8.Modus gagal

43 5 0
                                    

Aku selalu berusaha untuk mendapat hati A setelah hari itu.
Memalukan.
Memang, aku sadar akan hal itu. Tidak seharusnya perempuan seperti-ku mengejar seorang laki-laki, yang bahkan tidak menyukaiku.
Kenapa aku harus menyukai A? kenapa?. Bukannya aku hanya mengaguminya?.
Aku sendiri bingung.
Apa itu suka? apa itu cinta?. Seharusnya aku bisa menjawabnya. Bayangkan saja, seorang Jasmine Vera sudah pernah berpacaran dengan 4 orang di masa SMP. Tapi kenapa aku masih bingung dengan perasaannya sendiri?dan masih bertanya tentang arti suka dan cinta.
Kembali ke topik awal.
Beberapa cara yang kulakukan untuk membuat A menyukaiku hampir sama seperti awal.
Aku masih suka menatapnya intens. Mendekatkan diriku dengannya.
Menyapa.
Mengekornya saat ia berjalan.
Mencari perhatian dengan tersandung dan sebagainya.
Tetapi hasilnya sama saja. Jerih payahku selam seminggu tak terbayarkan dengan senyuman dan raut senang yang terukir di wajahnya. Ku ulangi. Tidak sama sekali.
Apa yang harus kulakukan agar A melihatku?. Haruskah aku mendekati laki-laki lain agar dia bisa ' cemburu ' ??. Aku bisa saja melakukannya, tetapi itu tidak mungkin. A nggak menyukaiku. Percuma saja kalau aku melakukannya bukan?. Tapi enggak masalah dong jika aku melakukan itu jika aku lelah membuat A berpaling padaku.

----------

" Far, lo tahu nggak? " kata Bian dengan nada lesu yang cukup keras sehingga satu kelas bisa mendengarnya.

Aku baru saja menginjakkan kakiku di kelas. Aku yakin dia akan menuaikan benih di amarahku. Padahal pagi ini aku senang sekali karena bisa bangun lebih pagi, nenek tidak berisik, papa-mama mengantarku ke sekolah dan jauh dari jangkauan telat.
Tetapi Bian malah merusak mood-ku pagi ini. Aku percaya dia akan membual lagi tentangku. Aku sangat yakin.

Aku tidak peduli dan segera duduk.
Kamila menyikutku. Dia sedikit terkekeh karena tahu Bian akan melakukan ' aksi ' -nya.

Farhan yang sedang memakan keripik kentangnya menatap polos Bian.
" Nggak " sahutnya singkat. Dia mengais tangannya ke dalam kemasan keripik kentang yang ia makan di pelukannya.

Bian dengan cepat memukul punggung Farhan.
" C'mon man!, lo pekaan dong kalo sahabat mau ditanya balik " ucapnya.

Farhan mendengus karena hampir saja makanannya jatuh karena pukulan Bian yang membuatnya kaget.
" What's your problem man?! apaan sih emangnya? gue enggak tahu " Farhan mengangkat bahunya.

Bian menunjukku yang sedang mengobrol bersama Tania dan Kamila.

" Itu! my princess, kemarin pas pulang, gue liat dia jalan sebelahan sama Ares Aprilio, kelas 11-4! " seru Bian.

Sorakan sekelas pun terdengar.
" Oooooooohhhh "
" Pj mana nih pj "
" Wih jas, kakak kelas nih dapetnya? "

Aku mendesis. Tania dan Kamila tertawa melihat reaksiku.
Sabarrr, batinku.

" Memang itu benar? " bisik Tania.

Aku menggeleng. Kamila hanya tertawa.

Farhan sedikit kaget mendengar ucapan Bian.
Lalu dengan cepat dia menimpali ' aksi ' Bian.

" Kalah lo man! Ares Aprilio kan anak basket, tinggi, ada otot, pinter lagi. Dibanding lo mah apaan, udah kayak nasi. Cungkring, kuntet, olahraga bisanya jungkir balik doang, otak pas-pas-an. Kagak ada apa-apanya lo mah! " seru Farhan datar. Dia masih memakan keripik kentangnya.

Perkataannya membuat satu kelas tertawa terbahak-bahak, dan itu juga membuatku ' sedikit ' tertawa.

Bian jengkel, ia memukul punggung Farhan lagi, " kejam lo man! mending gue lah daripada lo. Lo udah babon, makan mulu, olahraga cuman bisa goyang kepala doang kayak boneka di acara tv " balas Bian, " dan otaklo juga sama ya kayak gue "

HALO ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang