SATU

1.1K 54 3
                                    

"Apa lo yakin kita akan lewat sini bil?"tanya seseorang pada sahabatnya yang berniat melewati sebuah kelas yang tak asing baginya.

"Iya,gue yakin.Kan lo  yang dari tadi penasaran banget pengen tau Pangeran lo yang sok keren itu kesekolah atau tidak!"Jawab cewek yang dipanggil Nabila oleh Gia disampingnya.

"Iya,iyah gue tau.Tapi setidaknya kecilkan sedikit suara toa lo itu Bil"protes Gia dengan wajah sedikit khawatir namun terselip sedikit senyuman diwajahnya.

Tak lama kemudian,muncul lah sosok cowok yang dibicarakan dua gadis tersebut dengan wajah tampan namun datar yang tak asing lagi bagi Gia.
Ya,dia adalah Febrian Danu Kusuma yang kerap dengan sebutan Rian.
Rian merupakan sosok cowok dengan kepribadian tertutup serta sikap dinginnya yang menjadi ciri khas tersendiri bagi Gia untuk mengaguminya.Dia dikenal banyak orang karena sikapnya yang baik dan penyayang.

"Rian,nih Si Gia dari tadi nyariin lo mulu.Katanya sih kangen,iya kan Gia?gumam Nabila dengan santainya saat mereka berdua berhadapan dengan Rian

"E-eh...gak.Siapa bilang gue nyariin dia?Orang gue mau nemuin si Tita kok"jawab Gia dengan sedikit terbata namun disertai dengan tawa yang dibuat-buatnya

"Oh,Tita lagi keluar tadi katanya mau nyari guru"kata Rian dengan dingin

"Huh,Tita mah gitu.Giliran dicariin aja gak ada"celoteh Gia dengan wajah murung buatannya."Kita balik sekarang deh Bil.Eh makasih yah Rian"sambungnya.

Tanpa menunggu jawaban Rian,Giapun menarik tangan Nabila dengan senyum khasnya yang membentuk dua lesung pipit di kedua sisi dagu mungil milik Gia.

---

Setibanya dikelas XII IPA8
"Huaaa...tangkyuu Nabilaku sayang yang baik hati.Berkat lo,gue bisa ngeliat wajah handsome pangeranku"ricuh Gia yang merusak keheningan kelas

Nabila menatap Gia "Lebay banget lo ,si Rian dibilang ganteng.Cowok ganteng tuh kaya Dimas Anggara kale"

"Kesian ya kalian,gue sih mending muji pacar sendiri ketimbang dua cowok gak jelas itu"sambar Vee salah satu sahabat mereka.

"Heh,emang lo punya pacar?bhakk"tawa Gia.

"Udah ah kalian ribut mulu,guru dateng aja baru tau rasa"kini Dina bersuara.

"Iya neng,gak usah garang gitu mukanya Gia takut hahah"candanya

Suasana di kelas itu kembali hening sembari menunggu lamanya bel istirahat berbunyi.
Nabila memanfaatkan keheningan itu dengan berselfie ria,Vee asyik bbman,Dina terbuai dengan indahnya lantunan musik 5sos sedangkan Gia,entah apa yang dilakukannya dengan senyum manis sendiri memandangi layar handponenya.Aneh memang

'tingg,tingg,tingg'

Setelah sekian lama akhrinya bel yang ditunggu telah berbunyi,seluruh murid yang berada di dalam ruang kelas kini berbondong-bondong mengisi perut dengan makan di kantin sekolah.

"Kantin yuk,laper nih"ajak Vee

"Yuk,aku laper juga nih gak sarapan soalnya"timpal Dina dengan malasnya

"Wait,2 menit lagi yah nona-nona manisku"rayu Gia

"Eleh..mau modus lagi lo Gia biar bentar datengnya barengan sama Rian?"Tanya Vee dengan memutar bola matanya

"Tau aja lo babe"Jawab Gia dengan tawa devilnya

Setelah 2 menit menunggu, merekapun melangkahkan kakinya ke kantin.Kecuali Nabila,ia memang jarang ke kantin karena sebelum kesekolah sudah sarapan dirumah.Selain itu,Nabila juga memilih untuk menabung dibandingkan jajan.

Saat mereka sampai di kantin,Gia beruntung karena bertemu dengan sang pujaan hati 'Rian' yang berjalan sendiri kekantin.Seperti biasa,Rian duduk sejenak diteras lab fisika yang bersampingan dengan kantin sembari menuggu banyaknya manusia yang datang kekantin dengan tujuan sma dengannya.

