Chapter 2

39.8K 963 26
                                    

-Author POV-

Setelah si kembar melarikan diri dari amukan Mama Ika, tiba-tiba saja Lia teringat akan sesuatu. "Yo, kita ke sekolah naik apa?"

"Ya naik motor lah."

"Eh? Bukannya motor lo di bengkel ya?!" balas Lia panique.

"Elah,, kita kan bisa naik mobil. Jadi ga perlu lah panik kek emak-emak kehilangan anak di pasar gitu," jawab Lio santai tapi membuat Lia geram.

"Yaudah ah, ayo berangkat cepet!" omel Lia yang justru mendapat kekehan dari Lio.

Selama perjalanan menuju ke sekolah, si kembar hanya diam dan berkelana dalam pikiran masing-masing.

"Yo, Lio," panggil Lia ragu-ragu.

"Hm?" balas Lio acuh.

"Ih Lio ditanyain bener-bener juga!" omel Lia (lagi) karena tidak mendapat respon serius dari Lio.

Lio memutar kedua bola matanya malas karena sifat manja dari kakak perempuannya ini. "Iyaudah ... ulangin."

"Yo, Lio," Lia mengulang.

"Iya~ kakakku yang cantik, imut, dan manjaaa," balas Lio dengan nada yang dibuat-buat sembari mencolek dagu kakaknya itu. Sukses membuat Lia melotot disertai tatapan jijik ke arahnya.

"Iyyuuh! Geli tau ga dengernya, Yoyok!! Gue ga minta respon alay bin menggelikan kek gitu bego!" Lia menatap sebal ke arah adik kembarnya tersebut.

"Iyaudah anjer. Apaan terusan?"

"Ga. Makasih!" jawab Lia ketus.

Akhirnya sisa perjalanan ke sekolah mereka habiskan dalam diam. Bahkan ketika mobil diparkirkan, Lia langsung saja turun dari mobil kemudian membanting pintu mobil dengan sangat teramat keras tanpa memperdulikan panggilan dari Lio.



-Lia POV-

Ugh, bete banget sih punya adek satu-satunya kek gitu. Diharap-harap tapi nyatanya ga bisa diharapin. Sigh!

"Lia! Tunggu Li!!"

Eh? Kek kenal deh sama suaranya. Siapa ya? Suara cowo, terdengar tegas dan kelelahan. Atau jangan-jangan itu Lio?! Idih, ogah kalau dia yang ngejar. Bodoamat dia makin kecapekan ngejar gue. Hehehe, gue cepetin aja ah jalan gue biar dia tepar.

"Ya!! Liaa!! Ampun, Tuhan?! Capek gue ngejar lo Leeaaak!!"

Demi apaan. Itu bukan suaranya Lio, karna suara Lio kalau dibuat teriak jatuhnya malah kek toa masjid. Sedangkan cuma satu cowo di sekolah ini yang manggil gue Leak ...

... dan siapa lagi kalau bukan?! Itu 'kan suaranya Rama, njir.

"Haduh Leak, lo gue teriakin ga noleh-noleh, malah jalannya nambah kenceng lagi. Lo kira gue bakal ngeperkosa lo gitu?" cerocos Rama dengan napas berat.

"Aduh. Gue mau banget kalau diperkosa sama lo si my pujaan hati!"

"Hehehe sorry, abisnya aku kira kamu si Lio. Makanya aku ngehindar." Haduh ... kasihan banget sih pujaan hati gue, hanya gara-gara gue aja dia sampai lari ngos-ngosan gitu.

"Eh ngoong, ngapain bengong?"

"Dih! Ngoong, ngoong, lo kira gue knalpot bajaj gitu?!" Ettt bego! Kenapa gue malah ngebentak Rama gini sihh?!

"Ciah ... udah berani nyolot," Rama menaikkan alis, "emangnya lo sama Lio berantem kenapa lagi?"

"Biasa. Urusan sepele kok, lagian dianya aja yang lebay." Padahal mah--

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang