Chapter 15: 운명

901 56 6
                                    

"Mereka tidak menikah dalam waktu dekat ini?"

"Dibalik keegoisannya, anak itu tentu telah memikirkan segala sesuatunya dengan baik. Aku yang membesarkannya sehingga aku sangat tahu bagaimana dia. Jiyong, ia tidak akan membuat karirnya dan karir kalian semua hancur berantakan. Jadi hingga moment bahagia itu tiba, kalian harus selalu mendukung dan menyemangatinya. Menyemangati mereka."

"...Setelah aku menjadikanmu milikku sepenuhnya, kau akan melahirkan anak-anakku yang lucu dan aku bersumpah akan selalu melindungi dan mencintai kalian seumur hidupku."

"Kiko, kore yonde! Ano onna.. Jaejoong niisan no otsuma dattayo!"

"Bagaimana mungkin.. Jiyong.."

-


Kwon Jiyong menatap yeoja di hadapannya dengan tatapan malas, membuat lawan bicaranya memaksakan seulas senyum tipis. Lantunan keras musik di sekitar seolah meredup, cahaya ruangan yang remang seolah menyempurnakan suasana tegang yang mereka rasakan.

Keduanya kini berada di sebuah pub, di dalam sebuah ruangan tertutup yang telah disewa secara khusus. Xin, yang selalu menemani Jiyong kapanpun namja itu pergi berpesta hanya dapat mengelus tengkuk mengamati teman-temannya. Pada akhirnya ia menunduk, membisikkan sesuatu pada Jiyong. "Aku akan berada di bar."

Setelah ia mendapatkan sebuah anggukan singkat, stylist YG itu pun keluar dari ruangan.

"Ada apa, Kiko? Kenapa kau sampai harus datang ke Korea?

Yeoja itu menatapnya terluka, "Ada yang ingin kukatakan, Jiyong." jawabnya. Setelah itu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, sebuah majalah.

Kening Jiyong berkerut. "Mwoya igae?"

Tanpa basa-basi, Kiko segera membuka halaman demi halaman hingga menampilkan artikel berita yang telah dilihatnya beberapa hari lalu. Sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman. "Igeon..Sandara Kim, maji?"

Jiyong mengikuti arah pandangnya, lalu meremas jeans-nya dengan kasar. Sebersit kenangan mulai berputar di kepalanya seperti sebuah film setelah Kiko menyebut marga sahabatnya. "Park."

Kiko terkejut.

"Sandara Park." ucap Jiyong dingin.

"She WAS Kim, Jiyong.. dan apa kau tau apa artinya semua ini?!"

Namja itu menatap lurus ke manik matanya. "Ini tidak ada hubungannya denganmu."

"Ini tentang Jae, Jiyong! Dia miliknya. Kau tahu? Ini sama saja dengan kau mengkhianatinya!" tanpa sadar Kiko menaikkan volume suaranya. Beriringan dengan raut wajahnya yang gelisah, marah, shock.. yang bercampur menjadi satu. "bukan begitu?"

Rahang Jiyong mengeras, namja itu menghela nafasnya sesaat. "..Aniya. Kau tidak tahu apapun."

Kiko mencengkram erat lengannya, "Dia sahabatmu. Jiyong, kau tahu siapa Sandara. Kau yang paling tahu! Kau juga tahu Jae sangat mencintainya. Aku menyaksikan kalian berdua! Selalu. Aku.. aku bahkan tidak menyangka ini. Aku bahkan baru saja mengetahui tentang ini."

Yeoja itu menatapnya dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

"Kiko."

"Kenapa, kenapa harus dia dan bukan aku? Aku selalu disini. Aku bisa memperbaiki semuanya, Jiyong!" kini air matanya bergulir turun.

Sudah hampir satu tahun, sejak ia dan Dara akhirnya bersama. Artinya sudah hampir satu tahun pula ia bahagia setelah begitu lama menahan perasaan dan rasa bersalah yang begitu besar. Sangat singkat dan tidak sebanding dengan penderitaan dan perjuangannya. Namun, kini Jiyong memahami masa depan masih menantinya. Ia dan Dara masih memiliki begitu banyak waktu. Dengan memikirkan itu saja, sudah lebih dari cukup baginya untuk menghapus luka yang diberikan oleh yeoja dihadapannya ini. Luka masa lalunya.

FATEWhere stories live. Discover now