"Guys,gue kesana ya.Mau beli minum dulu,bentar doang kok"Tanpa menunggu jawaban dari kedua sahabatnya,Giapun berjalan tempat tujuannya.Dia beralasan membeli minum kepada sahabatnya,namun ternyata cuma akal-akalan Gia saja agar bisa dekat dengan Rian.
Dipandanginya dengan teliti seorang cowok manis yang sedang menutup matanya.
Tanpa Gia sadari,Rian telah membuka matanya dan saat ini tengah menatap Gia dengan heran.
Rianpun berdehem pelan sehingga Gia membuyarkan lamunannya.
Kini Rian mendapati wajah merah merona milik Gia yang malu akibat ketahuan memandanginya.
.
.
.
.
.

Anggia Pov

Jantungku kembali memburu dengan cepatnya ketika kembali mengingat kejadian memalukan tadi disekolah.
Memang ini bukan kali pertama aku membuat kejadian-kejadian memalukan disekolah tetapi entah alasannya apa kejadian kali ini benar-benar membuatku malu.Mungkin karena dia-- spesial buatku.

Dering notif pesan menyadarkanku yang sedari tadi melamun,dengan cepat dan semangat aku membukanya berharap Rian yang mengirimiku pesan.

'Lo dimana?bagus banget jam segini belum pulang,hidup cuman buat nyusahin ortu aja!'

Shit!gak nyadar kali ya,hidup dia kaya gimana, gumam ku kesal ketika membaca pesan masuk yang dikirim oleh kakakku

Begitulah kehidupanku, sangat sangat kelam.Kebahagian yang tidak pernah kumiliki dirumah sendiri,yang selalu menjadi alasan broken home ku.
Bukan karena pertengkaran yang sering terjadi pada orang tuaku,bukan juga karena mereka sibuk dengan pekerjaannya tetapi perdebatan antara aku dengan kedua orang tuaku yang membuatku lebih banyak menghabiskan waktu diluar.
Jujur saja,aku anak yang cengeng dan sensitif.Kata kata kasar yang mereka tujukan padaku bukannya membuatku kuat tetapi malah semakin cengeng.

'Apa salahku?mengapa kalian sepertinya begitu membenciku?apa karena penyakit yang kuderita membuat hidup kalian sulit?jika memang seperti itu,berhentilah memikirkannya.'

Kalimat itulah yang selalu muncul dalam benakku ketika perdebatan kami terjadi.Entah mengapa aku tidak bisa mengeluarkan kalimat itu dari mulutku.

------

Kini aku telah berada didalam rumahku yang terlihat begitu sepi,tidak biasanya suasana seperti ini kutemukan ditempat bagai neraka ini.
Satu-satunya orang yang menyambutku pulang adalah adikku yang memang begitu dekat denganku,dia yang menjadi alasanku untuk pulang kerumah.yang selalu menghiburku,menemaniku jika aku kembali meneteskan bulir-bulir air mata yang sudah menjadi kebiasaanku mungkin hampir setiap hari.

Wajah yang selalu kutunjukkan ditempat ini begitu berbeda setelah berada disekolah.itulah aku,yang tidak ingin menunjukkan betapa kejamnya kehidupan yang ku jalani pada mereka sahabatku karena tidak ingin membuat orang-orang yang kusanyangi terusik karenaku.

"Keyla kok rumah sepi ya?" kataku pada seorang anak yang kini berada didekat ku

"Mama papa sama kak Gea lagi keluar,gak tau kemana kak.kalo kak Gio belum pulang kayaknya" Keyla menjawab

"Kamu ditinggalin sendiri dirumah?"

"Tadi pas keyla pulang sekolah rumah udah kosong aja.kok kakak tumben pulangnya cepet?"

"Kakak tiba-tiba kengen banget sama anak cantik yang namanya Keyla dirumah ini,gak boleh?" canda Gia yang kini memeluk anak yang ia maksud

"Ah kakak bisa aja.udah sana kakak mandi dulu,bau banget deh.Keyla gak sanggup nyium baunya" kata Keyla dengan senyum polosnya dengan tangan yang kini menutup hidungnya

"Iya iya,kakak mandi sekarang" jawab Gia sembari berjalan menuju kamar mandinya

Setelah Gia selesai mandi,ia merebahkan badan di atas ranjang QueenSize miliknya.
Kini matanya tertuju pada jam dinding miliknya yang telah menunjukkan pukul 22:10.pikirannya saat ini tertuju pada pemilik rumah itu yang belum ia ketahui keberadaannya.
"Dimana mereka,kenapa belum pulang?bukan hal yang biasa sepertinya" batinnya berkata.
Tapi apa gunanya Gia peduli dengan hal itu.mereka juga gak bakal tau,bahkan tidak mau tau.

MenungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang