" Belajar bareng? " tanya Kamila begitu aku sampai kelas.
" Iyalaaah " jawabku senang.
Kamila memerjapkan matanya berulang kali, " demi apa? kok bisa? lo kan tahu sendiri tuh doi kan dingin banget udah kayak es ".
Aku tertawa, " hahaha, bu Salfa suruh doi ajarin ".
" Widih! menang lo, terus tadi kata lo apa? dia senyum ke lo? " tanya Kamila.
Aku mengangguk kencang, " IYAAAA YAAMPUN MILLL " kataku heboh.
Berbagai suara di kelasku pun saling bersahutan,
" Aduh Mil aduh "
" Lah "
" Berisik lo "Aku mendengus, " gausah bacot lo semua ah! " dengusku.
Dan.. teman sekelas yang paling kubenci, Bian malah ikutan menyahut.
" Iya princess , sttt... jangan marah-marah ah, nanti makin cantik, makin demen gue " katanya di sudut ruangan bersama antek-anteknya, Farhan dan Tio.
Tawa sekelas pun meledak. Bian tuh memang senang banget deh mempermalukanku.
" Sumpah Bi,lo ngeselin! " ketusku.
" Bi? Baby? Anjirrr gue terbang " Bian merentangkan kedua tangannya dan melakukan gerakan membentangkan ' sayap '.
Tingkahnya membuat tawa sekelas yang kencang semakin kencang." Eh setan! " serutuku. " Ngeselin lo "
Bian tertawa, " jangan marah ah Jas, gitu doang juga. Tapi kan emang bener lo makin cantik kalo marah, ye ga? " Bian meminta persetujuan antek-anteknya.
Siulan dari anak laki-laki pun bertebaran." Yoi man! pengen gue pacarin rasanya! " kata Farhan. " Cantiknya udah ngelebihin Pevita Pearce! ".
" Bukan Far! Isyana Sarasvati! " timpal Wawan.
" Ah pokoknya cakep lah Wan! udah sebanding sama artis-artis!. Jas, daripada sama Bian atau yang lain, mending sama gue aja " Farhan berdiri sambil menepuk dadanya.
" Gue kan ganteng ".Sorakan ' huuu ' pun terdengar.
Aku sedikit tersipu mendengarnya tapi sedikit mual mendengar perkataan Farhan setelah itu.
Bian memukul kepala Farhan, " lagu lo Far! kebanyakan ah! udah mending lo pada gak usah mimpi, Jasmine punya gue ".
" Gue Patricia kalo gitu " timpal Tio.
" Wes, punya gue juga itu! " seru Bian.
" Egois lo man " desis Farhan dan Tio.
Aku mengabaikan pembicaraan anak-anak yang sudah kehilangan akal di sudut kelas itu dan kembali mengobrol dengan Kamila yang masih tertawa melihat tingkah 3 orang itu.
Aku menatapnya tajam. Kamila tersadar dengan tatapanku dan mencoba menahan tawanya." Iya, iyaaa terus?? " tanyanya.
" Yaudah gue seneng. Terus gue kumpulin tugas ke bu Salfa. Tamat " jawabku sambil membalikkan badanku ke depan.
Kamila tertawa, " yah Jass, lo mah gitu hahaha, ngambek deh, padahal lo sama Bian lucu tahu kalo udah mulai kompromi ".
Aku mengerutkan dahi, " udah ah Mil, gue lagi males ngomongin tuh anak ayam ".
Kamila terdiam. Beberapa menit kemudian, bel masuk pun berbunyi.
----------
Kak Desi menepuk punggungku pelan. Kami bertemu di halte.
" Haaaaiii Jasmime! " sapanya.
Aku mengangguk, " hai kak " balasku.
Kak Desi celingak-celinguk ke belakang.
" Oh bagus " ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALO A
RomanceBagaimana rasanya menyukai seseorang yang berbicara seadanya, sesingkatnya, sejelasnya dan seintinya?. Itulah yang Jasmine rasakan pada A. A panggilannya. Sosok laki-laki idaman bagi Jasmine. Tinggi, berkulit sawo matang, tidak suka tebar pesona dan...