Chapter 1

23.5K 2.8K 404
                                    

Eunkyung berjalan dengan santai di koridor sekolah yang entah mengapa hari ini begitu sepi. Tapi tak masalah dan justru menyenangkan.

Kakinya perlahan menaiki anak tangga demi anak tangga untuk menuju ke lantai dua, kelasnya.

Sambil terus menaiki anak tangga. Pikirannya melayang pada seorang namja populer yang ternyata adalah anak dari teman akrab ayah dan ibunya. Yaitu, Park Jimin.

"Melamunkan diriku?"

Eunkyung hampir saja melompat dari tangga teratas karena kaget. Ia menoleh ke belakang dan menemukan namja yang sedang ia pikirkan, Park Jimin.

Eunkyung menatap Jimin jengkel. Sedangkan yang ditatap hanya memasang wajah datarnya. Saling menatap satu sana lain. Saling diam satu sama lain. Mereka tidak bedanya, bukan?

"Percaya diri sekali kau, Park Jimin," Eunkyung melongos. Berlari menaiki anak tangga untuk menghindari Jimin. Karena entah mengapa ketika ia berada di dekat Jimin jantungnya berdegup tidak normal. Terlalu cepat dan kencang seperti akan meledak.


***

Kelas sungguh bising pagi ini. Para saem sedang melaksanakan rapat penting. Entah rapat apa itu. Eun Kyung tidak peduli.

Eun Kyung merogoh tasnya, mencari ponsel dan earphone miliknya. Lalu setelah menemukannya, dengan cepat ia menyalakan lagu dan menyumpal telinganya dengan earphone tersebut.

Remember the way you made me feel.
Such young love but.
Sometime in me know that was real.
Frozen in my head.

Alunan lagu itu seolah menghipnotis dirinya. Begitu lembut,  halus dan menyentuh. Paper hearts adalah lagu kesukaannya. Karena mantan pacarnya, Jeon Jung Kook menyanyikan lagu ini tepat sebelum Jungkook memutuskan untuk berpisah dengannya.

Seseorang di pojok kelas memperhatikan Eunkyung. Orang itu adalah Jimin. Namja itu tahu apa yang sedang gadis itu pikirkan. Suatu hal yang indah dan sedih. Itu terbukti karena gadis itu tersenyum, tetapi sesekali ia menyeka air matanya.


Jimin mengambil ponselnya. Mengecek aplikasi Line-nya yang tiba-tiba berbunyi. Di layar itu tertulis jelas nama Kim Tae Hyung, sahabat Jimin yang juga satu sekolah dengannya, tetapi berbeda kelas.


Dari : Kim Taehyung

Jim,aku menemukan seorang penguntit. Ia semalam mengikutimu. Merekam kegiatanmu dan berencana menghancurkanmu. Ia sudah kutahan di gudang sekolah. Cepatlah kemari, bro.

Jimin tersenyum. Hal ini sudah biasa terjadi dan percayalah, hal ini cukup menyenangkan. Jimin dapat mendengar suara rintihan yang menyenangkan untuknya. Juga darah yang aromanya memabukan. Jangan lupakan point penting kalau Park Jimin adalah seorang psikopat.


"Hei, ketua kelas yang sedang dilema. Aku keluar kelas sebentar," ujar Jimin yang langsung pergi meninggalkan kelas yang sangat bising itu.


***

"Aaaw... Am... Ampun... Ampun...." Jimin menatap seekor tikus, anggap saja itu seekor tikus yang tampak kesakitan di hadapannya.


Jimin tersenyum. Sembilan jari tikus itu sudah terpisah dari tempatnya. Tergeletak tak berdaya di lantai dengan darah yang membentuk danau kecil di sekitarnya.


"Waeyo? Salah sendiri." Jimin mengambil pisau lipat dari kantung celananya. Menatap tikus itu dan mendekat, lalu menggerakan pisau lipatnya di dalam mulut tikus itu.


Jimin merobek mulut tikus itu. Membuat tikusnya mirip seperti wanita primadona asal Jepang, Kuchisake-Onna. Salah satu urban legend yang bibirnya robek hingga telinga.

Tikusnya mati. Darah memenuhi lantai gudang dan tangan Jimin yang terbalut sarung tangan juga berlumur darah. Bau amis menyeruak. Jimin memejamkan kedua matanya. Menghirup dalam aroma darah yang memabukan, aroma kesukaannya.

"Tae... Tolong bereskan dia. Seperti biasa," Jimin menatap Taehyung yang menyaksikan pembunuhan sadis tadi dari sudut gudang. Ia tersenyum dan mengangguk.

"Dengan senang hati, Park Jimin."

Jimin tersenyum pada Taehyung dan pergi. Setelah Jimin benar-benar pergi, Taehyung mendekati mayat malang itu dan tersenyum manis dengan wajah kelaparannya.


"Makan malamku akan sangat mengenanyangkan."

TBC...

Um, pendek, ya?
Aku gak tau juga ya ini ending-nya bakal berubah atau enggak. Kalo kalian ngarepnya gimana?

Psycho Boy - p.j.m ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang