BAB DUA
AYAHNYA langsung masuk ke dalam apartemennya ketika Edward membukakan pintu. Edwars memegang pelipisnya.
Ya Tuhan.. Tolong aku..
Edward menuju ke ruang tamu ketika mulai mendengar ayahnya mulai mengoceh.
" Kau tidur nyenyak semalam? Oh, pasti. Kau sudah terpesona dengan kecantikan Tiffany, bukan? "
Edward menggeleng pelan seraya ayahnya duduk santai di sofa berwarna merah maroon.
" Tidak. " Edward memutuskan untuk memberi jawaban singkat.
Ayahnya kemudian malah memberinya tatapan aneh yang Edward sendiri tak mengerti apa maksudnya.
" Oh, jujurlah. " Mr. Miles memberi senyum penuh arti. " Kau mulai menyukainya. Ia sesuai tipemu bukan? "
Edward melipat tangan didepan dada sambil berdecak.
" Sungguh? Menurut ayah begitu? " Tanya Edward, dan ayahnya mengangguk yakin.
" Tentu, dia cantik bukan? " Goda Mr. Miles membuat Edward merasa semakin malas membahas tentang Tiffany Turner.
" Wajahnya, ya. Tipeku. Sifat dan sikapnya. Tidak. Bukan tipeku. "
Mr. Miles seolah tak mendengar ucapan Edward dan menyodorkannya sebuah kantong kertas berwarna cokelat. " Ini. "
Edward memandang kantong itu dan menerimannya. Ia melihat isi kantong itu yang berisi banyak kertas dan tinta. " Apa ini? "
" Untuk Tiffany tentu saja. " Ayahnya mengatakan seolah-olah Edward sudah seharusnya tahu itu untuk sipa. " Dia seorang animator. "
Edward menghela nafas. Rupanya ini ide gilai lainnya.
" Lalu.. kenapa ini diberikan padaku? "
Mr.Miles menggeleng pelan. " Tentu agar kau berikan pada Tiffany. Ini alamat apartemennya. " Mr. Miles menyodorkan secarik kertas pada Edward. Setelah Edward mengambil kertas itu. Mr. Miles berdiri dan bersiap-siap pergi.
" Ingat, jangan jatuh ke tangan siapa pun kecuali Tiffany, ayah akan mengeceknya mengerti? "
Edward dengan pasrah mengangguk.
" Dan antarkan sendiri jangan menyuruh managermu yang memberikannya. Kau tahu Tiffany tak suka orang asing. " Kemudian ayah Edward pun pergi.
Asal ayah tahu, aku juga orang asing baginya..
***
Akhirnya Edward duduk di mobil dan membawa katong cokelat itu bersamanya. Ia menyalakan mesin mobilnya dan melaju ke jalanan. Tiba-tiba ponselnya berdering nyaring.
Oh God, siapa lagi yang mengganggu jam tenangku?
Edward menempelkan ponselnya ke telinga. " Halo? "
" Ed, ini aku. "
Mendengar suara orang yang berbicara dengannya, senyum Edward praktis mengembang.
" Oh, ya.. Vanesa. Ada apa? "
" Sebenarnya Oliver sudah menjemputmu di apartemenmu, tapi katanya kau tidak ada di tempat. Dimana kau sekarang? "
" Memangnya ada apa? "
" Jadwal pemotretannya diganti menjadi sejam dari sekarang karena beberapa model mengaku tidak bisa kalau nanti malam. "
Ya, Edward tak keberatan bisa bertemu Vanesa lebih cepat. Tentu saja, ia menyetujuinya.
" Baik, katakan pada Oliver aku langsung ke studio. "
" Baiklah, sampai jumpa. "
" Ya. "
Edward membanting setir dengan arah memutar.
Sepertinya benda ini akan bersamaku untuk beberapa saat...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time
RomanceEdward Miles " Wajahnya, ya. Tipeku. Sifat dan sikapnya. Tidak. Bukan tipeku. " " Perjodohan ini tak akan pernah berhasil. Dia suka padaku, atau aku suka padanya? Itu mustahil. " Tiffany Turner " Maaf. " --------------------- Bagaimana jika seorang...