7.' Menyatakan Perasaan '

53 5 0
                                    

" Belajar bareng? " tanya Kamila begitu aku sampai kelas.

" Iyalaaah " jawabku senang.

Kamila memerjapkan matanya berulang kali, " demi apa? kok bisa? lo kan tahu sendiri tuh doi kan dingin banget udah kayak es ".

Aku tertawa, " hahaha, bu Salfa suruh doi ajarin ".

" Widih! menang lo, terus tadi kata lo apa? dia senyum ke lo? " tanya Kamila.

Aku mengangguk kencang, " IYAAAA YAAMPUN MILLL " kataku heboh.

Berbagai suara di kelasku pun saling bersahutan,
" Aduh Mil aduh "
" Lah "
" Berisik lo "

Aku mendengus, " gausah bacot lo semua ah! " dengusku.

Dan.. teman sekelas yang paling kubenci, Bian malah ikutan menyahut.

" Iya princess , sttt... jangan marah-marah ah, nanti makin cantik, makin demen gue " katanya di sudut ruangan bersama antek-anteknya, Farhan dan Tio.

Tawa sekelas pun meledak. Bian tuh memang senang banget deh mempermalukanku.

" Sumpah Bi,lo ngeselin! " ketusku.

" Bi? Baby? Anjirrr gue terbang " Bian merentangkan kedua tangannya dan melakukan gerakan membentangkan ' sayap '.
Tingkahnya membuat tawa sekelas yang kencang semakin kencang.

" Eh setan! " serutuku. " Ngeselin lo "

Bian tertawa, " jangan marah ah Jas, gitu doang juga. Tapi kan emang bener lo makin cantik kalo marah, ye ga? " Bian meminta persetujuan antek-anteknya.
Siulan dari anak laki-laki pun bertebaran.

" Yoi man! pengen gue pacarin rasanya! " kata Farhan. " Cantiknya udah ngelebihin Pevita Pearce! ".

" Bukan Far! Isyana Sarasvati! " timpal Wawan.

" Ah pokoknya cakep lah Wan! udah sebanding sama artis-artis!. Jas, daripada sama Bian atau yang lain, mending sama gue aja " Farhan berdiri sambil menepuk dadanya.
" Gue kan ganteng ".

Sorakan ' huuu ' pun terdengar.

Aku sedikit tersipu mendengarnya tapi sedikit mual mendengar perkataan Farhan setelah itu.

Bian memukul kepala Farhan, " lagu lo Far! kebanyakan ah! udah mending lo pada gak usah mimpi, Jasmine punya gue ".

" Gue Patricia kalo gitu " timpal Tio.

" Wes, punya gue juga itu! " seru Bian.

" Egois lo man " desis Farhan dan Tio.

Aku mengabaikan pembicaraan anak-anak yang sudah kehilangan akal di sudut kelas itu dan kembali mengobrol dengan Kamila yang masih tertawa melihat tingkah 3 orang itu.
Aku menatapnya tajam. Kamila tersadar dengan tatapanku dan mencoba menahan tawanya.

" Iya, iyaaa terus?? " tanyanya.

" Yaudah gue seneng. Terus gue kumpulin tugas ke bu Salfa. Tamat " jawabku sambil membalikkan badanku ke depan.

Kamila tertawa, " yah Jass, lo mah gitu hahaha, ngambek deh, padahal lo sama Bian lucu tahu kalo udah mulai kompromi ".

Aku mengerutkan dahi, " udah ah Mil, gue lagi males ngomongin tuh anak ayam ".

Kamila terdiam. Beberapa menit kemudian, bel masuk pun berbunyi.

----------

Kak Desi menepuk punggungku pelan. Kami bertemu di halte.

" Haaaaiii Jasmime! " sapanya.

Aku mengangguk, " hai kak " balasku.

Kak Desi celingak-celinguk ke belakang.
" Oh bagus " ucapnya.

HALO ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang