07

2.7K 325 1
                                    

Hei...

Kau tau kau itu duniaku. Kau tau bahwa aku sangat mencintaimu. Aku tak bisa menemukan orang yang sama sepertimu. Kau dan aku sudah sama-sama berjanji bahwa kita akan terus bersama.

Jangan buat kisah kita seperti Romeo dan Juliet.

Kisah kita tak ditulis Shakespear. Kitalah yang membuat kisah kita sendiri. Kita takkan mati saat kisah ini berakhir. Seberapa banyak pun musuh diluar sana yang mencoba menjauhkan kita, aku akan tetap memperjuangkanmu. Meskipun kita dari bangsa yang berbeda bukankah kau dan aku sama-sama tak mempedulikan hal itu?

Apa kau akan tetap berpegang teguh pada aturan bangsamu?

Sejujurnya aku berharap kau akan melanggarnya. Tapi aku sadar kau takkan mungkin melakukan hal itu. Jika kau melakukannya kau sama saja tak peduli dengan rakyatmu dan lebih mempedulikan aku. Kau akan dianggap egois. Aku tau kau bukan orang seperti itu tapi...

... kau sudah menyakiti perasaanku.



"Ayolah cepat! kita ada pelajaran pengenalan hewan kali ini. Pastikan kalian mempersiapkan diri dan tetap mengikuti aturan," teriak prof. Grobbery, guru pengendali hewan. Kami menuju hutan kegelapan untuk mengikuti pelajarannya. Namun tentu saja kami masih dalam pengawasan. Jika ketahuan ada murid yang masuk ke hutan ini tanpa izin maka akan diberikan hukuman.

Entah kenapa prof. Grob bertepatan mengajar dua kelas saat ini. Kelas air dan kelas hitam. Tentu saja ada Sam. Setelah perbincangan singkat kami kemarin aku jadi tak ingin berbicara dengannya lagi.

Aku kembali menghindarinya.

Kali ini prof. Grob akan memperlihatkan kami telur-telur naga yang akan menetas. Kami diajarkan untuk merawat naga-naga yang baru menetas dari telurnya itu. Jujur saja ini sedikit merepotkan. Tapi prof. Grob bilang naga-naga ini bisa menjadi partner yang baik jika mereka sudah tertarik pada kita. Lagipula ukuran mereka saat telah dewasa sudah dibatasi jadi takkan membutuhkan wilayah luas untuk menjadi tempat tinggal mereka.

"Fallen," panggil seseorang di belakangku. Aku menoleh dan melihat Fred berjalan menghampiriku. "Hei bagaimana keadaanmu?"tanyanya.

"Apa maksudmu?"

"Yeah... kemarin kau sangat marah dan pergi begitu saja. Kupikir kau butuh waktu sendirian agar bisa menenangkan diri," jelasnya.

"Oh! Emh... soal kemarin aku benar-benar minta maaf. Aku tak seharusnya bicara seperti itu padamu," kataku mengingat kemarin aku sempat membentaknya.

"Tak apa, yang terpenting sekarang kau sudah kembali menjadi Fallen yang biasanya," katanya tersenyum.

"Yeah, mungkin," gumamku dan kembali berjalan.

Di dalam hutan ini terdapat sebuah bangunan yang mirip seperti rumah kaca. Tempat itu digunakan untuk menyimpan telur-telur naga, dan akan dikunjungi setelah mereka akan menetas. Sejak dulu para murid Sleavton yang ada di tingkat akhir akan diberi kesempatan untuk mengunjungi tempat ini. Jika ada naga yang tertarik dengan salah satu murid maka naga itu bisa menjadi miliknya. Telur-telur itu sudah ditentukan sesuai dengan kelasnya. Naga yang bisa dikendalikan dengan sihir hitam adalah milik kelas hitam. Dan naga yang bisa dikendalikan dengan sihir air adalah milik kelasku.

Kami memasuki bangunan yang dipenuhi dengan dinding kaca. Kecuali atapnya yang membentuk kubah. Atapnya tidak terbuat dari kaca. Kulihat telur-telur naga itu ditata melingkar mengikuti bentuk bangunan ini. Bisa dibilang warna telurnya bermacam-macam, dan beberapa memiliki ukiran yang berbeda-beda. Namun tetap saja biru adalah warna yang dominan milik kelasku.

FALLEN (the Fiery Passion)#3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang