6. Senyuman

51 4 0
                                    

Dua hari kemudian.
Hari ini hari Kamis. Hari ter' sial ' bagiku. Berikut ini adalah alasannya :

Pertama, mengawali hari ini dengan bangun pagi yang ' sedikit ' kesiangan.

Kedua, sudah pastinya ceramah nenek. Bukan luas lagi tapi volume. Yap, panjang kali lebar kali tinggi. Nice!.

Ketiga, seragam baruku yang ternyata berukuran lebih besar dari badanku. Dan itu sangat longgarrr, seharusnya aku berukuran 12-13 tetapi mama berkata, kalau sekertarisnya membeli ukuran 15, karena stok ukuran 12-13 habis. Yah tidak terlalu penting, tapi aku sebal.

Keempat, bus yang kutumpangi datang sangat-sangat-sangat telat ditambah lagi keramaian di dalam bus, sehingga aku tidak mendapatkan tempat duduk.

Kelima, aku harus mengepel lantai dasar sekolah karena malaikat bagi kelas 10, pak Budi, tidak masuk. Hanya ada tiga orang yang telat termasuk diriku dan dua orang itu adalah kakak kelas- ku.

Keenam, aku harus mendengarkan ceramah panjang dari bu Jia, guru Biologi-ku karena baru bisa mengumpulkan 2 tugas.

Ketujuh, aku tidak melihat idola-ku hari ini, alias A.

Oke, itulah daftar hari kamis-ku yang berlangsung dari jam 6 pagi sampai jam 9. Kesal sekali rasanya. Apalagi setelah itu aku harus menyicil tugas yang masih tersisa banyak di jam istirahat.

----------

" Wow, kok lo rajin gini? " Kamila melihatku yang sedang mengerjakan soal matematika. Matanya membesar seolah tidak percaya.

" Iyalaah, nanti nilai tugas gue 0 gimana?? " aku menghembuskan nafas keras bukti kekesalanku.

Kamila tertawa, " oke semangat! mau ke kantin nggak? "

Aku menggeleng, " nggak deh, gue sibuk nihhh " kataku.

" Yaudah, gue pergi sama Fika " ucap Kamila sambil menghampiri Fika.

Aku kembali fokus mengerjakan satu tugas kimia dan geografi.
Kurang dari sepuluh menit bel istirahat selesai, aku segera berlari ke ruang guru untuk bertemu bu Salfa, guru kimia-ku dan pak Rudi, guru geografi-ku.

Aku menghampiri meja pak Rudi karena lebih dekat dengan pintu.

" Ngg.. Pak, ini saya mau ngumpulkan tugas " kataku sambil menyerahkan buku tugas.

Pak Rudi merapihkan kacamatanya,
" Jasmine ya?!, wah akhirnya okee, bagus-bagus. Taruh saja di sini, nanti bapak periksa " ucapnya sambil menyeruput kopi.

Aku mengangguk, " saya pergi dulu ya pak " aku mengundurkan diri dan segera ke meja bu Salfa.

Tahu tidak?. Aku sangat terkejut begitu melihat seseorang yang ada disebelahku begitu aku di sepan meja bu Salfa.
Ada A! Astagaaa A!.
Senang rasanya begitu melihat A. Setidaknya hari-ku menjadi lebih cerah.
Tapi ingat! aku hanya mengagumi A! mengagumi! cam kan itu.

" Iya Res, jadi kamu harus pakai rumus yang ini, karena sesuai sama teori.... Ah Jasmine ya?! udah dikerjain tugasnya?? " bu Salfa merapihkan kacamatanya.

Aku mengangguk, " sudah bu, tapi yang 2 lagi masih di tengah jalan " kataku.

Bu Salfa menghela nafas, " aduh Jasmine, ibu maunya tuh kamu langsung kasih ke ibu semua tugasnya " , " kamu sih, kalau tugas nggak pernah dikerjain terus dikumpulin! harusnya kamu mencontoh kayak kakak sebelahmu itu, dia kalau kumpulin tugas mah selalu pertama! " bu Salfa manunjuk A.

" Iii.. iya bu, besok pasti saya kumpulkan, benar deh bu " ujarku.

Aku melirik A yang hanya tersenyum manis.

HALO ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang