Dia dan Aku #1

430 47 13
                                    

Dia perokok berat, hal itu jelas terlihat dari bibirnya yang menghitam dan hembusan angin mempertegas kehadirannya.

Dia memakai kemeja flannel berwarna merah hitam kotak-kotak, celana jeans gombrang dan menyampirkan ransel di lengan kirinya.

Dengan sepatu all star hitam, dia melangkah dengan santai di koridor tapi terkadang terlihat buru-buru.

Saat itu aku hanya melihatnya dari kejauhan, aku tidak berani untuk mendekat apa lagi untuk menyapanya. aku tak cukup berani dengan hal itu.

Sorot mata itu, sorot mata yang tak akan perna kulupakan.
Senyuman yang mengembang itu, senyuman yang tidak akan pernah kuhapuskan dari ingatanku.

Aku ingat, aku begitu senang melihatnya. Saking bahagianya, terkadang aku merasa lepas kendali.

Sampai pada hari itu, hari yang sangat berat buatku.

Hari itu aku mendapat kabar bahwa lelaki yang kukagumi itu telah takluk di hati seorang wanita yang tak kukenal.

Hari yang sangat berat kujalani.
rasanya ingin menangis, ingin teriak, ingin mengeluh.
Tapi aku tidak bisa, aku tidak bisa mengeluarkan reaksi apapun.
Selain diam dan mengingat semua hari yang telah kulalui bersamanya.

Hari-hari yang sangat membuatku bahagia. dengan perhatian kecilnya tapi tidak dengan sembarangan wanita. Dengan sapaan yang membuatku sedikit mematung mendengarnya dan senyuman yang tulus mengembang di bibirnya.

----------------------------------------------------------------------

Dia dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang