lo ah! " dengus Bian.

Kamila menyikutku,
" wah jangan Bi! Jasmine mah udah ada yang punya! ya kaann Jas?? ". Kamila memerjap-merjapkan kedua matanya sambil tertawa.

Aku melotot ke arah Kamila. " Millll! " seruku.

" Iya apa?? yaaah... patah hati deh gue. Tapi gapapa, gue gak bakal nyerah gitu aja! gue kan cowok gentle! pokoknya liat aja Ver, gue bakal usaha rebut hati lo " Bian mengerutkan dahinya, suaranya dibuat sangat serius.

" Alah, gombal lo kebanyakan Bi! ogah kali gue sama lo, duh amit-amit deh " dengusku.

Bian membuat ekspresi kecewa di wajahnya. " Untung makin cantik kalo marah, gue jadi semangat " sahutnya.

Aku diam menatap Bian tajam.

Bian ngeselin!, batinku.

" Mil lo duluan aja ke lapangan, bilang kak Desi gue agak telat " kataku yang berada di ambang pintu kelas.

HALO ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang