Kemarin sahabat gue Ajeng dan Doni telah menyelasaikan tugas mereka, sekaligus menyelasaikan persahabatan yang gue jalani dengan mereka. Hari ini terasa begitu hampa, raut muka senang serta tawa kini hilang. Biasanya gue selalu tertawa lepas bersama mereka berdua, kini mereka telah menjauh. Kenapa bisa begini? Padahal mereka dulu sangat dekat seperti nadi, tetapi kini mereka jauh seperti matahari. Tak ada tegur sapa lagi saat gue mendekati mereka berdua. Apa gue begitu bersalah dengan mereka? gue sungguh bingung harus berbuat apa.
Begitu banyak kenangan yang telah gue lakukan bersama mereka, kebanyakan sih pengalaman lucu. Awal pertemuan kami pun begitu konyol, gue selalu tertawa mengingatakan hal itu. Jadi pertama kali gue bertemu dengan Doni waktu MOS.Waktu Doni sedang kencing lalu tiba-tiba ada kakak kelas yang mencoba mengejutkannya dan menepuk belakang Doni, karena begitu terkejut ia langsung berbalik dan sontak air seni yang sedang ia keluarkan muncrat mengenai muka kakak kelas itu. gue yang melihat nya hanya bisa tertawa. Kakak kelas tersebut langsung marah dan menghukum Doni dan juga gue. Gara-gara melihat dan menertawakan kejadian tersebut gue juga ikut dihukum. Kami pun dihukum keliling lapangan sambil jongkok.
"HAHA... benar-benar konyol yang kamu lakuin tadi" Ucap gue sambil menjalankan hukuman.
"Menurut kamu siapa yang salah? Salah kakak kelas itu juga kan. Siapa suruh ngagetin orang pas lagi kencing" Jawab Doni yang kesal.
"Iya bener, mungkin kakak kelas itu sedang mandi tujuh rupa sekarang gara-gara kena air seni kamu"
"Ah... biarin, emang enak minum air seni"
Pertemuan gue dan Doni memang begitu konyol. Lalu waktu gue bertemu Ajeng pun sangat berkesan. Waktu pertama masuk kelas 1, banyak yang mengira Ajeng menderita kelainan. Karena dandanan rambutnya yang ombre gak jelas itu ditambah raut muka kumel tidak ada ekpresi sama sekali alias datar, membuat ia ditertawakan semua orang. Lalu gue dan Doni yang melihatnya sangat tidak tega dan mencoba menolong Ajeng agar tidak dibully lagi. Kami berdua menghentikan orang-orang yang menghina Ajeng dengan menutup mulut mereka dengan uang. Jadi uang saku kami langsung kami masukkan ke dalam mulut mereka agar tidak bisa menghina Ajeng lagi. Kami pun langsung dihajar oleh mereka dan berujung masuk ruang BP. Ajeng pun merasa tidak enak, ia pun meminta maaf serta berterima kasih kepada gue dan Doni. Sejak itu lah kami bertiga dekat dan bersahabat.
Tapi sekarang keadaannya begitu rumit. Inikah akhir? Akhir persahabatan yang telah lama kami jalani.
Seminggu gue merenung dan memikirkan apa yang harus gue lakukan. Akhirnya gue dapat pencerahan yaitu kata "Maaf" mungkin itu yang ingin mereka dengar dan mereka ingin gue sadar akan kesalahan yang gue lakukan. Gue yang biasanya begitu pengecut pun menemui mereka berdua untuk meminta maaf. Mereka berdua memasang muka kesal dan cuek.
"Don.. Jeng.. gue minta maaf sama kalian berdua, gue sadar bahwa kalian sebenarnya gak maukan gue jadi orang yang pengecut?"
Mereka hanya diam dan kemudian meninggalkan gue.
"Ada apa ini? Bukan perkataan maaf yang kalian ingin dengar? Lantas harus bagaimana lagi?" Bisik gue dalam hati.
Sekarang gue benar-benar kecewa dengan mereka. Gue sudah memberanikan diri untuk meminta maaf kepada mereka. Gue rasa kesalahan gue juga tidak begitu fatal. Mereka memperlakukan gue seperti seorang pendosa saja sampai tidak mau memaafkan.
Sekarang bukan kesalahan gue lagi, kalian lah yang telah memutus tali persahabatan ini. Baiklah kalau begitu, gue akan melanjutkan hidup dan gue akan melupakan kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
KZL : KAGAK ZOMBLO LAGI
Teen Fiction[PROLOG] Hidup ditengah zaman peradaban baper ini memang susah untuk bertahan hidup dengan status "ZOMBLO". Apaan tuh ZOMBLO? "ZOMBLO" berasal dari kata "JOMBLO" yang sedikit dipergaul menjadi "ZOMBLO". Kaum zomblo biasanya udah kenyang dikatai...