Chapter 10

13.3K 1.8K 223
                                    

Jimin duduk dengan manisnya di ruang tamu milik Keluarga Kim. Di atas sofa empuk bermotif abstrak dan ditemani oleh kakak kandung dari kekasihnya yang duduk tepat do hadpaannya, Kim Min Gyu.

"Sungguh tidak bisa disangka, kau berpacaran dengan adikku? Si bodoh itu? Hahaha... Jim, kurasa kau pasti sangat kerepotan. Sikapnya yang sangat kekanak-kanakan dan juga kebodohannya itu pasti akan membuatmu ingin memakannya bulat-bulat, 'kan?" Mingyu terkekeh geli, sedangkan Jimin tersenyum simpul.

Tidak juga. Aku kan bukan Taehyung, batin Jimin.

"Ya, begitulah, Hyung. Aku juga tidak menyangka akan berpacaran dengan adikmu itu," Jimin terkekeh dengan ucapannya sendiri yang ikut membuat Mingyu terkekeh. Bahkan terbahak.

"Dadanya juga rata," ujar Mingyu jahil. "kau harus memberikannya terapi membesarkan dada. Paling tidak seminggu sekali. Aku mendukungmu!" sambung Mingyu membuat Jimin terbahak. Namun, berbeda dengan orang yang sedang membawa nampan berisi satu teko es jeruk peras, tiga cangkir, dan beberapa camilan, Eunkyung.

"Apa-apaan kau?! Mau aku adukan kepada Ayah dan Ibu, eoh?" Eunkyung menaruh nampan di atas meja. Menatap kakaknya tajam.

"Pengaduan," dumal Mingyu yang disambut jitakan tak lembut dari Eunkyung.

"Yak!" Mingyu mengusap wajahnya kasar. Ia menatap jengkel adiknya yang memeletkan lidahnya dan duduk di samping Jimin lalu bergelayut manja.

"Kenapa?" Eunkyung menatap menantang Mingyu yang menatapnya jijik. Mendengar penuturan adiknya itu, Mingyu mendesah.

"Baiklah-baiklah! Kau menang. By the way, dengar-dengar ada kedai es krim yang baru saja buka di depan komplek. Aku ingin ke sana, kalian mau ikut?" Mingyu mengganti topik, lalu menatap Jimim dan Eunkyung bergantian.

"Aku ikut!" Eunkyung berteriak semangat. Namun, berbeda dengan Jimin. Ia hanya diam dan menatap ponselnya yang baru saja berdering.

"Aku tidak bisa ikut. Mungkin lain kali," Jimin tersenyum. Bangkit dari duduknya dan mengacak lembut puncak kepada Eunkyung.

"Kenapa?" tanya Eunkyung dengan nada manja dan raut wajah kecewa yang membuat Mingyu menatapnya jijik untuk yang kedua kalinya.

"Taehyung akan datang kerumah. Aku titip satu cup es krim vanila saja, ya? Nanti langsung saja antarkan ke kamarku. Hyung... Aku pulang dulu, ya? Annyeong...," Jimin berjalan menjauh dari ruang tamu. Keluar dari kediaman keluarga Kim dan berjalan menuju rumahnya tatapannya yang berubah menjadi dingin.

"Merepotkan!" dumal Jimin.

Tak butuh waktu lama untuk Jimin mencapai rumahnya. Ia pun langsung masuk ke dalam rumahnya dan menaiki tangga, menuju kamarnya. Ia langsung menemukan Taehyung dengan sebuah tongkat golf di depan kamarnya.

"Aku memberinya sedikit pelajaran. Kau tinggal membereskannya. Oh iya, kakinya patah karena aku pukul dengan tongkat ini," ujar Taehyung seraya tersenyum bodoh. Jimin mengangguk dan berjalan memasuki kamarnya yang pintunya terbuka lebar.

Jimin menemukan seorang pria dengan keadaan lemas di tengah kamarnya, hampir dekat ranjang. Taehyung bilang kalau pria itu merekam aksi pembunuhan Jimin pada Hansol. Ia belum sempat melapor polisi karena Taehyung sudah lebih dahulu menculik dan menyekapnya kemarin. Lalu, ia membawanya ke rumah Jimin hari ini atas perintah Jimin.

"Kau merusak suasana indahku dengan pacarku, bajingan!" Jimin menendang wajah pria yang kalau tidak salah bernama Kwon Hoshi. Tendangan Jimin membuat Hoshi tersungkur.

Tak sampai di situ, Jimin juga langsung menginjak-injak wajah pria malang itu. Sesekali menghentakan kakinya di wajah Hoshi yang membuat pria itu hanya dapat meringis.

Psycho Boy - p.j.m ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang