1

138 24 0
                                    

Enjoy reading!!
.
.
Sorry typo
.
.

Veronica POV

"SHELL!! Dia ganteng banget weh! Sumpah ya ampun" ucapku berbisik histeris

"Ya ya ya, lu udah ngomong berapa kali ver kayak gitu, bosen gue dengernya ver setiap hari"

"Ahh lu jangan gitu dong, temen lu lagi happy juga."

"Iye iye, ngomong langsung dong keorangnya bisanya jadi penggemar rahasia aje lu... gak rahasia rahasia juga sih dia taukan ya lu suka sama dia"

"Wah!! Lupa lu ye gue udah ngomong berapa kali ke dia, malahan gue udah nembak dia. Tapi dia gak respon" ucapku jengkel

"HAH?? APAAN VER SI VERLY GAK RESPON.." teriak Sheila sampai semua mata tertuju kepada kami berdua.

"Sialan lu Shel, nanti si Verly denger" lantas aku langsung menutupi mulutnya, ucapan ku terpotong saat mataku dan matanya bertemu.

Dia memperhatikan ku dengan pandangan seperti 'ahh dia lagi' aku tahu Verly tidak suka dengan ku. Aku sudah sering menembaknya? Terserah kalian mau bilang aku murahan atau gak punya gengsi. yang penting aku sudah ngengungkapkan perasaan ku.

"Tuh kan shel, elu sih, mereka pada ngeliat kesini"

"Heheh iya sorry sorry lagian kocak"
Aku meninju lengannya, dia meringis.

"Shel gue ke Verly dulu ya mau ngejelasin masalah barusan"

"Ngapain coba? Penting amat ya? Dia juga gak peduli tuh kayaknya" sambil mengarahkan dagu ke Verly yang terlihat sedang asik mengobrol dengan teman temannya

"Bodo amat. Yang penting udah ngomong"

"whatever." Sambil melanjutkan makannya

Aku pun bergegas ke meja yang terdapat Verly san teman temannya. Saat aku datang dia terlihat biasa saja, tetapi teman temanya ada yang berbisik dengan tertawa, ada yang mengoda kami dengan bersiul, tetapi Verly tetap dengan wajah datarnya.

Tidak ada yang berbicara sampai aku menyapanya.

"Hei Ver, gimana kabarmu hari ini? Udah ma.."

"Kenapa?" Ucapnya datar

"Hmm hehe, maaf ya barusan tadi ai Sheila bacot banget jadinya heboh deh dianya"

Dia tetap dengan tatapan dinginnya dan wajah datarnya berbeda dengan saat berbicara dengan temannya, "Terus? Penting buat gue?".

Hati ku mencelos mendengar ucapannya, kalau kalian belum tahu Verly itu lelaki yang sangat dingin, banyak wanita yang menyukainya bahkan adik kelas sangat memujanya. Dia terkenal hebat dalam basket, teman temannya juga bisa di bilang siswa siswi elit di SMA ini, berbeda denganku?. Walaupun aku sakit mendengar ucapannya aku tetap memasang senyum termanisku di depannya.

"Heheh enggak sih, biar kamu gak risih aja, aku gak mau kamu gak nyaman" kataku menaruh nada kekhawatiran. Teman temannya pun beraiul menggida lagi.

"Hah? Risih? Emang lu siapa gue? Sampe gue ngerasa risih?"

"Udahlah lah lu masih ngarep banget sama gue? Udah berapa kali gue you're not my type! Mending lu cari yang lain aja kita gak selevel"

Sudah kurasakan air mataku sudah tergenang di depan mata, tanpa di aba aba aku pun berlalu keluar kantin. Melewati mejaku dan Sheila dia memandang ku kaget dan ikut mengejarku. Dia menangkap lenganku.

"Ver lu kenapa?! Dia kurang ajar sama lu! Sialan tu cowok gue kasih pel.."

"Jangan Shel! Gue cuman lagi pengen sendiri"

"Tapi.."

"Sheila, tinggalin gue" dia pun membuang nafas dengan terpaksa sebelum dia menginggalkan ku dia memberi pelukan singkat untuku. Kau sahabat terbaiku Shel!!

***
Yeay!!
Comment and Vomment yaa!!
Makasih banget lho sebelumnya

"Dreaming"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang