Aku menemui Fred di perpustakaan setelah jam pelajaran selesai. Dia duduk bersama salah satu temannya. Dia membaca dan sesekali mempraktekkan sihir hitamnya. Aku menghampirinya.
"Fred," panggilku dan duduk di depannya. Mereka berdua menoleh dan menatapku. "Ada apa Fallen?" tanyanya.
"Bisa kita bicara sebentar?"
"Oke. Tentu," jawabnya. Dia bilang pada temannya sebentar dan lalu aku mengajaknya keluar. "kau mau bicara apa?" tanyanya setelah kami berada di luar perpustakaan.
"Waktu itu kau pernah bilang kan kalau akan ada murid baru?"
"Ya."
"Apa dia benar-benar kerabatnya Sam?"
"Apa Sam sudah cerita padamu?" tanyanya dan aku mengangguk. Kulihat Fred menghela napas, menimbulkan uapan-uapan kecil dari mulutnya. "Ya. Setauku juga begitu. Ada masalah?"
"Nggak sih. Aku hanya ingin tau apakah itu benar," kataku.
"Kalau Sam bilang seperti itu kau tak perlu meragukan kebenarannya lagi," balasnya. Dia memutar tubuhnya dan sekarang posisinya bersandar di tembok lorong. "lagipula Sam itu tak pandai berbohong," lanjutnya dan tertawa singkat. "Tapi... dia juga bisa menjadi pembunuh yang kejam Fal."
"Kau tau banyak soal dia ya?"
Fred mengedikkan bahu. "Kita berada di kelas yang sama. Dia sosok pendiam dan penyendiri. Tapi aku tau dia orang yang baik," akunya.
"Aku dengar itu," kata seseorang tiba-tiba. aku dan Fred menoleh secara bersamaan ke sumber suara itu dan melihat Sam sudah berdiri di sampingku. Dia menyandarkan bahunya ke samping dan melipat kedua lengannya.
"Baiklah kita bicara lagi nanti. Sampai jumpa Fallen," pamit Fred dan kembali masuk ke perpustakaan.
Aku berbalik dan menatap Sam. "Apa saja yang kalian bicarakan tentangku?" tanya Sam datar.
"Itu bukan pembicaraan tentang dirimu Sam," kataku.
"Oh, jadi sekarang kau mulai berbohong padaku? Jelas-jelas aku mendengarnya sendiri tadi."
"Yah... Fred yang memulainya lebih dulu," kataku. Kulihat Sam berbalik dan menatap ke arah pantai di luar, lalu menghela napas. "Sam," panggilku.
Dia menoleh. "Ya?" jawabnya.
"Apa benar tak ada yang tau kalau kau pangeran iblis?"
Dia menatapku selama beberapa saat. Lalu kembali beralih menatap ke luar. Dia menggeleng sambil tersenyum. "Tapi waktu kita ke kota Scarepoon tn. Franklin tau kalau yang menolongku saat itu pangeran iblis," jelasku.
Dia menoleh dan menatapku. "Yah... bisa saja itu teman dari ayahku yang pernah tau sosokku."
"Dan kau hampir menjauhkan orang yang mau menyembuhkanku," kataku tersenyum. Dia malah tertawa. Sungguh, dia terlihat amat manis saat tertawa seperti itu. Aku juga masih mengingatnya dengan jelas saat dia pertama kali menunjukkan sosok manusianya padaku dan menolongku dari Lucy dan Elliot. Dia menyembuhkanku dengan sihir hitamnya dan saat itulah aku baru menyadari kalau sihir kami bisa saling menyatu. Fred dan Sam sama-sama bisa melakukan sihir penyembuhan, namun hanya sihir Sam yang bisa menyatu denganku.
"Kenapa kau bersembunyi dari orang-orang Sam?" tanyaku padanya yang sedari tadi menatap lautan dingin di luar sana. Dia menoleh untuk menatapku sejenak, tersenyum dan kembali menatap lautan.
"Kebanyakan saat mereka tau tentang siapa kau sebenarnya, apalagi jika kau bangsawan, mereka akan menunjukkan sikap hormat dan sopan. Jujur saja aku muak dengan itu. Seolah mereka memasang topeng dengan menunjukkan sikap baik dan bijaksana pada kita lalu kita akan menganggapnya orang yang baik tanpa tau sifat asli dan keburukannya. Bukannya aku jahat hanya saja yah..." jelasnya dan aku mengangguk sembari tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
FALLEN (the Fiery Passion)#3
FantasyMurid baru akan datang... Dia adalah kerabat dekat Sam dan berada di kelas yang sama dengan Fallen. Sam tau bahwa kerabatnya itu selalu mencoba untuk mendekati Fallen, kekasihnya. Tapi ia tak pernah tau apa tujuan sebenarnya. Di sisi lain ayah Sam...