7

75 14 1
                                    

Enjoy reading
.
.
Sorry typo
.
.

Veronica POV

"Mendingan kita putus aja".

Deg.

Aku sungguh terkejut mendengar kalimat itu. Apa aku tidak salah dengar. Bahkan ini belum genap 1 hari pacaran kami.

Aku merasakan seluruh tubuhku gemetar. Bahkan dia hanya meminra maaf karena pukulannya bukan karena adegan mesra dia dan Kenya.

"Maksud kamu apa Ver?", tanya ku gugup.

"Ya kita putus aja, gue masih punya hati buat gak biarin lu sakit hati setiap liat gue sama Kenya. Dan gue gak mau harus terus merasa bersalah sama lu setiap lagi mesra sama Kenya"

Hati ku terasa di cabik cabik.

Sungguh sakit hati ini ya Tuhan.

"Ta..tapi ver aku sayang dan cinta sama kamu. Apa kamu ada rasa sedikit pun sama aku? Aku tulus ver", dan cairan hangat mulai mengalir ke pipi ku.

Dia diam sejenak mengarahkan pandangan luruh ke jalanan, seperti sedang berfikir. Tak lama dia kembali menghadapku.

"Enggak, gue kan udah pernah ngomong sama lu. Ini itu pacaran paksaan. Gue gak pernah cinta sama lu, karena lu maksa aja makanya gue mau"

"Tapi ver aku gak bisa, aku gakpapa biar kamu mesraan sama Kenya kek, ciuman dengan Kenya kek, bahkan kalo misalnya kita nikah aku di duakan juga tidak apa apa. Asalkan aku sama kamu" kataku tulus dan mulai terisak.

Dia membelalakan matanya kaget, "Lu udah gak waras ya?! Ada gitu orang mau di duain?! Sumpah gue gak habis pikir! Terserah lu aja deh, gur gak peduli. Yang penting gue udah ingetin lu untuk yang kedua kalinya. Dan gue gak akan minta maaf untuk itu".

Tidak ada yang bersuara setelah itu sampai terdengar suara dari Handphone Verly. Dia mengangkat telphone nya.

"Iya mah..", ohh itu mama nya.

"Aku gak bisa... tapi... yaampun mah.. okay iya mah"

Dia menoleh kepadaku. Tetapi tatapannya mulai dingin seperti dahulu kala.

Mengapa dia sangat dingin?

"Mama gue maksa gue makan malem bareng, tapi gue udah terlanjur izin sama nyokap lu kalo gue mau ajak lu jalan. Jadi lu ikut gue makan malem sama nyokap gue", ucapnya datar.

Mama nya? Aku belum pernah melihatnya? Dan dia mengajakku makan malam bersama ibunya!

"Ga..gak usah Ver. Aku di rum..."

"Gak usah bantah. Gue gak mau di cap jelek sama nyokap lu", kemydian dia menyalakan mesin mobil menuju rumahnya.

Ternyata dia hanya tidak mau pamornya hancur.

***

Mobil memasuki perkarangan rumah yang sungguh besar. Di perkarangan tersebut terdapat taman yang luas, cukup untuk bermain bola. Ditengah taman tersebut terdapat air mancur dengan patung kuda yang besar.
Mobil juga berderet 4 di samping rumah yaitu BMW, Lamborgini, Fortuner, dan Alphard.

Aku tidak menyanhka ternya Verly sangat kaya.

Sampai di depan pintu rumah Verly tanpa aba aba langsung turun. Akupun mengikutinya turun dan mengintilinya masuk ke dalam rumah.

"Mah Verly at home..."

Lagi lagi aku dibuat kagim oleh keadaan rumah Verly. Dia sungguh kaya raya.

"Dreaming"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang