"Biar aku yang menggendongnya, babe. Kau pasti lelah." Ucap Jiyong pada Dara sesampainya mereka di area parkir apartemen.
"Kau sa-"
Jiyong mengerucutkan bibirnya, "Hanya untuk menggendong Daehan, ng? Tentu saja aku tidak selemah itu."
Dara mendesah pasrah, lalu menyerahkan putranya yang setengah mengantuk ke dalam gendongan Jiyong.
"Aku tidak berat, kan ajeossi?" tanya Daehan polos, membuat Jiyong tertawa.
"Aaaani. Sama sekali tidak, baby."
Daehan tersenyum lebar. "Eo? Kenapa eomma dan ahjeossi menggunakan penutup wajah?"
Jiyong dan Dara saling bertukar pandang.
"Agar seseorang tidak mengenali kita, sayang.""Waeyo, eomma?"
Dara mencubit salah satu sisi pipi putranya, "Kelak kau akan mengerti ne? Kaja."
-
Kwon Jiyong, merupakan satu diantara sekian banyak idola terkenal di Seoul yang paling dikagumi dan dihormati. Baik sebagai hoobae, seonbae, maupun sebagai produser sekalipun. Bisa dianggap ia sangatlah istimewa.
Wae?
Tentu itu semua karena kemampuan luar biasanya dalam meraih kesuksesan dan kekayaan sejak usia yang masih sangat muda. Dengan statusnya, Jiyong hampir bisa mendapatkan dan melakukan apapun yang ia mau.
Sebenarnya, apartemen mewah yang ditinggalinya saat ini pun juga tidak sembarangan. Apartemen ini telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan entertainment untuk menjaga privasi setiap idola yang bertempat tinggal disana dalam jangka waktu tertentu. Termasuk Jiyong tentunya. Yang perlu ia lakukan hanyalah selalu waspada dan tidak lupa mengenakan peralatan 'menyamar'nya.
Beberapa paparazzi terkadang lihai mengabadikan moment tanpa diketahui dengan trik masing-masing.
Ting
Lift pun terbuka.
Kini Dara, Daehan dan juga Jiyong menuju ke kamar apartemen nomor 1808 di lantai 18."Pertama kalinya kau disini, geji?" tanya Jiyong seraya meraih kunci di saku jaketnya dengan tangannya yang bebas. Kemudian menuntun Dara untuk masuk ke dalam.
Dara terpukau.
Kedua matanya memandang seluruh isi ruangan itu, mengagumi design dan berbagai ukiran yang ada. Ia terus memandang sekeliling ketika Jiyong secara perlahan menidurkan Daehan di atas ranjang besarnya dengan hati-hati.
"Kau suka?"
Dara menoleh, mengangkat alisnya heran.
"Kau suka kamarku? Kau bisa menginap kapanpun, babe." Ucap Jiyong lagi sambil berjalan ke arahnya, menopang dagunya di atas pundak yeoja itu.
"Kau selalu menggodaku seperti itu."
"Bukan menggoda, tapi sebuah undangan. Ini rumahku, artinya ini juga rumahmu."
Dara tersenyum, mengusap pipi namja itu. Uh-oh. Pipinya merona dan itu membuat Dara berpikir bahwa jatuh cinta pada Kwon Jiyong membuat segalanya menjadi merah muda.
Setelah itu Jiyong berbisik di telinganya, menyebabkan yeoja itu merinding. "Kau mau mandi?"
Dara berdiri dengan kaku. Memainkan jemarinya seperti anak kecil yang ketakutan.
Jiyong tertawa kecil. "Kau mau mandi? Kau lelah, bukan?"
Dara mengedipkan kedua matanya beberapa kali, menoleh ke atas ranjang untuk mengecek putranya yang telah tertidur pulas.
YOU ARE READING
FATE
Fanfiction© 2014 dinaseptavida [RENOVATIO @indofanfictionsarts] Sandara Park, telah kehilangan Jaejoong Kim untuk selamanya. Hancur. Patah. Tidak lagi utuh. Namun demi malaikat kecilnya -Daehan Kim, ia berjuang untuk menjadi lebih kuat. Hingga suatu k...