Bab 11. Cinta Itu Apa, Sih?

22.2K 2.3K 507
                                    

 "Masuk tak genap, keluar tak ganjil."

Hal seseorang yang tidak diperhatikan oleh pihak lain.

..........................................

Putee tidak hanya punya satu tujuan dalam hidupnya sekarang. Selain untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiahnya kembali, Putee juga punya tujuan lain. Semacam pandangan dan prinsip hidup begitu. Putee sudah bertekad kalau dia akan melindungi Prins apapun yang terjadi.

"Gue mohon, lo harus tetep tinggal di kelas unggulan Prins!" Putee mengatakan itu sesaat sebelum Prins terlelap. Prins spontan membuka matanya lagi lalu menoleh ke arah Putee. Putee sedang tersenyum miris. Menatapnya.

"Gue udah bahas ini, Bawang!"

"Beneran, lo kudu tetep di sana. Gue nggak mau lo pindah ke kelas reguler. Gue mohon."

Prins menghembuskan nafasnya.

"Kayaknya lo segitu pengennya jauh dari gue, ya?" Satu kesalahan akan ucapan itu membuat Prins tersadar akan posisinya. Dia melongo lalu menelan ludahnya gugup. Putee menatap Prins lagi, kali ini dengan mata penuh permohonan.

"Gue sih pengen deket sama lo terus, Prins. Tapi gue lebih nggak mau lo terluka karena gue. Gue berbahaya. Mungkin setelah ini ada orang yang bakalan balas dendam. Gue... pengen lindungi lo!" Putee keceplosan soal itu. Bagaimana kalau Prins...

"Ngaku!! Apa yang udah lo lakukan, Bawang?" Prins tahu kalau Putee sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Kemarin anak itu datang ke kamar inapnya dengan bibir memar. Bahkan kalau Prins terlalu sadar dan terlalu memperhatikan, ada bekas gigitan juga di bibirnya. Bekas tonjokan tidak akan menghasilkan bentuk seperti itu di bibir bawah seseorang.

"Gue...."

"Banyak hal yang harus lo ceritakan ke gue."

"Gue tahu, Prins..."

"Duit lo habis, lo berantem, sekarang lo bilang mau melindungi gue. Apa yang sebenarnya terjadi?" Prins bertanya tajam, tidak sabar. Putee menunduk dengan raut takut-takut.

"Gue belum bisa cerita, Prins!"

"Lalu lo mau apa sekarang?"

"Gue mau bobok. Besok gue harus masuk sekolah." Putee menunduk dengan raut takut. Prins menatapnya lagi, kali ini dengan wajah lesu. Putee punya urusan yang rahasia sekarang. Cowok itu tidak meledak-ledak seperti biasanya lagi. Prins tahu kalau ada saatnya Putee harus diam dan menutupi sesuatu.

"Jangan pura-pura molor! Lo utang penjelasan sama gue!" Prins berdecak kesal, namun Putee hanya menutup matanya dengan wajah cuek. Putee berguling di sofa kamar Prins, menjadikan tasnya sebagai bantal. Isinya seragam dan juga buku pelajaran.

Nyatanya, Putee masih ngotot untuk pura-pura mendengkur.

***

Putee berangkat ke sekolah dari rumah sakit. Bahkan cowok tengil itu sangat menikmati paginya di rumah sakit. Putee mencicipi sarapan Prins, yang katanya rasanya lebih enak daripada sarapan buatannya sendiri. Prins mendengus, itu hanya dusta seorang Putee Garlicio karena anak itu lolos dari tugasnya membuat sarapan pagi ini.

"Gue berangkat, ya!" Putee melangkah cepat ke arah pintu. Tas sudah berada di punggungnya. Sebelum kaki cowok itu menghilang di balik pintu, Prins memanggilnya.

GarlicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang