Sudah satu minggu gue memberikan tugas kepada agen Ajeng dan Doni. Hari ini deadline hasil investigasi yang mereka jalani. Kira-kira dua bocah itu becus atau gak ya menjalankan misi dari gue. Semoga saja lah hasil laporan mereka baik dan lengkap.
Selepas pulang sekolah, gue langsung mengajak Ajeng dan Doni ke kantin untuk rapat hasil investigasi. Gue pun langsung membuka rapat dengan tidak sabaran kayak orang mau berak. Ajeng dan Doni langsung meneriaki gue yang begitu tak sabaran, karena langsung membuka rapat dengan 1001 pertanyaan. Untungnya mereka tetap mau memberitahu. Satu per-satu data mengenai Dea mereka keluarkan dari berkas yang mereka bawa. Terlihat begitu banyak kertas kosong daripada kertas yang berisi informasi Dea. Sungguh mengkhawatirkan.
Ajeng menceritakan detail tentang Dea serta cerita pengalamannya. Ada juga satu cerita kejadian saat Ajeng dan Dea pulang sekolah yang bikin gue ketawa. Saat itu Ajeng dan Dea pulang sekolah jalan kaki menuju halte. Saat di halte ada seorang anak kecil yang menjadi pengamen. Tak lama kemudian Ajeng mengeluarkan air mata dan menangis begitu histeris. Melihat itu Dea binggung dan bertanya.
"Kakak kenapa?" Ucap Dea.
"I... tu... liat" JawabAjeng tersedu-sedu.
"Ohh... anak kecil itu yaka?"
"Bukan... ta..pi disebelah anak kecil itu.. so sweet banget mereka berdua"
Yang benar saja, ternyata Ajeng menangis karena melihat orang pacaran begitu mesra, benar-benar zomblo tingkat dewa teman gue yang satu ini.
Lanjut sekarang Doni yang menceritakan detail orang-orang terdekat Dea. Ternyata Doni tidak main-main dalam menjalankan misi. Dia rela beberapa kali diusir oleh Tante Dea karena dikira pengemis. Mungkin pada saat itu dandanan Doni berantakan, tapi emang tiap saat dandanan nya berantakan sih. Dia juga diusir oleh Nenek Dea, bukan karena dandanan nya. Tetapi karena Doni menjatuhkan bra milik Nenek Dea yang berenda-renda di jemuran depan rumah beliau.
Begitu banyak rintangan yang dilalui Doni buat menjalankan misi nya, tapi ada hikmah nya juga. Sekarang dia lagi dekat dengan Sasa. Hebat juga modus Doni hingga bisa mendekati Sasa, bahkan mungkin sebentar lagi mereka berdua bakalan jadian.
Setelah beberapa jam Ajeng dan Dea selesai menceritakan semua informasi yang mereka dapatkan selama satu minggu menjalankan investigasi. Ajeng pun langsung meminta tanggapan gue dan menanyakan kapan gue mulai beraksi buat PDKT dengan Dea.
"Terimakasih untuk agen Ajeng karena telah menjalankan investigasi dengan baik, bahkan sekarang bisa bersahabat beneran sama Dea" Ucap gue.
"Kira-kira setelah hasil investigasi ini, saya bakal langsung menjalankan aksi saya PDKT dengan Dea serta menjalankan misi saya untuk mempersiapkan kencan pertama. Tentunya dibantu kalian juga" Lanjut gue.
"What?? mana bisa! Katanya kan buat kencan pertama lo bakal mempersiapkan sendiri" Jawab Ajeng.
"Iya.. tapi kan.." Balas gue binggung mau jawab apa.
"Ayolah lo jangan jadi pengecut terus dong" Jawab Doni.
"Gue bukannya gak mau bantuin lo, cuman gue rasa tugas gue sebagai sahabat udah cukup sampai sini. Gue gak mau lo selalu minta bantuin gue sama Doni. Lo harus usaha juga!" Ucap Ajeng memarahi gue.
"Ayolah jeng, gue gak pengen gagal lagi kali ini. Itulah sebabnya gue pengen yang terbaik dengan bantuan kalian"
"Udah STOP!! Mending dari sekarang kita gak usah berteman lagi deh. Capek nasehatin lo!! sampai lo mau berubah baru kita temenan lagi" Ucap Ajeng marah dan kesal, lalu pergi meninggalkan kantin.
"Maafin gue ya Za, gue rasa lo harus bisa!!" Ucap Doni, kemudian mengikuti Ajeng.
Rasanya begitu menyakitkan saat sahabat yang paling kita sayangi pergi meninggalkan kita, rasa sakit ini bahkan lebih perih daripada saat gebetan meninggalakan kita. Antara kecewa dengan Ajeng dan Doni, juga kecewa pada diri sendiri.
Mungkin bagi orang-orang biasa aja PDKT, tapi bagi gue itu sangkat sulit. Karena di dalam diri gue selalu muncul ketakutan kalau gue nantinya ditolak lagi. Sudah cukup sakit rasanya selalu ditolak. Tapi gue juga gak mungkin lagi kan hidup zomblo terus, bosan lah. Disaat gue liat teman-teman sekelas, teman-teman beda kelas, teman-teman kakak kelas, bahkan teman-teman adik kelas (kaya punya banyak teman aja) semuanya udah punya pacar. Malu aja sih, orang-orang pada ada yang merhatiin, eh giliran gue makan-makan sendiri, jalan-jalan sendiri, foto-foto sendiri, tidur-tidur sendiri tak ada yang menemani. Malah jadi nyanyi.
Karena bagi gue sangat sulit buat PDKT maka dari itu sebenarnya gue pengen minta bantuan Ajeng dan Doni lagi. Tapi mereka sekarang udah pergi dan mau gue jadi mandiri. Tanpa harus ketergantungan dengan bantuan mereka. Gue tauniat mereka baik, cuma apa mereka tidak mengerti bagaimana dengan perasaan gue disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KZL : KAGAK ZOMBLO LAGI
Teen Fiction[PROLOG] Hidup ditengah zaman peradaban baper ini memang susah untuk bertahan hidup dengan status "ZOMBLO". Apaan tuh ZOMBLO? "ZOMBLO" berasal dari kata "JOMBLO" yang sedikit dipergaul menjadi "ZOMBLO". Kaum zomblo biasanya udah kenyang dikatai...