Chapter 02

761 69 3
                                    

Dara baru saja tiba di YG Building siang itu. Sembari menggendong Daehan di sisi kirinya, ia pun melangkah masuk.

Sepi sekali. 'Mungkin karena ini hari Sabtu' -pikirnya.

"Oh!" Daehan tertawa senang melihat berbagai miniatur yang terpajang sepanjang koridor.

"Wae? Kau kan juga punya, Daehan-a? Aiyoo, joha?" Dara mencium lembut hidung Daehan yang tak henti membuatnya gemas.

"Ng!"

Mereka pun tertawa, hingga tanpa sadar telah sampai di depan pintu kaca yang familiar. Dara mengetuknya beberapa kali, sebelum sebuah suara menyuruhnya masuk.

Klek

"Dara?" seorang pria paruh baya dengan topi hitam andalannya tersenyum lebar.

"Appa? Jo wasseoyo."

"Appa sangat merindukanmu. Duduklah. Apa ini.. Daehani?" ucap 'appa'nya lagi yang dibalas dengan anggukan singkat.
"Ne."

Yang Hyun Suk tersenyum mengamati Daehan. "Annyeong."

Daehan berkedip polos lalu membungkuk asal, "Annyeonghaseyo."

"Aigoo, dia pintar sekali."

Dara pun tersipu malu.

"Oh, nun! Matanya.. ini mata Jaejoongi! Maji?!"

Dara tersenyum, "Appa juga menyadarinya? Jae mengambil porsi lebih banyak dariku. Bahkan kulit Daehan juga berasal darinya. Sangat cerah, bukan?"

"Geurae. Tapi lihat ini. Hidungnya sama sepertimu. Ya walaupun semuanya hampir seperti Jaejoong." Dara hanya tertawa kecil mendengarnya.

"Aaaah, aku sangat merindukannya. Ia adalah salah satu murid terbaikku." lanjut Hyun Suk, menopang dagunya dengan kedua tangan. Raut wajahnya berubah sedih. "O-oh mian, Dara-ya. Appa tidak bermaksud unt-"

"Gwenchanhayo, appa. Aku tidak sendiri sekarang. Dia memberiku seorang Jaejoong Jr!" Dara mengelus lembut kepala putranya.

Yang Hyun Suk duduk disamping Dara dan menggenggam tangannya, "Kau harus selalu ingat bahwa kau tidak sendiri. Masih ada appa dan saudara-saudaramu yang lain. Araji?"

"Ne. Aku akan selalu ingat. Jeomgmal gomaweoyo, appa."

Hyun Suk tersenyum sekali lagi. Lalu ia teringat akan sesuatu. "Ngomong-ngomong.. bagaimana rencanamu selanjutnya? Kau tahu kau sudah vakum cukup lama, tidakkah kau merindukan acting?"

Dara nampak berpikir, "Tentu aku merindukannya. Tapi aku khawatir tidak ada yang menjaga Daehan selama aku pergi. Dina sudah mulai bekerja di butik Chaerin dan Bom pasti akan sibuk."

"Kalau begitu cobalah untuk menyewa babysitter? Tentu kau harus mulai bekerja. Kau tidak akan menyia-nyiakan bakat emasmu, geji?"

"Ne. Aku akan segera memikirkannya dan bila segalanya sudah teratasi, aku berjanji akan kembali."

"Joha! Kau ini tidak pernah gagal membuatku kagum. Sejak SMA kau adalah murid yang berprestasi, Dara. Tentu, semua membermu juga. Saat kau berada di universitas kau bahkan salah satu lulusan terbaik di jurusan musik. Namun lihat kau sekarang, justru lebih memilih akting. Oh, tapi itu pun sangat luar biasa. Aigoo, aku sungguh heran denganmu dan juga semua membermu. Sayang sekali kalian memilih jalan yang berbeda. Kalian bisa menjadi BIGBANG versi wanita yang hebat. Aku bahkan sudah memikirkan sebuah nama!"

Dara terdiam sejenak. "Ah.. kudengar mereka baru saja melakukan tour konser dunia. Benar begitu, appa?

Hyun Suk duduk sedikit lebih tegak. Ekspresinya berubah sedikit muram. "Ya! Mereka hebat, bukan? Seharusnya kalian berempat bisa seperti mereka bila dulu kalian mendengarkanku."

FATEWhere stories live. Discover now