Jimin masuk ke dalam rumahnya setelah memarkirkan motornya dengan langkah santai. Seperti biasanya, ia akan langsung melangkah ke arah kamarnya di lantai dua tannpa peduli apapun. Toh, rumahnya juga sepi karena ayah dan ibunya sedang pergi.
"Kau baru pulang?"
Jimin menoleh kasar ke arah sumber suara. Tepat di depan pintu dapur, berdiri sosok Eunkyung dengan satu buku paket dan satu buku tulis di dalam pelukannya. Jimin mengernyit bingung. Memandang gadis itu dan melipat tangannya di atas dada. Tidak, Jimin tidak marah. Itu hanya untuk terlihat keren.
"Untuk apa kau kemari?" tanya Jimin to the point dengan nada sarkastik yang menusuk telinga Eunkyung.
"Belajar matematika," jawab Eunkyung cepat seraya memutar kedua bola matanya sebal.
"Siapa suruh?" tanya Jimin lagi seraya berjalan mendekat.
"Orangtuaku," jawab Eunkyung kala Jimin hanya berjarak tiga langkah dari posisinya.
"Sejak kapan?"
"Apanya?"
"Mereka menyuruhmu belajar di sini. Sejak kapan?"
"Sejak kau membuka semuanya, Jim."
"Membuka apa?"
"Bajuku."
"Maksudmu?" Jimin mengernyit lebih bingung. Dalam hati ia tertawa. Jimin hanya sedang mengerjai Eunkyung. Jimin itu jenius. Ingat? Lagipula menjahili Eunkyung itu menyenangkan, menurut Jimin.
"Lupakan. Tolong ajari aku matematika," mohon Eunkyung salah tingkah seraya memandang Jimin yang entah mengapa terlihat sangat rapih dengan pakaian kasual yang kini ia pakai. Benar-benar tampan.
"Bagaimana kau bisa masuk?" Jimin mengalihkan pembicaraan, sengaja. Agar ia memiliki banyak waktu berbicara dengan Eunkyung.
"Ayolah, Jim. Orangtua kita bersahabat, ingat? Aku mengetahuinya dari Ayahku. Apa kau berpikir aku masuk ke dalam rumahmu dengan cara menyelinap?"
"Tidak, itu sangat tidak mungkin. Kau menyelinap?" tanya Jimin mengejek.
"Baiklah, terserah saja apa yang ingin kau katakan padaku. Tolong ajari aku matematika!" ujar Eunkyung yang memberi tekanan pada kalimat tolong.
"Nanti, ya? Setelah aku makan malam dengan Taehyung," Jimin mengusap puncak kepala Eunkyung sebelum kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke kamarnya dan meninggalkan Eunkyung yang jengkel setengah mati dibuatnya.
***
Ting Nong.
Ting Nong.
Suara bel rumah keluarga Park berbunyi. Jimin yang sedang berada di ruang tamu segera bangkit dan berlari ke arah pintu, meninggalkan Eunkyung yang masih bingung pada deretan angka yang tertera di atas selembar kertas.
EunKyung melempar kertas itu asal dan mengikuti Jimin menuju pintu utama rumah ini. Jimin membuka pintu rumahnya dengan perlahan. Lalu secara perlahan pula menampakkan seorang pria dengan postur tubuh tinggi dan wajah yang tampan. Rambut gaya mangkuk terbalik berwarna cokelat dan juga senyuman menawan. Harus Eunkyung akui, ia sedikit terpesona pada pria di hadapannya.
"Annyeong, Jimin-a. Eh, kau?" Taehyung menunjuk Eunkyung yang berdiri di belakang Jimin. Eunkyung tersenyum kikuk, salah tingkah.
"Annyeong, Kim Eun Kyung imnida," ujar Eunkyung sambil membungkuk tiga puluh derajat. Hanya basa-basi agar ia terlihat sopan dan pria itu ikut membungkuk dengan senyuman ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Boy - p.j.m ✔
Fiksi PenggemarPark Ji-Min atau yang kerap disapa Jimin. Seorang laki kaki dengan otak jenius, pendiam dan tampan. Jangan lupakan satu hal lagi. Dia seorang psikopat. Kim Eun-Kyung. Seorang gadis biasa biasa saja. Otak standar, tingkah barbar dan tidak bisa dibila...