FATE: Prolog

2.1K 99 14
                                    

Please kindly VOTE every chapters before you read, thankyou!

---

AUTHOR POV


"Dara.." seorang namja berkata dengan suara khasnya yang lembut.

"Hm?"

"Gomawo..nareul saranghaejeosseo."
terima kasih..telah mencintaiku.

Dara tersenyum, menggenggam erat tangan namja yang tengah berbaring di pangkuannya. "Waegeurae, kkabjagi?"
ada apa denganmu, tiba-tiba begini?

Namja itu hanya menggelengkan kepalanya, namun tetap tersenyum. "Apa kau masih ingat, kapan kita pertama kali bertemu?"

"Geureom..6 tahun lalu. 12 April 2009, majji? Kita berada di universitas yang sama. Kau junior dan aku senior. Bahkan kita juga berada di jurusan yang sama." balas Dara dengan tatapan menerawang.

"Kau sangat cantik D. Dulu dan sekarang. Kau tau, aku jatuh cinta padamu saat pertama kali mendengarmu bernyanyi."

"Dan aku jatuh cinta padamu tepat pertama kali saat kau memainkan pianomu. Kau terlihat sangat...mempesona." Dara tertawa kecil, menyentuh wajah namjanya.

Perlahan, namja itu pun bangkit dari posisinya. Memutar tubuhnya dan memandang Dara dengan pandangan teduh, manik mata yang selalu membuat Dara jatuh cinta lagi dan lagi. Yeoja itu merasakan lembut tangan namjanya menyentuh puncak kepalanya, mengacaknya pelan sembari tersenyum.  "Jinjja gomawosseo."
s

ungguh terima kasih

Dara tertegun.

Beberapa saat yang lalu, sepasang manik mata itu memandangnya dengan teduh dan lembut. Namun kali ini..entah kenapa manik mata itu bermakna lain.

Sesuatu yang tidak dapat ia pahami.

"Waegeurae? Kenapa k-" sebelum Dara sempat berkata lebih, bibir hangat namjanya telah menyambutnya dengan lembut. Sebuah ciuman yang semakin lama semakin dalam, penuh cinta dan menenangkan.

Kapanpun Dara bersamanya, ia selalu merasa aman. Begitu dilindungi dan dicintai. Bagi namja itu pula Dara bagaikan sebuah kristal yang rapuh, yang harus selalu ia jaga sepanjang hidupnya.

"Dara-ya. Jaga Daehan baik-baik, arasseo? Katakan selalu padanya, aku sangat mencintainya. Aku sangat mencintaimu. Aku sangat mencintai kalian berdua."

Dara terkejut. Tangannya bergerak meraih wajah pucat pria di hapadannya, menangkup kedua sisi pipinya. Namun, sebelum ia dapat berkata-kata..

"...Annyeong."

--

GASP


"-niya..aniya...ani...ANIYA!"

*klek [pintu terbuka]

"Eonni! Eonni!" yeoja bernama Dina Park datang memasuki kamar kakak perempuannya dengan raut wajah panik. Walaupun ini adalah rutinitas yang telah menjadi kebiasaannya selama 2 tahun belakangan, sejak ia kembali ke Korea.

Ia memandang kakaknya yang baru saja terbangun dari tidurnya, terengah-tengah, dengan keringat dan air matanya yang masih mengalir. Lagi.

"Ssh..gwenchanha. Aku disini, eonni." ucapnya sembari menarik kakaknya ke dalam pelukan.

Dara Park, begitu panggilannya. Masih terisak pelan di bahu adiknya. Mengingat kembali mimpinya, namjanya.
"Kenapa aku begitu tersiksa? Dina-ya, aku merindukannya. Aku sangat sangat merindukannya."

"Ssh..eonni." Adiknya melepas pelukan mereka. Ia memandang lurus ke manik mata Dara, menghapus jejak air matanya. "Cheoncheonhi haja. Eonni halsuisseulgoya."
perlahan. perlahan kau akan bisa, eonni.

Dara merasakan kembali rasa sakit di hatinya. Rasa sakit karena kehilangan yang sangat menyiksa hari demi hari dalam hidupnya.

*Zzt

"Aaaaang...Aaaaang"
Suara interkom bayinya berbunyi.

Putranya menangis kencang. Dengan tergesa Dara menghapus jejak air matanya sebelum bangkit dan melangkah keluar meninggalkan adiknya yang masih duduk di tepi tempat tidur, tersenyum menenangkan.

Setengah berlari, Dara menuju sebuah kamar lain di sudut ruangan. Kamar dengan pintu berwarna biru langit dengan ukiran kayu bertuliskan:

대한김
KIM DAEHAN

"Aaaang....Aaaaang..."
Balita berusia genap 2 tahun tengah menangis, mencoba berdiri dengan sedikit gontai -kedua tangannya berpegangan pada sisi tempat tidur.

Dengan cemas ia segera meraih buah hatinya, menggendongnya perlahan.
"Ssh.. Daehan-a. Eomma wasseo. Uljima."

Ia menimangnya beberapa saat namun putranya belum juga berhenti menangis. Dara tersenyum, mengusap wajah putranya dengan lembut sebelum membawanya turun ke ruang tengah di lantai 1.

Piano putih yang kokoh menyambut keduanya.

"Daehan-a.. lihat. Ini piano appa." Dara membawa putranya duduk di depan nuts-nuts piano.

"Biar aku saja yang menggendongnya?"
Dina Park muncul menuruni tangga, menghampiri saudaranya. "Aigoo, kau belum berhenti menangis rupanya. Eonni, bukankah kau hafal permainan piano oppa? Mainkanlah." Ucapnya tersenyum. "Hari ini hari ulang tahun Daehan, melody yang selalu oppa mainkan dulu selalu menenangkannya, bukan? Mungkin itu akan membantu. Kurasa Daehan hanya rindu dengan appanya."

Dara tersenyum samar. "Arasseo."

-

Di tengah permainan pianonya, Dara kembali menangis. Terisak pelan memandang salah satu foto. Foto keluarga kecilnya yang bahagia.

Dengan beberapa baris kalimat di bawahnya bertuliskan:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dengan beberapa baris kalimat di bawahnya bertuliskan:

-Nov 23, 2013-
First Child! Nae adeul, Daehan-i.

Ya~ dia sangat tampan sepertiku!
Oh tidak, aku terlihat sangat gugup saat menggendongnya untuk pertama kali! Kuharap dia merasa nyaman.

Daehan-a, appa ga maaanhi saranghae!

Geurigo Daehan eomma, Dara Kim-ssi? Gomawoyo..
Saranghae, yeobo!

-Jaejoongi.

***

Sementara itu.. di tempat yang berbeda.

Kwon Jiyong, leader arogan dari salah satu Boygroup yang sangat terkenal di dunia tengah duduk melamun di depan perapian rumahnya. Memandang sebuah foto, foto dirinya dengan sahabat terbaiknya dengan pandangan kosong.

"...Jae."





To be Continued..

*Cough*
Revisi lagi revisi lagiii
Tenang, ga merubah cerita kok 😉

FATEWhere stories live. Discover now