Rienna menyusuri koridor sekolah dengan langkah gontai, untuk saat ini pikirannya sedang kacau. Tadinya dia berniat bolos sekolah, tapi bang Adrian memaksanya untuk tetap sekolah. Tubuhnya lemas, untuk menuju kelas saja memakan waktu banyak karena jalannya yang sangat lambat.Sungguh memprihatinkan.
Di saat Rienna menunduk sedari tadi, tiba-tiba seseorang menyentuh pundaknya d. Rienna pun mendongak dan mendapati laki-laki itu sedang memperhatikan Rienna.
"Ri?"
Kedua matanya bertabrakan dengan mata laki-laki itu, keduanya masih diam, tidak ada yang berbicara. Rienna yang sadar akan hal itu langsung membuang muka ke arah lain. Ia tidak menyangka kalau hari ini akan bertemu dengan laki-laki itu, hatinya mencelos mengingat orang yang pertama kali ia temui pagi ini adalah Marco.
"Hey," Marco menepuk pelan pundak Rienna, bermaksud ingin menyadarkan Rienna dari lamunannya.
Rienna hanya menoleh ke arah Marco, dengan mulut yang membisu. Melihat hal itu, Marco mengangkat sebelah alisnya sambil bertanya-tanya dalam hati.
'Tumben banget, nih anak diem aja. Biasanya cerewet.' Batin Marco.
"Ri, lo kenapa? Lo sakit? Gue anterin ke uks, ya?" Tanya Marco khawatir, sambil menyentuh kening Rienna dengan punggung tangannya.
Namun Rienna segera menepis tangan Marco dari keningnya, dalam hati sebenarnya ia tidak berniat seperti itu. Tapi, entah mengapa dia tetap melakukannya. Marco melongo sambil mengernyit bingung, ada yang tidak beres dengan Rienna, pikirnya. Rienna diam kembali, pandangannya lurus ke depan tanpa memperdulikan Marco. Rienna tidak tahu harus berbuat apa sekarang, semenjak bang Adrian mengatakan tentang apa yang ia pendam selama ini
"Kasih tau apa, bang?"
"Gue tau, lo masih inget sama Ali."
Deg.
Seketika tubuhnya mendadak kaku.Rienna mengernyit. "Kenapa lo nanya gitu?"
"Cha, sebelumnya gue minta maaf atas apa yang udah gue dan bonyok sembunyiin dari lo. Tapi, ini juga buat kebaikan lo, Cha." Jelas bang Adrian.
"Sem- sembunyiin apa?" Tanya Rienna gugup.
"Laki-laki yang selalu sama lo, yang selalu main ke rumah dan ngajak lo ke rooftop, laki-laki yang buat hidup lo berwarna, dan- laki-laki yang tiba-tiba pergi tanpa sepengetahuan lo. Dia sekarang kembali, Cha."
"Ali? Dia yang lo maksud?"
"Iya, bahkan sekarang lo gak manggil dengan sebutan itu lagi, Cha."

KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIENNA
Teen FictionDia kembali. Entah membawa hal baik atau buruk, lagi. [SLOW UPDATE]