Namja berambut hitam pekat dengan mata coklat hazel yang terang tengah tersenyum lebar seperti orang kurang waras di dalam studionya. Beberapa pasang mata mengamatinya dengan bingung, heran, penasaran, namun tidak dapat menemukan jawaban pasti atas sikapnya.
Choi Seunghyun, menyesap kopinya perlahan. Masih mengamati perilaku aneh sahabat jeniusnya itu bersama Bom disisinya.
"Apa yang kau pikirkan tentang ini, Jagiya?" tanya kekasih cantiknya, membuat kedua mata tajamnya seketika membentuk satu garis tapis.
"Dia sedang jatuh cinta."
Bom tersenyum, "Aku juga berpikir begitu! Maksutku, itu terlihat jelas kan?"
"Uh-uh. Jelas sekali. Dia seperti seorang idiot sekarang. Sangat idiot."
"Sejak kapan dia.. tertawa seperti itu, hyeong?" Kali ini Youngbae, menatap Seunghyun dengan alis berkerut, membuat namja berambut putih silver itu menoleh sekali lagi.
"Sejak aku memasuki ruangan ini pagi tadi, dia sudah seperti itu. Menggingit jari seperti biasa, tersenyum.. lalu tertawa, tersenyum lagi dan tertawa lagi. Oh. Dia bahkan menggelengkan kepalanya beberapa kali."
Daesung dan Seungri yang turut mendengarkan pun hanya dapat bertukar pandangan satu sama lain, "Heol..."
Kwon Jiyong yang duduk di depan layar komputer dengan beberapa tumpukan kertas yang berserakan di atas meja -masih tidak berkutik. Itu karena dirinya terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, yang melayang mengingat kata-kata noona-nya, baby girl-nya... kemarin.
Flashback
"Ji.." suara lembut Dara memanggilnya, membuatnya menoleh dan tersenyum.
"Saranghae.."
DEG
Dirinya mencoba untuk menguasai seluruh kesadarannya namun terlambat, kalimat itu sukses membuat jantungnya berdegup kencang sekali, cukup kencang hingga tanpa sadar kakinya menginjak rem dengan satu gerakan cepat. Kemudian terdengar suara decitan yang menandakan mobil mewahnya itu telah berhenti secara tiba-tiba.
"Jiyong?! Itu berbahaya."
Dara Park menatapnya cemas, lalu memandang putranya yang nampak sedikit ketakutan di pelukannya. Oh, ia merasa bersalah akan hal itu. Tapi apa yang dapat ia lakukan karena hal yang luar biasa ini?
"Dassi marhaebwa." Ucapnya pertama kali, setelah memastikan bahwa tidak ada kendaraan lain di belakang mobilnya. Keberuntungan, tepatnya. *katakan itu lagi
Yeojanya kembali menatap kedua matanya, berkedip dengan wajah yang mulai memerah. "E-eoh?"
"Dassi marhaebwa, jebal.."
Dara menelan ludahnya, lalu berdeham canggung.
"Saranghantago.. Saranghae, Kwon Jiyong. " *kubilang aku mencintaimu.
Melihat Dara tersenyum di hadapannya seperti itu, mendengarnya mengucapkan kalimat sederhana yang telah lama ia impikan, secara otomatis membuat matanya berkaca-kaca. Ia sangat bahagia. Ia bahagia lebih dari siapapun.
Sesaat kemudian, yang Jiyong ketahui tubuhnya telah mendekat dan bibirnya mencium bibir Dara dengan lembut.. singkat, namun sangat menyiratkan ketulusan di dalamnya.
Dan disaat keduanya melepas ciuman mereka dan terengah, kedua mata Dara terbelalak karena baru saja menyadari bahwa Daehan masih disini, bersama mereka. Namja kecil itu kini menutup kedua matanya dengan tangannya yang mungil.
YOU ARE READING
FATE
Fanfiction© 2014 dinaseptavida [RENOVATIO @indofanfictionsarts] Sandara Park, telah kehilangan Jaejoong Kim untuk selamanya. Hancur. Patah. Tidak lagi utuh. Namun demi malaikat kecilnya -Daehan Kim, ia berjuang untuk menjadi lebih kuat. Hingga suatu k...