a/n: aku menulis ini dengan penuh perasaan. hiks.
revisi 4 Oct 2017 (:enjoy!
---Jiyong membuka kedua matanya perlahan. Satu tangan terangkat naik menutupi wajahnya dari cahaya matahari yang masuk dari celah-celah jendela.
"Nggh.." erangnya. Ia baru saja akan bangun ketika ponselnya kembali bergetar di salah satu sisi meja tempat tidur, membuat namja itu menghela nafas kasar. Benda berbentuk persegi panjang itu telah dihiraukannya sepanjang malam. Dengan malas, ia duduk di sisi king size bed miliknya dan mulai menyipitkan mata. 23 missed call, 7 voice mails, dan 52 chat, dimana semua itu berasal dari satu orang yang sama: Kiko.
"Aish.. apa maunya kali ini?" Jiyong mengacak rambutnya frustasi dan melempar ponselnya dengan sembarangan.
Drrt..Drrt..Drrt..Drrt.
'God damn it!' -pikirnya. Kini kesabarannya telah habis. Yeoja itu menelponnya lagi untuk yang ke 24 kali.Jiyong lantas mengambil ponselnya lagi, menekan tombolnya dan menempelkannya ke telinga dengan raut wajah yang memerah.
"Yeoboseyo? J-Jiyong?!"
Jiyong mendesah pelan, "Kiko, tolong..hentikan ini."
"...Mianhae. Aku hanya.. sangat merindukanm-"
"Jangan memulainya lagi! Hanya tinggalkan aku sendiri dan berhentilah menggangguku, eo? Jebal." balasnya dingin.
"J-Jiyong, bisakah kita bertemu? Aku akan segera ke Korea, ini belum berakhir!"
"Sudah berakhir, Kiko. Kita sudah lama berakhir. Kenapa kau seperti ini?"
Didengarnya suara yeoja itu mulai serak. Kiko menangis. "S-saranghae, Jiyong-a.. aku tau aku telah menyakitimu, tapi bisakah kau mendengarkanku sekali lagi? Aku percaya ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk bersama lagi seperti dulu.."
Jiyong mengusap wajahnya dengan satu tangan yang lain dan tertawa, "Mwo? Nal saranghandago?! Kau ingin kita kembali? Apa kau bahkan mendengar ucapanmu sendiri, Kiko? Kita punya kehidupan sendiri sekarang, lanjutkan hidupmu dan akan kupastikan kau akan selalu baik-baik saja, arasseo?"
"Aniya! Aku tidak pernah sekalipun baik-baik saja, Jiyong. Tidak tanpamu! Aku-"
Bip
Jiyong segera menekan tombol End call bahkan sebelum yeoja itu menyelesaikan kata-katanya. "Pagi yang buruk..sekali." ucapnya sebelum berjalan menuju kamar mandi dan menutup pintunya dengan cukup keras.
***
YG Building
"Dara noona!" suara TOP -Choi Seunghyun, menggema di hall lantai 1. Yeoja yang dipanggilnya lantas menoleh dengan terkejut, "Seunghyun-i?!"
Seunghyun tersenyum lebar, berjalan mendekat dan merangkul pundak Dara yang tengah menatapnya heran. "Mianhaeyo, noona. Manhi nollasseojyo?"
maaf, noona! terkejut sekali, bukan?"Ya! Kau belum juga berubah!" seru Dara.
"Peace! Ah, kudengar dari Jiyong noona akan kembali berakting, geu majayo?"
Dara mengangguk, "Maja. Kurasa bulan depan. Bagaimana denganmu dan BIGBANG? Apa konser sudah sepenuhnya selesai?"
"Begitulah. Kami baru saja menyelesaikan tour terakhir dan itu saaaaaangat melelahkan." kini Seunghyun bersandar di pundaknya, memeluknya erat.
YOU ARE READING
FATE
Fanfiction© 2014 dinaseptavida [RENOVATIO @indofanfictionsarts] Sandara Park, telah kehilangan Jaejoong Kim untuk selamanya. Hancur. Patah. Tidak lagi utuh. Namun demi malaikat kecilnya -Daehan Kim, ia berjuang untuk menjadi lebih kuat. Hingga suatu k...